Main Cast : ~ Kim Jaejoong (Hero)
~ Cho Shinri
~ Cho Kyuhyun (Marcus)
Other Cast : Heexhul / Cassey, Kim Taehyun, Park Sooyoon, Lee Jeunhye
Genre : Romance/ Sad/Tragedy
Length :Two Shoot
FF ini terinspirasi dari MV It’s War – MBLAQ. Namun ff ini BUKAN CERITA ASLI DARI MV TERSEBUT. Hanya beberapa adegannya aku ambil untuk kepentingan ff ini. Namun jalan ceritanya, MURNI PEMIKIRANKU SENDIRI.
Kalau mau memahami beberapa adegan di ff ini, lebih baik kalian menonton MV It’s War-MBLAQ terlebih dahulu. >> Linknya
Hope You Like~
Check it Out 😀
“H-hyung… B-bis-sa-kah k-kau b-ber-jan-ji p-pa-d-da-k-ku?”
“Apa? Apa yang kau minta dariku?”
“T-to-lo-ng j-jag-ga d-dong-s-saeng-k-ku. A-akh..”
“Aku… Aku pasti akan menjaganya. Tapi kau juga harus bertahan. Kau juga masih harus menjaganya”
“A-akh-ku t-tid-a-k b-bi-s-sa la-ghi m-men-j-ja-ga-n-nya, h-hyu-ng”
“Kau bisa, Kyu. Kau pasti bisa”
“A-khu s-sud-dhah t-tid-dak b-bis-sa, h-hyu-ng hhhh… Ak-khu m-moh-on b-ban-t-thu-an m-mu”
“Kau bisa, Kyu. Hanya tinggal kau yang dia punya. Kau harus kuat, kau harus bertahan untuknya. Dia akan sangat terpukul kalau kau menyerah. Kau tidak boleh menyerah begitu saja untuknya, Kyu”
“S-sek-khar-ang d-di-a t-tang-ghung j-jaw-abh m-mu-hhh h-hyu-nghhh…”
“D-dhan… hhhh… t-thol-ong s-samp-hai-khan p-pad-dha-n-nya… Uh-huk… Uh-huk… Hhhh…”
“s-sah-r-rang-ng-h-hae-hhhhhh….”
“Kyu… Irreona… Irreona, Kyu… Jebal… Kyu… Cho Kyuhyuuuuuuuun…”
“Hah… Hah… Hah… Kyuhyun”
~~~~
Jaejoong POV~
Kejadian itu… Mimpi itu… Kyuhyun, aku sudah menepati janjiku. Aku sudah menjaga dongsaengmu. Tapi seperti yang kubilang, dia terpukul karena kepergianmu. Andai kau mau bertahan waktu itu. Aku tidak perlu melihat air matanya terus setiap waktu. Dia seperti mayat hidup, kau tahu? Dia tidak memiliki harpan hidup. Karena alasannya untuk hidup sudah meninggalkannya. Yaitu kau. Keluarga yang ia miliki satu-satunya.
Kyuhyun… Bantu aku mengembalikannya seperti dulu. Aku tidak tahan melihatnya terus-terus terpuruk seperti ini. Karena aku mencintainya sama sepertimu mencintainya. Ah~ ani… Cinta kita berbeda padanya.
“Hiks… Hiks… Oppa… Hiks…”
“Shinri-ah…”
Author POV~
Jaejoong langsung berlari keluar dari kamarnya menuju kamar di samping kamarnya. Dia membuka perlahan pintu kayu cokelat di hadapannya.
Matanya menjelajah ke setiap sudut ruangan yang gelap tanpa penerangan apapun selain dari sinar bulan yang menyusup sedikit ke dalam ruangan luas itu. Matanya tertuju pada satu sudut kamar itu. Seorang yeoja sedang duduk meringkuk di pojok ruangan itu. Kepalanya ia tenggelamkan pada kedua lututnya dan kedua lengannya menutupi kepalanya. Tubuhnya bergetar dan terdengar isakan dari arahnya.
Jaejoong langsung mendekati yeoja itu dan berlutut di hadapan yeoja itu dan menatapnya sedih.
“Shinri” Bisik Jaejoong. Tangannya ia angkat, hendak menyetuh kepala yeoja itu.
Sebelum tangan Jaejoong sampai pada pucuk kepala Shinri, Shinri sudah mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan mata bengkaknya yang berair.
“Op-pa-hhh… Hiks… Hiks…” Shinri langsung memeluk Jaejoong erat dan menangis tersedu-sedu di dada bidang Jaejoong.
Jaejoong membelai lembut kepala Shinri untuk menenangkannya. “Jangan takut, Shin-ya. Ada oppa di sini” Bisik Jaejoong.
“Hiks… Op-pa… Kyuhyun oppa…” Gumam Shinri lirih.
“Jangan bersedih terus, Shin-ya. Oppamu akan ikut bersedih di sana kalau kau terus bersedih” Ucap Jaejoong.
