I Want To Protect You {Part.1}

 

Image

Main Cast                            :  ~ Kim Jaejoong (Hero)
~ Cho Shinri
~ Cho Kyuhyun (Marcus)

Other Cast                          :  Heexhul / Cassey, Kim Taehyun, Park Sooyoon, Lee Jeunhye
Genre                                   : Romance/ Sad/Tragedy
Length                                  :Two Shoot

FF ini terinspirasi dari MV It’s War – MBLAQ. Namun ff ini BUKAN CERITA ASLI DARI MV TERSEBUT. Hanya beberapa adegannya aku ambil untuk kepentingan ff ini. Namun jalan ceritanya, MURNI PEMIKIRANKU SENDIRI.
Kalau mau memahami beberapa adegan di ff ini, lebih baik kalian menonton MV It’s War-MBLAQ terlebih dahulu. >> Linknya

Hope You Like~
Check it Out 😀

“H-hyung… B-bis-sa-kah k-kau b-ber-jan-ji p-pa-d-da-k-ku?”

“Apa? Apa yang kau minta dariku?”

“T-to-lo-ng j-jag-ga d-dong-s-saeng-k-ku. A-akh..”

“Aku… Aku pasti akan menjaganya. Tapi kau juga harus bertahan. Kau juga masih harus menjaganya”

“A-akh-ku t-tid-a-k b-bi-s-sa la-ghi m-men-j-ja-ga-n-nya, h-hyu-ng”

“Kau bisa, Kyu. Kau pasti bisa”

“A-khu s-sud-dhah t-tid-dak b-bis-sa, h-hyu-ng hhhh… Ak-khu m-moh-on b-ban-t-thu-an m-mu”

“Kau bisa, Kyu. Hanya tinggal kau yang dia punya. Kau harus kuat, kau harus bertahan untuknya. Dia akan sangat terpukul kalau kau menyerah. Kau tidak boleh menyerah begitu saja untuknya, Kyu”

“S-sek-khar-ang d-di-a t-tang-ghung j-jaw-abh m-mu-hhh h-hyu-nghhh…”

“D-dhan… hhhh… t-thol-ong s-samp-hai-khan p-pad-dha-n-nya… Uh-huk… Uh-huk… Hhhh…”

“s-sah-r-rang-ng-h-hae-hhhhhh….”

“Kyu… Irreona… Irreona, Kyu… Jebal… Kyu… Cho Kyuhyuuuuuuuun…”

“Hah… Hah… Hah… Kyuhyun”

~~~~

Jaejoong POV~

Kejadian itu… Mimpi itu… Kyuhyun, aku sudah menepati janjiku. Aku sudah menjaga dongsaengmu. Tapi seperti yang kubilang, dia terpukul karena kepergianmu. Andai kau mau bertahan waktu itu. Aku tidak perlu melihat air matanya terus setiap waktu. Dia seperti mayat hidup, kau tahu? Dia tidak memiliki harpan hidup. Karena alasannya untuk hidup sudah meninggalkannya. Yaitu kau. Keluarga yang ia miliki satu-satunya.

Kyuhyun… Bantu aku mengembalikannya seperti dulu. Aku tidak tahan melihatnya terus-terus terpuruk seperti ini. Karena aku mencintainya sama sepertimu mencintainya. Ah~ ani… Cinta kita berbeda padanya.

“Hiks… Hiks… Oppa… Hiks…”

“Shinri-ah…”

Author POV~

Jaejoong langsung berlari keluar dari kamarnya menuju kamar di samping kamarnya. Dia membuka perlahan pintu kayu cokelat di hadapannya.

Matanya menjelajah ke setiap sudut ruangan yang gelap tanpa penerangan apapun selain dari sinar bulan yang menyusup sedikit ke dalam ruangan luas itu. Matanya tertuju pada satu sudut kamar itu. Seorang yeoja sedang duduk meringkuk di pojok ruangan itu. Kepalanya ia tenggelamkan pada kedua lututnya dan kedua lengannya menutupi kepalanya. Tubuhnya bergetar dan terdengar isakan dari arahnya.

Jaejoong langsung mendekati yeoja itu dan berlutut di hadapan yeoja itu dan menatapnya sedih.

“Shinri” Bisik Jaejoong. Tangannya ia angkat, hendak menyetuh kepala yeoja itu.

Sebelum tangan Jaejoong sampai pada pucuk kepala Shinri, Shinri sudah mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan mata bengkaknya yang berair.

“Op-pa-hhh… Hiks… Hiks…” Shinri langsung memeluk Jaejoong erat dan menangis tersedu-sedu di dada bidang Jaejoong.

Jaejoong membelai lembut kepala Shinri untuk menenangkannya. “Jangan takut, Shin-ya. Ada oppa di sini” Bisik Jaejoong.

“Hiks… Op-pa… Kyuhyun oppa…” Gumam Shinri lirih.

“Jangan bersedih terus, Shin-ya. Oppamu akan ikut bersedih di sana kalau kau terus bersedih” Ucap Jaejoong.

Shinri semakin melesakkan kepalanya pada dada Jaejoong dan mengeratkan pelukkannya. “Aku merindukannya, oppa. Aku merindukannya… Hhhh… Hiks…”

“Aku tahu, Shin-ya. Aku juga merindukannya” Gumam Jaejoong sedih.

“Oppa… Hhhhhh…” Napas Shinri terdengar mulai teratur dan pelukkannya merenggang. Ia sudah kembali tertidur dalam pelukkan Jaejoong.

‘Kembalilah seperti dulu, Shin-ya’

