Nado Saranghae Part.13 {Last. Part}

Akhirnya ini sampai ke part terakhir juga *tebar bunga*

gomawo buat semua yang udah membaca n komen ff ini.

ini ff pertama di blog ini yang selesainya lama banget.

hahahaha …

mianhae kalau ff ini kelamaan

sekarang, semoga kalian masih mau baca.

and semoga gak mengecewakan, ya.

Happy reading ^^

ps: yg d’bold n italic itu kenangan’ny / ingatan’ny Kyuhyun & Yeorim ya ^^

Cast: Cho Kyuhyun/Kim Yeorim/Kim Kibum/Shim Changmin/Kim Heechul/Lee Donghae/Choi Siwon/Lee Sungmin/Kim Young Woon/Cho Ahra/Park Jung Soo.

=====================================================================================

3 years latter …

Yeorim POV~

Menurut Kibum, hari ini Kyuhyun, Cho ahjussi, Cho ahjumma, dan Ahra eonni akan kembali dari Jerman. Kami –Aku, Kibum, dan teman-temannya- akn membuat penyambutan kecil-kecilan untuk mereka. Untuk Kyuhyun lebih tepatnya.

Masih ku ingat kata-katanya 3 tahun yang lalu.

 “Saranghae …”

“Jangan jawab sekarang. Tunggu aku 3 tahun lagi dan jawab pada saat itu. Jika kamu juga mencintaiku, tunggu aku. Kalau kamu tidak mencintaiku, tidak usah menungguku”

Aku sudah punya jawabannya sedari dulu. Aku juga mencintainya. Dan aku tak sabar untuk bertemu dengannya dan memberikan jawabanku itu padanya. Namun entah mengapa aku merasa ada yang aneh. Aku merasa sangat cemas. Entah kenapa aku secemas ini. Dan aku juga merasa ada yang ditutupi oleh Kibum dan oppadeul. Entah ini hanya pikiranku atau apa, namun aku sungguh tidak nyaman dengan ini semua.

“Jam berapa mereka akan tiba, Kibum-ah?” Tanya Heechul oppa.

Kibum melihat jam di tangannya sebentar. “Sekitar pukul setengah 4 siang, hyung” Jawab Kibum oppa.

“Masih ada 6 jam lagi, kita harus berkerja ekstra cepat” Seru Siwon oppa.

Kami melanjutkan lagi acara menghias ruang tengah rumah Kyuhyun ini.

“Aah … Yeorim-ah. Bisakah kau nanti menemaniku mengambil kue di toko kue?” Tanya Kibum.

Aku menganggukkan kepalaku. “Nde aku bisa”

….

“Cepat, Kibum-ah … Ini sudah jam 3 lewat 15 menit. Sebentar lagi mereka akan sampai” Seruku pada Kibum yang sedang menyetir.

Saat ini kami baru pulang mengambil kue. Namun, sudah hampir 1 jam kami terjebak macet. Tumben hari ini sangat macet.

“Sabar Yeorim-ah. Ini macet, kita bisa berbuat apa” Ujar Kibum menenangkanku.

Aku tidak dapat duduk dengan tenang. Sesekali aku melirik jam di tanganku dan melirik keluar jendela mobil. ‘Semoga Kyuhyun belum sampai’ Doaku dalam hati.

Dan akhirnya kami terbebas dari macet ini. Waktu kami tinggal 5 menit lagi. Bisakah kami sampai dalam waktu 5 menit ini?

….

10 menit kemudian kami baru sampai. Dan sudah terpakir sebuah mobil di depan pintu rumah Kyuhyun. Sepertinya kami terlambat.

Aku keluar dari mobil dengan tergesah-gesah. Kemudian aku langsung berlari masuk kedalam sambil menenteng plastic berisi kue cokelat putih untuk Kyuhyun.

“Kyu …” Panggilku pada nemja yang ada di hadapanku yang sedang memunggungiku sambil berpelukan dengan yang lainnya.

Dia menolehkan kepalanya dan menatapku. Rasanya napasku berhenti saat ini juga saat melihat wajahnya yang sangat kurindukan ini.

Dia menatapku lama dan kami semua terdiam. Entah ini perasaanku atau bukan, aku merasa semuanya menatap kami dengan tatapan khawatir.

“Nuguya?” Tanya Kyuhyun pada akhirnya.

Deg … Apa maksudnya?

“Kyu-ya …” Aku menatapnya bingung.

Dia menatapku balik sambil mengrenyitkan dahinya. “Nuguya? Apakah kita saling mengenal?”