Shinri semakin melesakkan kepalanya pada dada Jaejoong dan mengeratkan pelukkannya. “Aku merindukannya, oppa. Aku merindukannya… Hhhh… Hiks…”
“Aku tahu, Shin-ya. Aku juga merindukannya” Gumam Jaejoong sedih.
“Oppa… Hhhhhh…” Napas Shinri terdengar mulai teratur dan pelukkannya merenggang. Ia sudah kembali tertidur dalam pelukkan Jaejoong.
‘Kembalilah seperti dulu, Shin-ya’
~~~~~
“Kau harus menyerahkannya, Jaejoong-sshi”
“Aku tidak bisa, sajangnim. Aku tidak bisa menyerahkannya”
Jaejoong berdiri di hadapan seorang namja muda yang kira-kira seumuran dengannya yang sedang memunggunginya melihat keluar dari jendela kecil yang sejajar dengan kepalanya.
Namja itu memutar tubuhnya dan menatap tajam dan penuh amarah pada Jaejoong. “Apa kau juga ingin menjadi penghianat sepertinya juga, Kim Jaejoong?”
“Dia sudah mati, Cassey. Dan penghianatannya sudah dianggap tidak pernah terjadi. Dan Shinri tidak ada hubungannya dengan kesalahan yang dilakukan oleh oppanya” Ucap Jaejoong dengan mata tajam dan penuh amarah sama halnya dengan Cassey –namja di hadapannya-
#Brak…
Cassey menggebrak meja dengan kuat dan wajahnya semakin mengeras. “Kau lupa degan peraturan di sini, Jaejoong-sshi? Seorang penghianat tidak akan pernah dibiarkan hidup. Dan bahkan jika ia sudah mati, keluarganya pun harus mati. Tanpa memperhitungkan keluarganya terlibat atau tidak dengan penghianatannya” Ucap Cassey tegas.
“Cho Kyuhyun adalah seorang penghianat. Dia sudah mati. Dan Cho Shinri pun harus mati. Karena dia adalah dongsaeng dari seorang penghianat” Lanjut Cassey dengan nada dingin, tajam, dan wajah datar.
“Aku tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun, Kim Heechul-shii”
“Kenapa kau begitu melindungi keluarga dari penghianat itu, huh? Bukan kah kau juga yang sudah menghabisi Kyuhyun? Kenapa kau harus melindungi Shinri?” Tanya Heechul –Cassey- Sinis.
Seluruh saraf Jaejoong serasa menegang dan wajahnya mengeras. “Karena aku sudah berjanji pada Kyuhyun akan melindungi Shinri seperti dia melindungi dongsaengnya”
“Hanya itu? Bukan karena kau mencintainya?”
“…”
“Benarkan tebakkan ku, Kim Jaejoong? Kau mencintainya. Mencintai Cho Shinri” Bentak Heechul sambil mengeratkan telapak tangannya yang ia sembunyaikan di balik kantung celananya.
“Baiklah kalau kau tidak mau menyerahkannya padaku, aku juga tidak akan memaksamu untuk menyerahkannya padaku ataupun membunuhnya. Karena …” Heechul mengambil ponsel dari saku celanannya dan menekan tombol-tombol yang ada di situ. “Aku akan menghubungi anak buahku untuk membunuhnya sekarang” Ujar Heechul sinis sambil menyeringai.
Jaejoong langsung menegang. Segera ia berlari keluar dari ruangan luas yang minim penerangan itu. Ia berlari dengan cepat menuruni setiap tangga dari lantai 3 itu dan membuka dengan kasar pintu kaca yang ada di lobi gedung kelompok mafia yang merupakan kelompok ia bernaung selama ini bersama dengan Kyuhyun.
Sambil berlari ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Ia menghubungi no.1 pada speed dial ponselnya.
‘Shinri-ya… Angkat telponku’ Gumam Jaejoong dalam hati.
Sedangkan di tempat lain…
~~~~
“Shinri-ya… Kami senang kau mulai banyak perkembangan sekarang”
“Nde. Gomawo chingudeul kalian masih ada untukku. Karena kalian dan Jaejoong oppa, aku merasa tidak sendirian dan mulai bisa menerima kepergian Kyuhyun oppa”
Shinri sedang berkumpul dengan 3 sahabat-sahabatnya di sebuah Café ‘Kona Beans’. Mereka tertawa dan bercanda dengan lepas. Tanpa tahu bahaya mengintai Shinri saat ini.
“Tae-ya, aku dengar kau sedang dekat dengan sunbae kita di kampus”
“Yak~ kau tahu dari mana, Shinri-ya?”
“Dari mereka berdua”
Dua orang yang di tunjuk oleh Shinri hanya terkekeh kecil sambil mengangkat dua jari tengah dn telunjuk mereka.
“Ck~ dasar ahjummadeul tukang gosip”
“Yak apa maksudmu, sayu?”