~~~~~

“Kau harus menyerahkannya, Jaejoong-sshi”

“Aku tidak bisa, sajangnim. Aku tidak bisa menyerahkannya”

Jaejoong berdiri di hadapan seorang namja muda yang kira-kira seumuran dengannya yang sedang memunggunginya melihat keluar dari jendela kecil yang sejajar dengan kepalanya.

Namja itu memutar tubuhnya dan menatap tajam dan penuh amarah pada Jaejoong. “Apa kau juga ingin menjadi penghianat sepertinya juga, Kim Jaejoong?”

“Dia sudah mati, Cassey. Dan penghianatannya sudah dianggap tidak pernah terjadi. Dan Shinri tidak ada hubungannya dengan kesalahan yang dilakukan oleh oppanya” Ucap Jaejoong dengan mata tajam dan penuh amarah sama halnya dengan Cassey –namja di hadapannya-

#Brak…

Cassey menggebrak meja dengan kuat dan wajahnya semakin mengeras. “Kau lupa degan peraturan di sini, Jaejoong-sshi? Seorang penghianat tidak akan pernah dibiarkan hidup. Dan bahkan jika ia sudah mati, keluarganya pun harus mati. Tanpa memperhitungkan keluarganya terlibat atau tidak dengan penghianatannya” Ucap Cassey tegas.

“Cho Kyuhyun adalah seorang penghianat. Dia sudah mati. Dan Cho Shinri pun harus mati. Karena dia adalah dongsaeng dari seorang penghianat” Lanjut Cassey dengan nada dingin, tajam, dan wajah datar.

“Aku tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun, Kim Heechul-shii”

“Kenapa kau begitu melindungi keluarga dari penghianat itu, huh? Bukan kah kau juga yang sudah menghabisi Kyuhyun? Kenapa kau harus melindungi Shinri?” Tanya Heechul –Cassey- Sinis.

Seluruh saraf Jaejoong serasa menegang dan wajahnya mengeras. “Karena aku sudah berjanji pada Kyuhyun akan melindungi Shinri seperti dia melindungi dongsaengnya”

“Hanya itu? Bukan karena kau mencintainya?”

“…”

“Benarkan tebakkan ku, Kim Jaejoong? Kau mencintainya. Mencintai Cho Shinri” Bentak Heechul sambil mengeratkan telapak tangannya yang ia sembunyaikan di balik kantung celananya.

“Baiklah kalau kau tidak mau menyerahkannya padaku, aku juga tidak akan memaksamu untuk menyerahkannya padaku ataupun membunuhnya. Karena …” Heechul mengambil ponsel dari saku celanannya dan menekan tombol-tombol yang ada di situ. “Aku akan menghubungi anak buahku untuk membunuhnya sekarang” Ujar Heechul sinis sambil menyeringai.

Jaejoong langsung menegang. Segera ia berlari keluar dari ruangan luas yang minim penerangan itu. Ia berlari dengan cepat menuruni setiap tangga dari lantai 3 itu dan membuka dengan kasar pintu kaca yang ada di lobi gedung kelompok mafia yang merupakan kelompok ia bernaung selama ini bersama dengan Kyuhyun.