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku saking kagetnya. Kenapa dia tidak mengenaliku? Ada apa dengannya?

Tanpa terasa air mataku mengalir dari kedua sudut mataku. “Ini … Aku … Kyu” Ujarku sambil terisak.

“Apakah kita saling mengenal? Maaf aku tidak ingat padamu” Ucapnya penuh rasa penyesalan.

Tangisku semakin hebat dan aku merasa ada yang menarik tubuhku kedalam pelukannya.

“Uljima, Yeorim-ah …” Ucapnya. Kibum yang memelukku.

“Ada apa dengannya?” Tanyaku shock.

Kurasakan tangan Kibum membelai kepalaku. “Maaf kami tidak mengatakannya padamu. Dia amnesia. Dia mengalami kecelakaan di sana, 1 tahun yang lalu. Dan dia amnesia. Dia tidak ingat pada kita semua” Ucap Kibum.

Tangisku semakin kencang. Plastik kue yang sedari tadi kupegang, terjatuh kelantai. “Dia tidak ingat padaku? Dia tidak ingat aku lagi” Rancauku.

….

Author POV~

Setahun yang lalu, Kyuhyun mengalami kecelakaan di Jerman saat dia menuju RS untuk Check Up. Kecelakaannya memang tidak parah. Namun benturan di kepalanya membuatnya amnesia. Menurut dokter, dia shock makanya amnesia.

Kyuhyun tak ingat pada siapapun. Hingga saat ini, yang dia ingat baru kedua orang tuanya dan noonanya. Sedangkan yang lainnya dia tidak ingat, termasuk Yeorim.

Kibum dan yang lainnya sudah tahu hal ini sejak 6 bulan lalu. Namun mereka tidak tega harus member tahukan hal ini kepada Yeorim. Dan akhirnya, baru hari ini lah Yeorim tahu akan kenyataan ini.

“Apa hubungan kita dulu? Bisakah kau ceritakan padaku?” Tanya Kyuhyun pada Yeorim saat mereka sedang duduk berdua di taman milik keluarga Cho.

Yeorim menatap nanar namja di sampingnya ini yang sedang menengadah melihat langit biru yang cerah. “Kita adalah teman. Meski tak sedekat hubunganmu dengan Kibum, Changmin, dan oppadeul” Jawab Yeorim lirih.

“Tapi kenapa kamu terlihat sangat terpukul saat tahu aku tidak mengingatmu?” Tanya Kyuhyun lagi sambil mentap Yeorim. “Aku merasa hubungan kita lebih dari teman dulu”

“Itu hanya perasaanmu. Kita memang hanya sebatas teman. Kita satu sekolah dan kita suka sekali bertengkar” Ujar Yeorim meyakinkan.

Memang dalam kenyataannya mereka belum memiliki hubungan apa-apa selain berteman. Meski di dalam hati keduanya, ada rasa saling cinta yang besar. Rasa cinta yang berasal dari kebencian, rasa kagum, dan rasa ingin saling melindungi.

“Kita dulu suka bertengkar? Waeyo? Bisakah kau menceritakan padaku semuanya?” Tanya Kyuhyun antusias.

“Kalau begitu maukah kau ikut denganku?” Tanya Yeorim.

Kyuhyun mengangguk semangat seperti anak kecil. “Nde aku mau”

Kyuhyun POV~

Aku memang tidak ingat tentang mereka semua. Namun, entah mengapa aku merasa ada perasaan special antara aku dan yeoja ini. Yeoja yang sedang menyetir di sampingku saat ini.

Aku merasa, jika aku ikut dengannya aku akan ingat lagi dengan semuanya. Aku tidak bisa berhenti memandang wajahnya yang sedang serius menyetir.

Dia manis. Tidak cantik namun manis. Sangat manis sampai aku bingung harus mengatakan apalagi untuk mendeskripsikan dirinya. Hidungnya tidak begitu mancung, matanya bulat dan bening, rambutnya panjang dan sedikit bergelombang, dan wajahnya putih mulus.

“Kita sudah sampai” Ucapnya saat kami sampai di suatu tempat.

Gedung ini sepertinya aku kenal. Ini seperti sebuah sekolah. Apa aku dulu sekolah di sini?

“Ini sekolah kita dulu. Harabojimu pemiliknya” Ucapnya saat kami berada di luar mobil.

“Kajja …” Dia menarik tanganku dan mengajakku kebelakang sekolah.