“Ck~”
Drrrt…. Drrrt…
Jaejoong oppa Calling…
“Yeoboseyo?”
‘Kau ada di mana Shin-ya?’
“Aku? Aku ada di café bersama Taehyun, Sooyoon, dan Jeunhye. Waeyo oppa?”
‘Cepat pulanglah Shin-ya’
“Museun Iri…”
‘Pulanglah dan jangan banyak tanya’
“Ah… Nde, oppa. Aku akan pulang sekarang”
‘Hati-hati di jalan. Hubungi aku kalau ada apa-apa. Tunggu aku di apartment’
“Nde, oppa”
Shinri memasukan ponselnya dan menghembuskan napas kecewa. Baru saja ia bersenang-senang dengan teman-temannya, Jaejoong sudah menyuruhnya untuk pulang. Namun ia harus menuruti perintah Jaejoong. Karena ia tahu kalau saat ini ada yang sedang tidak beres sehingga Jaejoong ingin ia segera pulang.
“Museun iriya?” Tanya Jeunhye yang menyadari perubahan raut wajah Shinri setelah menerima telpon.
Shinri memberikan senyum kecil pada teman-temannya. “Mianhae, chingudeul. oppa menyuruhku untuk pulang. Sepertinya ada hal buruk”
“Aah~ sayang sekali. Padahal kita baru bertemu sebentar”
“Mianhae, Soo-ya”
“Gwenchanayo”
“Aku pulang dulu, chingudeul. Lain kali kita berkumpul lagi”
“Nde. Hati-hati di jalan, Shinri”
“Nde. Annyeong”
Shinri POV~
Sebenarnya ada apa, sampai-sampai Jaejoong oppa menyuruhku cepat pulang. Apa ada sesuatu yang gawat? Mungkin saja. Kalau tidak ada yang gawat dan penting, dia pasti tidak akan menyuruhku cepat-cepat pulang.
Drrrt… drrrt…
From: Jaejoong Oppa
Kamu ada di mana?
‘Kenapa Jaejoong oppa hari ini terlihat aneh sekali? Tidak biasanya dia terus menerus menanyakan tentangku.
To: Jaejoong Oppa
Aku sedang di bus. Sebentar lagi aku sampai apartment. Oppa ada di mana?
Aku melihat pemandangan di luar bus, sambil menunggu balasan dari Jaejoong oppa. Aku tiba-tiba teringat Kyuhyun oppa. Kami dulu sering naik bus berdua kemana saja. Selama di bus dia selalu melindungiku dari orang-orang jahat. Dan jika ada kursi kosong, ia pasti akan langsung menyuruhku duduk. Kalau perjalan kami jauh, aku juga sering tidur di bahunya dan ia akan membelai kepalaku. Kami akan mendengarkan lagu kesukaan kami berdua.
Tess…
Mengingatnya kembali, membuat air mataku kembali mengalir tidak bisa terbendungkan lagi. Dadaku terasa sesak setiap kali mengingat kebersamaan kami. Aku sangat merindukannya. Hanya dia yang aku punya sejak aku kecil. Kami sebenarnya bukan saudara kandung. Kyuhyun oppa besar di panti asuhan. Keluargaku mengadopsinya saat ia berusia 7 tahun dan aku 4 tahun.
Kami hidup dengan baik. Kyuhyun oppa sangat menyayangiku. Dan aku juga menganggapnya seperti oppa kandungku sendiri. Appa dan eomma juga sangat menyayanginya. Ia anak yang baik dan jenius. Selalu bisa membuat appa, eomma, dan aku bangga padanya.
Sampai pada akhirnya, kejadian 6 tahun lalu terjadi. Appa dan eomma dibunuh oleh relasi appa sendiri. Aku dan oppa dibuang ke jalanan. Kami hidup dengan sangat susah. Saat itu aku baru berusia 14 tahun. Dan Kyuhyun oppa 17 tahun.
Kami sama-sama berhenti sekolah. Kyuhyun oppa bekerja keras untukku. Untuk biaya hidup kami dan tempat tinggal kami. Aku kasihan dengannya. Aku juga ingin bekerja untuk meringankan beban ekonomi kami. Tapi ia melarangku untuk bekerja. Yang aku bisa hanya membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk kami. Aku kembali sekolah, sedangkan oppa tidak. Sebenarnya aku tidak mau sekolah. Karena biaya sekolah sangat mahal, dan Kyuhyun oppa pasti kesulitan untuk membiayaiku. Tapi Kyuhyun oppa memaksa.
“Oppa ingin kamu menjadi orang yang berhasil di masa depan. Oppa ingin masa depanmu baik. Maka dari itu kamu harus sekolah dengan baik. Tidak usah pikirkan tentang uang. Oppa masih bisa bekerja. Tugas mu hanya belajar yang baik dan menjadi orang yang sukses” Itu lah yang selalu Kyuhyun oppa katakan padaku.