Sambil berlari ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Ia menghubungi no.1 pada speed dial ponselnya.

‘Shinri-ya… Angkat telponku’ Gumam Jaejoong dalam hati.

Sedangkan di tempat lain…

~~~~

“Shinri-ya… Kami senang kau mulai banyak perkembangan sekarang”

“Nde. Gomawo chingudeul kalian masih ada untukku. Karena kalian dan Jaejoong oppa, aku merasa tidak sendirian dan mulai bisa menerima kepergian Kyuhyun oppa”

Shinri sedang berkumpul dengan 3 sahabat-sahabatnya di sebuah Café ‘Kona Beans’. Mereka tertawa dan bercanda dengan lepas. Tanpa tahu bahaya mengintai Shinri saat ini.

“Tae-ya, aku dengar kau sedang dekat dengan sunbae kita di kampus”

“Yak~ kau tahu dari mana, Shinri-ya?”

“Dari mereka berdua”

Dua orang yang di tunjuk oleh Shinri hanya terkekeh kecil sambil mengangkat dua jari tengah dn telunjuk mereka.

“Ck~ dasar ahjummadeul tukang gosip”

“Yak apa maksudmu, sayu?”

“Ck~”

Drrrt…. Drrrt…

Jaejoong oppa Calling…

“Yeoboseyo?”

‘Kau ada di mana Shin-ya?’

“Aku? Aku ada di café bersama Taehyun, Sooyoon, dan Jeunhye. Waeyo oppa?”

‘Cepat pulanglah Shin-ya’

“Museun Iri…”

‘Pulanglah dan jangan banyak tanya’

“Ah… Nde, oppa. Aku akan pulang sekarang”

‘Hati-hati di jalan. Hubungi aku kalau ada apa-apa. Tunggu aku di apartment’

“Nde, oppa”

Shinri memasukan ponselnya dan menghembuskan napas kecewa. Baru saja ia bersenang-senang dengan teman-temannya, Jaejoong sudah menyuruhnya untuk pulang. Namun ia harus menuruti perintah Jaejoong. Karena ia tahu kalau saat ini ada yang sedang tidak beres sehingga Jaejoong ingin ia segera pulang.

“Museun iriya?” Tanya Jeunhye yang menyadari perubahan raut wajah Shinri setelah menerima telpon.

Shinri memberikan senyum kecil pada teman-temannya. “Mianhae, chingudeul.  oppa menyuruhku untuk pulang. Sepertinya ada hal buruk”

“Aah~ sayang sekali. Padahal kita baru bertemu sebentar”

“Mianhae, Soo-ya”

“Gwenchanayo”

“Aku pulang dulu, chingudeul. Lain kali kita berkumpul lagi”

“Nde. Hati-hati di jalan, Shinri”

“Nde. Annyeong”

Shinri POV~

Sebenarnya ada apa, sampai-sampai Jaejoong oppa menyuruhku cepat pulang. Apa ada sesuatu yang gawat? Mungkin saja. Kalau tidak ada yang gawat dan penting, dia pasti tidak akan menyuruhku cepat-cepat pulang.

Drrrt… drrrt…

From: Jaejoong Oppa

Kamu ada di mana?

‘Kenapa Jaejoong oppa hari ini terlihat aneh sekali? Tidak biasanya dia terus menerus menanyakan tentangku.

To: Jaejoong Oppa

Aku sedang di bus. Sebentar lagi aku sampai apartment. Oppa ada di mana?

Aku melihat pemandangan di luar bus, sambil menunggu balasan dari Jaejoong oppa. Aku tiba-tiba teringat Kyuhyun oppa. Kami dulu sering naik bus berdua kemana saja. Selama di bus dia selalu melindungiku dari orang-orang jahat. Dan jika ada kursi kosong, ia pasti akan langsung menyuruhku duduk. Kalau perjalan kami jauh, aku juga sering tidur di bahunya dan ia akan membelai kepalaku. Kami akan mendengarkan lagu kesukaan kami berdua.

Tess…

Mengingatnya kembali, membuat air mataku kembali mengalir tidak bisa terbendungkan lagi. Dadaku terasa sesak setiap kali mengingat kebersamaan kami. Aku sangat merindukannya. Hanya dia yang aku punya sejak aku kecil. Kami sebenarnya bukan saudara kandung. Kyuhyun oppa besar di panti asuhan. Keluargaku mengadopsinya saat ia berusia 7 tahun dan aku 4 tahun.