Di sini ada sebuah bukit. Kami berhenti di bukit ini dan ia melepaskan genggaman tangan kami.

“Hei … Apa yang mau kau lakukan?” Tanyaku padanya yang tiba-tiba berjalan kearah sebuah pohon dan memanjatnya.

“Duduklah di bawah situ” Perintah Yeorim.

Aku menurutinya untuk duduk. Aku menunggu cukup lama. Namun aku tidak berniat untuk beranjak ataupun bersuara.

#Bruk …

“Auwww …”

Suara apa itu? Aku langsung berdiri dan menghampiri balik pohon. Kulihat yeoja itu sedang duduk di atas rumput sambil mengusap-usapkan pantatnya.

“Kyuhyun-sshi …” Ujarnya. Kenapa dia memanggilku seformal itu?

“Hei … Kenapa tiba-tiba memanggilku seformal itu?” Tanyaku.

“A . . . aniyo. Mianhae kalau aku sudah mengganggumu” ujar yeoja itu sambil berdiri dan membalikan tubuhnya kearahku.

Hah? Apa maksudnya?

“Hei … Kenapa kau bicara seaneh itu? Lagipula, apa yang kamu lakukan di atas sana? Dan kenapa bisa jatuh?” Tanyaku penuh rasa penasaran.

” Aku hanya menikmati pemandangan dari atas sana. Karena keasyikan aku jadi tertidur. Dan akhirnya, aku terjatuh dari atas sana” jawab yeoja itu dengan wajah polos.

” Kau tidur diatas pohon? Kau ini yeoja atau monyet? atau kau monyet betina? atau jangan-jangan kau siluman monyet betina?”

Eh? Apa yang kukatakan? Tapi, kenapa rasanya ini seperti dejavu? Apa dulu ini pernah terjadi?

” Aku ini manusia bukan monyet atau siluman monyet. huh~” ujar yeoja itu kesal sambil memanyunkan bibirnya dan membuang mukannya.

” Manusia mana yang hobiya manjat pohon dan tidur diatas pohon? hahahaha . . . Kau yeoja aneh. Hahahahaha . . .”

Semua kata-kataku mengalir begitu saja. Aku merasa pernah mengalami ini.

“Kau ini. Tidak sopan sekali mengataiku monyet, hah~ Andai kau bukan Kyuhyun~ssi yang terormat, aku mungkin sudah menghajarmu” Ujarnya marah-marah.

“Sudahlah … Aku mulai bingung. Hentikan ucapan-ucapanmu. Maksudmu itu apa, sih?” Tanyaku dengan agak sedikit kesal.

“Inilah kejadian pertama kali kita mengobrol saat kelas 1 SMA. Apa kamu ingat?” Tanyanya dengan wajah antusias.

Aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak ingat apapun, namun aku merasa pernah mengalaminya. Dia nampak kecewa.

“Jadi belum ingat, ya?” Tanyanya lagi.

Dan lagi-lagi aku menggeleng.

“Baiklah … Kita ketempat lain” Ucapnya penuh semangat dan kembali mengajakku ke mobil dan menuju tempat lain.

….

Author POV~

Yeorim membawa Kyuhyun ke villa yang dipakai untuk menyekap mereka dulu. Saat keluar dari dalam mobil, Kyuhyun terdiam dan sekelibatan bayangan muncul di dalam kepalanya.

“Kalian akan di sini sampai bos yang melepaskan kalian. Nikmatilah kesengsaraan kalian untuk saat ini. Hahahaha …”

“Argh …” Kyuhyun mengerang kecil sambil memegangi kepalanya.

“Kyuhyun-ah … Gwenchanayo?” Tanya Yeorim khawatir.

….

“Kyuhyun-ah … Gwenchanayo?”

“Demammu parah, Kyu”

….

“Makanlah. Mereka baru saja memberikan kita makan dan minum, serta obat untukmu

….

“Jangan … apa-apakan … dia … jebal …”

“Jebal, hyung …”

….

“Kyuhyuuuuuun ….”

“Yeorim awas …”

“N-neo gw-en-cha-na?”

….

“Argh …” Erangan Kyuhyun semakin keras.

Tubuhnya sedikit limbung, Yeorimpun memegangi lenganya. “Apa yang kamu rasakan, Kyu?”

“Aku … Kita  …” Tiba-tiba Kyuhyun pingsan.

Yeorim menguncangkan tubuh Kyuhyun. Air matanya mengalir bebas di kedua pipi tembamnya.

“Ireonna, Kyu-ya …”

….