Hingga pada akhirnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Aku mulai mencintainya lebih dari perasaan seorang dongsaeng pada oppanya. Aku mulai mencintainya seperti seorang yeoja pada seorang namja. Namun aku berusaha memendamnya. Aku tidak mau hubungan kami rusak karena perasaan dan keegoisanku.
Hingga akhirnya, oppa meninggal satu bulan yang lalu. Aku tidak tahu apa penyebabnya meninggal. Menurut polisi ia ditembak. Tapi siapa yang menembaknya? Kenapa oppa ditembak? Memang apa salah oppa? Aku memang tidak tahu apa pekerjaannya. Tapi aku rasa, pekerjaannya bukan pekerjaan yang berbahaya. Karena ia selalu pulang tepat waktu dan dalam kondisi baik-baik saja.
Drrrt… Drrrt…
From: Jaejoong Oppa
Hati-hati di jalan, nde. Oppa sebentar lagi juga akan sampai. Hubungi aku segera jika terjadi sesuatu. Dan tetap waspada
‘Apa maksud pesannya?’
Aku turun dari bus saat sampai di halte tujuanku. Aku kembali membaca pesan dari Jaejoong oppa dan akan membalasnya.
Hingga aku merasa ada yang menarik tanganku dan membawaku berlari. Aku yang kaget hanya bisa pasrah ditarik oleh orang itu. Aku memperhatikan punggungnya.
“Jaejoong oppa”
Jaejoong POV~
Aku mempercepat laju mobilku. Aku tidak mau sampai terlambat dan terjadi sesuatu dengan Shinri. Aku melihat siluet Shinri dari jauh. Dia baru saja turun dari bus. Namun aku merasa ada sesuatu yang buruk yang sedang mengintainya. Dan benar saja. Saat aku menoleh ke arah seberang jalan, aku melihat ada sebuah mobil sedan hitam sedang berhenti. Dan ada seseorang yang terlihat sedang mengarahkan tembakan pada Shinri.
Aku langsung lari keluar dari mobilku dan berlari secepat mungkin ke arahnya. Aku menarik tangannya dan membawanya berlari menuju mobilku. Kulihat dari kaca spion mobilku, mobil itu masih diam di tempat. Sepertinya dia tidak berniat mengejar kami.
“Oppa? Ige Mwoya?” Tanya Shinri.
“Akan aku jelaskan di apartment nanti”
~~~~~
Author POV~
Sesampainya di apartment, Jaejoong langsung membawa Shinri masuk dan mengunci pintu apartmentnya. Jangan sampai ada yang mengetahui apartment mereka, harap Jaejoong dalam hati. Dia memang selama ini menyembunyikan tempat tinggalnya, karena demi keamanan Shinri.
Jaejoong berjalan dengan gontai menuju sofa di tengah ruangan. Shinri berdiri sambil menatap punggung Jaejoong. Jaejoong menjatuhkan dirinya di sofa. Dia menghela napasnya sambil menengadahkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
“Minumlah oppa”
Jaejoong membuka matanya dan menatap gelas yang ada di depan matanya. Ia kembali menengadah dan tersenyum pada Shinri yang kini sedang berdiri di hadapannya sambil mengulurkan gelas berisi air putih pada Jaejoong.
“Gomawo”
Jaejoong menerima gelas itu dan meneguk airnya. Tenggorokan yang semula terasa kering, kini kembali segar. Dia menyerahkan gelasnya kembali kepada Shinri. Shinri menerimanya dan duduk di samping Jaejoong.
Beberapa saat mereka sama-sama terdiam. Terlarut dalam pikiran masing-masing. Mulai merasa risih dengan keheningan ini, Shinri melirik ke arah Jaejoong yang terdiam di sampingnya. Mata Jaejoong memancarkan sesuatu yang membuat Shinri penasaran.
“Oppa…” Panggil Shinri dengan hati-hati.
Jaejoong menoleh dan langsung menatap mata teduh Shinri.
“Sebenarnya…” Shinri menundukkan kepalanya karena merasa malu ditatap seperti itu oleh Jaejoong. “Apa yang terjadi? Kenapa oppa terlihat aneh hari ini?” Tanya Shinri.
“Aku ingin menceritakan sesuatu padamu” Ucap Jaejoong sambil kembali menolehkan kepalanya ke depan dan menatap televisi di seberangnya dengan tatapan kosong.
Shinri mengrenyitkan dahinya. Ucapan Jaejoong sama sekali tidak menjawab rasa penasarannya. Malah sekarang ia bertambah penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Namun ia tetap diam dan menunggu Jaejoong melanjutkan ucapannya.
“Mungkin setelah mendengar ceritaku ini, kau akan membenciku. Namun, sebenarnya aku tidak bermaksud melakukan hal ini semua. Ini aku lakukan karena aku terpaksa”
Shinri semakin bingung dengan ucapan Jaejoong. Dia menyimak setiap ucapan Jaejoong dengan seksama.