Kami hidup dengan baik. Kyuhyun oppa sangat menyayangiku. Dan aku juga menganggapnya seperti oppa kandungku sendiri. Appa dan eomma juga sangat menyayanginya. Ia anak yang baik dan jenius. Selalu bisa membuat appa, eomma, dan aku bangga padanya.

Sampai pada akhirnya, kejadian 6 tahun lalu terjadi. Appa dan eomma dibunuh oleh relasi appa sendiri. Aku dan oppa dibuang ke jalanan. Kami hidup dengan sangat susah. Saat itu aku baru berusia 14 tahun. Dan Kyuhyun oppa 17 tahun.

Kami sama-sama berhenti sekolah. Kyuhyun oppa bekerja keras untukku. Untuk biaya hidup kami dan tempat tinggal kami. Aku kasihan dengannya. Aku juga ingin bekerja untuk meringankan beban ekonomi kami. Tapi ia melarangku untuk bekerja. Yang aku bisa hanya membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk kami. Aku kembali sekolah, sedangkan oppa tidak. Sebenarnya aku tidak mau sekolah. Karena biaya sekolah sangat mahal, dan Kyuhyun oppa pasti kesulitan untuk membiayaiku. Tapi Kyuhyun oppa memaksa.

“Oppa ingin kamu menjadi orang yang berhasil di masa depan. Oppa ingin masa depanmu baik. Maka dari itu kamu harus sekolah dengan baik. Tidak usah pikirkan tentang uang. Oppa masih bisa bekerja. Tugas mu hanya belajar yang baik dan menjadi orang yang sukses” Itu lah yang selalu Kyuhyun oppa katakan padaku.

Hingga pada akhirnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Aku mulai mencintainya lebih dari perasaan seorang dongsaeng pada oppanya. Aku mulai mencintainya seperti seorang yeoja pada seorang namja. Namun aku berusaha memendamnya. Aku tidak mau hubungan kami rusak karena perasaan dan keegoisanku.

Hingga akhirnya, oppa meninggal satu bulan yang lalu. Aku tidak tahu apa penyebabnya meninggal. Menurut polisi ia ditembak. Tapi siapa yang menembaknya? Kenapa oppa ditembak? Memang apa salah oppa? Aku memang tidak tahu apa pekerjaannya. Tapi aku rasa, pekerjaannya bukan pekerjaan yang berbahaya. Karena ia selalu pulang tepat waktu dan dalam kondisi baik-baik saja.

Drrrt… Drrrt…

From: Jaejoong Oppa

Hati-hati di jalan, nde. Oppa sebentar lagi juga akan sampai. Hubungi aku segera jika terjadi sesuatu. Dan tetap waspada

‘Apa maksud pesannya?’

Aku turun dari bus saat sampai di halte tujuanku. Aku kembali membaca pesan dari Jaejoong oppa dan akan membalasnya.

Hingga aku merasa ada yang menarik tanganku dan membawaku berlari. Aku yang kaget hanya bisa pasrah ditarik oleh orang itu. Aku memperhatikan punggungnya.

“Jaejoong oppa”

Jaejoong POV~

Aku mempercepat laju mobilku. Aku tidak mau sampai terlambat dan terjadi sesuatu dengan Shinri. Aku melihat siluet Shinri dari jauh. Dia baru saja turun dari bus. Namun aku merasa ada sesuatu yang buruk yang sedang mengintainya. Dan benar saja. Saat aku menoleh ke arah seberang jalan, aku melihat ada sebuah mobil sedan hitam sedang berhenti. Dan ada seseorang yang terlihat sedang mengarahkan tembakan pada Shinri.

Aku langsung lari keluar dari mobilku dan berlari secepat mungkin ke arahnya. Aku menarik tangannya dan membawanya berlari menuju mobilku. Kulihat dari kaca spion mobilku, mobil itu masih diam di tempat. Sepertinya dia tidak berniat mengejar kami.

“Oppa? Ige Mwoya?” Tanya Shinri.

“Akan aku jelaskan di apartment nanti”

~~~~~

Author POV~

Sesampainya di apartment, Jaejoong langsung membawa Shinri masuk dan mengunci pintu apartmentnya. Jangan sampai ada yang mengetahui apartment mereka, harap Jaejoong dalam hati. Dia memang selama ini menyembunyikan tempat tinggalnya, karena demi keamanan Shinri.