“Kyuhyun-ah …”

“Hei … Sampai kapan kamu mau tidur seperti ini? Tidakkah kamu merindukan saat-saat kita bertengkar? Entah mengapa aku merindukan saat-saat seperti itu. Tapi aku juga suka saat melihatmu tersenyum tulus bukan menyeringai. Kau tahu? kau nampak … Errrr … Tampan saat tersenyum”

“Aku juga mau mengucapkan terima kasih secara langsung padamu. Jadi, kamu harus cepat sadar. Dan kalau sudah sadar nanti, jangan bersikap kekanakkan lagi, ya”

….

“Uhuk … Uhuk … S-sak-it …”

“Kyuhyun-ah … Gwenchanayo?”

….

“Eomma mohon jangan buat eomma khawatir lagi, Kyu. Kamu harus kuat demi eomma. Kamu tidak sayang eomma lagi, huh?”

“Aku takut eomma”

 “Eomma ada di sini. Jangan takut jagiya”

….

“Aku akan ke Jerman”

“Hei … Kamu tidak sedih aku tinggal lagi?”

“Untuk apa aku sedih?”

“Baiklah … Kalau begitu katakan hal yang ingin kau katakan padaku”

“Kata-kata yang mana?”

 “Mianhae dan Gomawo. Ayolah … aku ingin dengar itu sekarang”

 “Ayolah …”

“Mianhae dan gomawo”

“Aish~ katakan dengan benar dan penuh ketulusan”

“Mianhae Kyuhyun-sshi. Dan, gomawo atas semuanya”

 “Saranghae …”

“Jangan jawab sekarang. Tunggu aku 3 tahun lagi dan jawab pada saat itu. Jika kamu juga mencintaiku, tunggu aku. Kalau kamu tidak mencintaiku, tidak usah menungguku”

….

Yeorim POV~

Sudah 2 hari dia tidak sadarkan diri. Aku selalu berada di sampingnya, menggenggam tangannya, dan berdoa untuknya.

“Sadarlah, Kyu. Kamu kenapa suka sekali meninggalkan aku? Aku kesepian, tahu. kumohon bangunlah, Kyu” Gumamku lirih sambil menangis.

Air mataku mengalir dengan sendirinya dari sudut mataku, menuruni pipiku dan jatuh ke punggung tangannya.

Tiba-tiba tangannya bergerak dalam genggamanku.

“Eurgh …” Dia membuka matanya.

Aku tersenyum bahagia melihatnya sadar. Buru-buru ku seka air mataku. “Kyu, kamu sudah sadar? Syukurlah”

Aku hendak memanggil dokter, namun dia menggenggam tanganku. “Jangan tinggalkan aku, Yeorim” Ucapnya pelan.

Aku menatapnya bingung.

“Aku masih merindukanmu”

Mulutku menganga dan kututup dengan tangan kiriku yang bebas. Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar barusan. Apa dia sudah ingat semuanya?

“Kyu?”

“Apa kamu tidak merindukan aku?” Tanyanya sambil tersenyum. Senyum yang kurindukan selama 3 tahun ini.

“Kyu …” Aku langsung memeluknya dan menangis bahagia.

Dia mengusap punggungku. “Uljima. Kumohon jangan menagis lagi” Bisiknya.

“Aku menangis bahagia, Kyu. Akhirnya kamu mengingatku” Ucapku penuh rasa bahagia.

“Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, aku tidak akan membuatmu menangis lagi. Mianhae aku selalu membuatmu kesal dan menangis” Ucapnya tulus.

Aku tersenyum di dadanya. “Aku tidak akan menangis lagi, Kyu. Karena aku bahagia sekarang”

Aku mengangkat kepalaku dan menatap matanya. “Saranghae …” Ucapnya sambil mengelap pipiku yang banjir air mata.

“Nado, Kyu. Nado saranghae” Ucapku bahagia.

Dia mendorong tengkukku dan mendekatkan wajah kami.

#Chu~

….

Kyuhyun POV~

Aku bahagia karena kini aku sudah bersama dengan yeoja yang aku cintai. Aku sungguh beruntung mendapatkannya.

“Janji jangan tinggalkan aku lagi, Kyu” Ucapnya.

Saat ini kami sedang berada di pantai menikmati sunset. Sore ini sangat indah, seindah suasana hati kami yang sedang dipenuhi rasa cinta.

“Yakso, Yeo-ah …”

“Kyu …”

“Hmmm …”

“Saranghaeyo yeongwonhi”

“Nado saranghae”

-END-