“Apakah selama ini kamu tahu apa pekerjaanku dan Kyuhyun?” Tanya Jaejoong.
Shinri menggelengkan kepalanya. “Anniyo. Aku tidak tahu, oppa”
“Kami selama ini bekerja untuk sebuah organisasi. Organisasi ini lumayan besar. Dan organisasi kami termasuk dalam 10 organisasi paling diburu oleh polisis”
“Diburu polisis? Memangnya kalian berada dalam organisasi apa?” Tanya Shinri dengan suara yang tercekat. Tangannya meremas gelas yang ada digenggamannya dengan erat. Sampai-sampai tangannya memerah.
“Kami bekerja untuk seorang bos mafia besar. Kami adalah kaki tangan bos mafia tersebut yang sangat dipercaya olehnya”
“Mafia?” Mata Shinri terbelalak kaget. Ia tidak menangka jika selama ini Kyuhyun oppanya adalah seorang bawahan mafia besar.
“Nde. Aku dan Kyuhyun adalah satu tim yang solid. Dia sangat pandai memecahkan sandi-sandi dan merakit senjata. Sedangkan aku selalu berada di depannya saat kami mulai menghadapi musuh. Bekerja sama selama 4 tahun membuat kami dekat. Aku sudah menganggapnya sebagai dongsaengku sendiri”
“Hingga 2 bulan yang lalu Kyuhyun memutuskan untuk keluar dari organisasi kami. Keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang salah. Bagi para mafia, jika sudah terjerumus kedalam, tidak akan bisa kembali lagi. Dan anggota mafia yang mengundurkan diri dianggap sebagai pengkhianat dan harus dibunuh agar tidak membocorkan rahasia organisasi mafia tersebut”
“Dibunuh?” Shinri semakin terkejut. Matanya sudah berkaca-kaca.
“Nde. Jika pengkhianat itu kabur, para anggota lainnya diwajibkan untuk mencarinya dan membawanya pada pemimpin mafia dalam keadaan hidup ataupun mati”
“Kau tahu? Kyuhyun sering menceritakan tentangmu padaku. Ia bilang, ia memiliki seorang dongsaeng yang cantik dan pintar. Ia sangat bangga pada dongsaengnya. Dan ia sangat mencintainya. Bukan cinta sebagai saudara. Melainkan lebih dari itu”
“Tidak mungkin?” Lirih Shinri. Air matanya sudah mengalir bebas dari sudut matanya dan membuat aliran sungai kecil di pipinya.
“Dia sangat mencintaimu dan ingin mencari pekerjaan lebih layak untuk menghidupimu. Maka dari itu ia memilih mengundurkan diri dan meminta belas kasihan dari ketua kami. Namun semuanya percuma karena Cassey-sajang bukanlah orang yang memiliki rasa belas kasih”
“Kami semua, diperintahkan untuk mencari Kyuhyun yang dianggap sebagai pengkhianat. Hanya aku yang tahu keberadaannya. Dan aku tidak mau mengatakannya pada siapapun. Aku tidak mungkin menyerahkan dongsaengku sendiri pada kematian. Apalagi aku tahu kalau Kyuhyun mengundurkan diri karena ia ingin hidup normal bersama dengan yeoja yang ia cintai”
“Namun aku tidak tahu kalau ada mata-mata yang selalu mematai-mataiku. Dan suatu hari Cassey-sajang memerintahkanku untuk membunuh Kyuhyun. Aku menolaknya. Namun ia mengancam akan membunuhmu kalau aku menolaknya. Kyuhyun tahu tentang itu. Dia memintaku untuk membunuhnya. Aku menolaknya namun ia memaksa”
“Maldo andwae” Shinri terisak sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya dan gelas yang ia pegang sedari tadi sudah jatuh dari genggamannya.
“Ia merebut senjataku. Ia ingin menembak dirinya sendiri. Aku menghalanginya. Kami berebut pistol itu. Hingga akhirnya, pistol itu meletus dan pelurunya menembus perut Kyuhyun. Kyuhyun sekarat dan memintaku untuk menggantikannya menjagamu”
“Ia memintaku kabur dari tempat itu. Aku tidak menolaknya. Aku ingin menbawanya ke rumah sakit agar ia mendapat perawatan. Namun ia lebih keras kepala dariku. Hingga akhirnya ia meninggal di hadapanku dan aku terpaksa meninggalkan jasadnya di gedung tua tempat kami bertemu”
“Oppa…. Hiks…. K-kyu-hyun o-op-pa… Haaaaa… Huaaaaa…. Hiks…. Hiks….” Shinri menangis meraung-raung. Kenyataan yang selama ini tersembunyi darinya, membuatnya begitu terpukul. Ia sama sekali tidak menyangka jika Kyuhyun juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan ia juga tidak menyangka Kyuhyun rela menyerahkan nyawanya untuk melindungi dirinya.
“Mianhae… Jeongmal mianhae, Shinri-ya. Aku tidak bermaksud untuk membunuhnya. Aku juga tidak bermaksud untuk menutupi ini semua darimu. Aku… aku hanya merasa belum ada waktu yang tepat. Mianhae…” Jaejoong mengucapkan rasanya penyesalannya. Ia menangkup wajahnya pada kedua telapak tangannya.
Shinri semakin terisak. Seakan dia tuli dengan semua ucapan perminta maafan Jaejoong, dipikirannya sekarang, ia hanya ingin bisa kembali kemasa di mana ia masih bisa bersama Kyuhyun. Ia ingin Kyuhyun tahu kalau ia juga mencintai Kyuhyun.
“Sekarang Cassey-sajang sedang mencarimu”
Shinri menghentikan tangisnya dan menatap Jaejoong dengan mata besarnya yang semakin besar karena membengkak dan merah karena banyak mengeluarkan air mata.
“Peraturan dalam kelompok mafia kami, keluarga pengkhianatpun harus mati. Dan kau kini sedang dalam bahaya. Cassey-sajang ingin kau mati. Maka dari itu tadi aku memintamu untuk segera pulang. Karena ada seorang suruhannya yang sedang berada di sekitarmu dan siap membunuhmu” Jaejoong pun menoleh dan mebalas tatapan Shinri. Hatinya merasa miris melihat yeoja yang sangat ia cintai bahkan sebelum bertemu dengan Shinri.
“Dia ingin nyawaku?” Lirih Shinri. Tatapan matanya terlihat sangat kosong.
Seperti bisa membaca pikiran Shinri, Jaejoong langsung meraih bahu Shinri dan menghadapkan tubuh Shinri padanya dengan paksa.
“Jangan pikirkan hal macam-maca, Shin-ya. Aku tidak akan membiarkanmu disakiti apalagi dilukai sujung kuku pun oleh siapapu, bahkan Cassey-sajang sekalipun. Aku juga tidak akan mebiarkanmu menyerahkan dirimu. Aku tahu kau sangat mencintai Kyuhyun, namun aku harap kau jangan memilih jalan yang salah. Jangan buat pengorbanan Kyuhyun untukmu menjadi sia-sia” Terbesit perasaan sakit pada hatinya saat mengucapkan kata-kata itu.
“Aku merindukannya, oppa. Aku sudah terbiasa hidup dengannya. Aku tidak sanggup untuk hidup sendiri tanpanya. Aku selalu berharap bisa bertemu dengannya dengan cara apapun. Bahkan dengan menyusulnya ke alam sana” Ucap Shinri. Matanya yang kosong menatap mata Jaejoong.
Jaejoong sedikit meremas bahu Shinri. “Jangan bodoh, Shin-ya. Kau tidak sendirian. Kau masih memilikiku dan teman-temanmu. Kami akan merasa sangat sedih jika kau kenapa-napa. Kyuhyun menyerahkan nyawanya, berarti ia ingin kau hidup lebih lama. Kalau kau mencintainya, kau harus mengabulkan keinginnannya. Kau harus hidup dengan baik. Dan ia memintaku untuk menjagamu. Selamanya aku akan melindungimu. I want to protect you”
Shinri tertegun menatap mata tajam Jaejoong. Dadanya terasa berdesir dan jantungnya memompa dengan cepat. Perlahan air matanya kembali turun membasahi pipinya. Ia memeluk tubuh Jaejoong tiba-tiba dan sangat erat. Tubuh Jaejoong menengang mendapat pelukan tiba-tiba dari Shinri.
Mereka tetap dalam posisi tersebut sangat lama. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara derasnya hujan yang entah sejak kapan turun dan petir yang menggelegar.
~~~~~
Shinri POV~
Aku terbangun dari tidurku. Aku mengrejapkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan dengan sinar matahari pagi yang masuk ke dalam kamarku melalu jendela besar di samping tempat tidurku.
“Eugh” Saat aku ingin mengankat tangan kananku, aku merasa sesuatu menahannya. Aku menoleh dan menemukan Jaejoong oppa sedang menggenggam erat tanganku.
Kyuhyun oppa… Mafia… Pengkhianatan… Pembunuhan… Penembakan… Cinta… Semua kata-kata Jaejoong oppa kemarin memenuhi kepalaku. Air mataku kembali mengalir. Aku masih belum bisa menerima kenyataan ini.
Aku tidak menyangka kalau Kyuhyun oppa adalah seorang mafia. Ia berkhianat untukku. Ia mati karena tertembak pistol Jaejoong oppa. Dan Kyuhyun oppa mencintaiku? Kenyataan terakhir itu menusuk hatiku.
Andai aku tahu semuanya dari awal. Andai aku bisa mencegah semuanya. Andai kami diberi kesempatan untuk hidup bersama lebih lama. Aku akan menjadi yeoja paling bahagia di dunia ini. Semua anganku bersama Kyuhyun oppa bisa saja terjadi. Namun semuanya hanya ada di dalam mimpiku. Karena semua itu sudah terlambat.
“Shin-ya, gwenchanayo?” Aku menoleh begitu mendengar suara lembut Jaejoong oppa yang penuh dengan rasa khawatir.
Aku berusaha tersenyum sebaik mungkin dan menghapus air mataku. “Nan gwenchana, oppa”
Jaejoong oppa membelai rambutku dan mencium keningku. Rasanya sangat hangat. Seperti Kyuhyun oppa yang sedang mencium keningku untuk menenanganku saat aku sedih atau gelisah. Namun ada perasaan berbeda di dalamnya.
“Gomawo oppa” Ujar ku tulus sambil menatap ke dalam matanya.
“Mandilah. Aku akan memasakan sarapan dulu” Ujar Jaejoong oppa sambil tersenyum hangat padaku.
“Aku saja yang masak, oppa”
“Tidak usah. Mandilah”
Akhirnya aku menuruti perintahnya. Aku menuju kamar mandi. Namun aku sadar dia belum keluar dari kamarku.
“Oppa. Aku kan mau mandi. Kenapa kau masih di sini?”
“Hehehe… baiklah aku akan keluar”
“Cepat keluar sana. Kau tidak berniat mengintipku mandikan?”
“Yak~ sejauh itukah pikiranmu? Kau pikir kau menarik apa? Ck~ aku tidak berniat mengintipmu”
“Yak~ apa maksudmu oppa? Aku ini seksi tahu”
“Arraseo. Kau seksi … Kau seksi… Tapi di dalam mimpi mu. Huahahaha…”
Aku bersiap melemparnya dengan sendal kamarku. Namun ia sudah berlari keluar kamar sambil tertawa bahagia.
“Aish~ jinjja”
Jaejoong POV~
Aku senang. Dia tidak terlalu terpuruk seperti apa yang aku bayangkan. Meski aku masih melihat gurat kesedihan di dalam matanya.
‘Kyu… aku berjanji akan membahagiakannya. Ijinkan aku mencintainya’
“Aaah… Aku akan memasakan makanan yang enak untuknya”
Author POV~
“Hari ini bagaimana kalau kita jalan-jalan?”
“Jalan-jalan, oppa? Kemana?”
“Kau mau nya kemana?”
“Lotte World” Seru Shinri semangat. “Kita kesana yaa oppa” Rengeknya.
Jaejoong terkekeh kecil melihat tingkah Shinri yang seperti anak-anak. “Arraseo. Kita ke sana hari ini. Kalau begitu, setelah makan. Bersiap-siaplah”
“Nde. Gomawo oppa. Nan jeongmal saranghae” Shinri kembali melanjutkan sarapnnya dengan perasaan bahagia.
Jaejoong tertegun mendengar ucapan terakhir dari kata-kata Shinri tadi. Ia tersenyum simpul sambil terus memandangi Shinri.
‘Nado saranghae, Shin-ya. Jeongmal saranghaeyo’
~~~~~
“Oppa… ayo kita coba wahana yang itu” Tunjuk Shinri pada sebuah wahana.
Jaejoong mengikuti Shinri yang semangat berlari menuju wahana tersebut dengan langkah santainya.
“Ckckck… dasar anak-anak” Gumamnya sambil tersenyum.
Banyak mata menatapnya. Hari ini Jaejoong terlihat sangat keren dengan pakaiannya. Jika biasanya ia selalu memakai pakaian serba hitam, kali ini dia memakai pakaian yang lebih santai. Sebuah kaos v neck berwarna putih dengan hoodie hitam. Celana jean berwarana biru dengan banyak aksen robek-robek yang menambah kesan keren. Dan sepatu sneekers putih. Benar-benar keren dan menarik banyak perhatian. Apalagi dengan rambutnya yang berwarna cokelat terang setengkuk.
“Oppa… Kajja…” Seru Shinri yang sudah jauh di depannya sambil melambaikan tangannya.
Jaejoong menggelengkan kepalanya melihat tingkah Shinri. Dan kemudian ia segera berlari menyusul Shinri yang sudah berada di depan wahana yang ia maksud.
~~~~~
Matahari semakin meninggi dan terik. Namun karena ini musim semi, jadi matahari tidak terlalu panas.
Jaejoong melihat jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.15. ia berniat mengajak Shinri makan siang. Namun saat mengedarkan padangannya keseliling tempat itu, ia tidak mmenemukan Shinri. Padahal ia yakin, tadi Shinri berdiri di sampingnya.
“Shin-ya… Cho Shinri-ya… Eodiseyo???” Serunya.
Ia berkeliling tempat itu sambil berlari mencari Shinri. Ia sangat panik. Banyak pikiran buruk di dalam kepalanya.
‘Aish~ kemana dia? Jangan sampai ia diculik oleh orang-orang Cassey-sajang. Atau jangan sampai ada hal buruk lainnya menimpa dirinya. Shinri-ya… Neo odiga???’
“Chogiyo… Apa anda melihat anak perempuan setinggi ini? Rambutnya panjang sepinggang. Kira-kira umurnya 18 tahun. Memakai kaos putih lengan panjang dan celana jean biru selutut”
“Ah~ jeosonghamnida. Saya tidak melihatnya”
“Oh~ nde, gwenchana. Kamsahamnida”
Jaejoong bertanya kepada setiap orang yang ia temui. Dan tidak ada satupun yang melihat ciri-ciri yang Jaejoong cari. Berkali-kali ia membungkuk untuk berterima kasih dan meminta maaf kepada orang-orang yang ia tanyai.
Saking paniknya, ia sampai lupa kalau ia memiliki ponsel dan bisa menelpon Shinri untuk menanyakan dimana ia berada.
“Hiks… Hiks…” Jaejoong mendengar suara tangisan dari balik pohon di sampingnya.
Awalnya ia mengabaikan suara itu. Namun lama kelamaan, ia merasa mengenal suara isakan tersebut. Dengan tergesah, ia segera menuju balik pohon besar itu.
“Shinri-ya”
“Oppa… Hiks… Jae oppa…”
Ternyata dugaannya benar. Suara isakan yang ia dengar adalah suara Shinri. Shinri langsung berdiri dan memeluk Jaejoong dengan erat.
“Oppa dari mana saja? Aku mencarimu” Tanya Shinri yang masih sedikit terisak di dalam pelukan Jaejoong.
“Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau darimana saja? Aku mencarimu” Jaejoong mengelus punggung Shinri untuk menenangkan gadis itu.
Shinri melepaskan pelukkannya dan mendongak untuk menatap Jaejoong yang lebih tinggi darinya. “Aku tadi tidak kemana-mana. Aku sedang mengikat tali sepatuku. Tapi tiba-tiba oppa berlari menjauhiku. Aku mengejar oppa. Tapi karena banyak orang aku kehilangan jejak oppa. Aku mendengar oppa berteriak memanggilku. Aku sudah berteriak memanggil oppa, tapi oppa tidak berbalik dan malah semakin menjauh” Ujar Shinri sambil mempout kan bibirnya kesal.
“Kau ada di sampingku?” Tanya Jaejoong.
Shinri menganggukkan kepalanya dan bibirnya semakin maju mendengar pertanyaan bodoh dari Jaejoong. “Nde. Aku ada di sampingmu sedari tadi. Aku tadi sempat takut kalau oppa meninggalkanku. Aku kira oppa sengaja membawaku ke sini untuk meninggalkanku” Ujar Shinri lirih. Air matanya kembali menggenang di pelupuk matanya.
“Jangan berpikiran bodoh, Shin-ya. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku kan sudah bilang aku akan melindungimu sampai kapanpun” Ujar Jaejoong meyakinkan sambil menggenggam bahu Shinri.
“Jinjja? Oppa janji tidak akan meninggalkanku sendirian? Oppa akan selalu bersama denganku kan? Aku tidak punya siapa-siapa lagi selainmu oppa. Aku tidak mau sendirian lagi. Aku tidak mau kehilangan lagi” Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya jatuh juga.
“Yaksokae. I want to protect you. I never leave you alone. I’m promise, Shinri-ya. I’m promise. Do you believe me?”
“Nde. I belive, oppa. Gomawo” Shinri kembali memeluk Jaejoong.
Mereka saling berpelukkan untuk mencari atau memberikan rasa aman satu sama lain. Tidak peduli banyak mata melihat mereka. Mereka hanya ingin meyakinkan satu sama lain kalau mereka akan terus bersama.
Bagi Shinri, Jaejoong seperti Kyuhyun. Namun perasaannya pada Jaejoong hanya sebatas rasa sayangnya kepada orang yang ia anggap seperti oppanya sendiri. Beda dengan perasaannya pada Kyuhyun. Setidaknya itu untuk saat ini.
Dan Jaejoong memiliki perasaan berbeda pada Shinri. Ia memang sudah lama menggagumi sosok Shinri dari apa yang Kyuhyun ceritakan padanya. Dan saat ia harus melindungi yeoja itu, perasaan sayang dan ingin melindunginya berubah menjadi cinta.
Dua orang yang hidup bersama. Akan kah perasaan mereka berubah? Akankah Shinri menyadari perasaan Jaejoong padanya dan mulai bisa mencintai namja yang berusia 7 tahun lebih tua darinya itu? Atau malah Jaejoong akan menyerah dengan perasaan cintanya dan mulai belajar mencintai Shinri hanya sebatas sebagai dongsaengnya saja? Hanya Tuhan dan waktu lah yang bisa menjawab semua pertanyaa-pertanyaan itu. Dan keputusannya, ada di tangan mereka.
-TBC-