Jaejoong berjalan dengan gontai menuju sofa di tengah ruangan. Shinri berdiri sambil menatap punggung Jaejoong. Jaejoong menjatuhkan dirinya di sofa. Dia menghela napasnya sambil menengadahkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

“Minumlah oppa”

Jaejoong membuka matanya dan menatap gelas yang ada di depan matanya. Ia kembali menengadah dan tersenyum pada Shinri yang kini sedang berdiri di hadapannya sambil mengulurkan gelas berisi air putih pada Jaejoong.

“Gomawo”

Jaejoong menerima gelas itu dan meneguk airnya. Tenggorokan yang semula terasa kering, kini kembali segar. Dia menyerahkan gelasnya kembali kepada Shinri. Shinri menerimanya dan duduk di samping Jaejoong.

Beberapa saat mereka sama-sama terdiam. Terlarut dalam pikiran masing-masing. Mulai merasa risih dengan keheningan ini, Shinri melirik ke arah Jaejoong yang terdiam di sampingnya. Mata Jaejoong memancarkan sesuatu yang membuat Shinri penasaran.

“Oppa…” Panggil Shinri dengan hati-hati.

Jaejoong menoleh dan langsung menatap mata teduh Shinri.

“Sebenarnya…” Shinri menundukkan kepalanya karena merasa malu ditatap seperti itu oleh Jaejoong. “Apa yang terjadi? Kenapa oppa terlihat aneh hari ini?” Tanya Shinri.

“Aku ingin menceritakan sesuatu padamu” Ucap Jaejoong sambil kembali menolehkan kepalanya ke depan dan menatap televisi di seberangnya dengan tatapan kosong.

Shinri mengrenyitkan dahinya. Ucapan Jaejoong sama sekali tidak menjawab rasa penasarannya. Malah sekarang ia bertambah penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Namun ia tetap diam dan menunggu Jaejoong melanjutkan ucapannya.

“Mungkin setelah mendengar ceritaku ini, kau akan membenciku. Namun, sebenarnya aku tidak bermaksud melakukan hal ini semua. Ini aku lakukan karena aku terpaksa”

Shinri semakin bingung dengan ucapan Jaejoong. Dia menyimak setiap ucapan Jaejoong dengan seksama.

“Apakah selama ini kamu tahu apa pekerjaanku dan Kyuhyun?” Tanya Jaejoong.

Shinri menggelengkan kepalanya. “Anniyo. Aku tidak tahu, oppa”

“Kami selama ini bekerja untuk sebuah organisasi. Organisasi ini lumayan besar. Dan organisasi kami termasuk dalam 10 organisasi paling diburu oleh polisis”

“Diburu polisis? Memangnya kalian berada dalam organisasi apa?” Tanya Shinri dengan suara yang tercekat. Tangannya meremas gelas yang ada digenggamannya dengan erat. Sampai-sampai tangannya memerah.

“Kami bekerja untuk seorang bos mafia besar. Kami adalah kaki tangan bos mafia tersebut yang sangat dipercaya olehnya”

“Mafia?” Mata Shinri terbelalak kaget. Ia tidak menangka jika selama ini Kyuhyun oppanya adalah seorang bawahan mafia besar.

“Nde. Aku dan Kyuhyun adalah satu tim yang solid. Dia sangat pandai memecahkan sandi-sandi dan merakit senjata. Sedangkan aku selalu berada di depannya saat kami mulai menghadapi musuh. Bekerja sama selama 4 tahun membuat kami dekat. Aku sudah menganggapnya sebagai dongsaengku sendiri”

“Hingga 2 bulan yang lalu Kyuhyun memutuskan untuk keluar dari organisasi kami. Keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang salah. Bagi para mafia, jika sudah terjerumus kedalam, tidak akan bisa kembali lagi. Dan anggota mafia yang mengundurkan diri dianggap sebagai pengkhianat dan harus dibunuh agar tidak membocorkan rahasia organisasi mafia tersebut”

“Dibunuh?” Shinri semakin  terkejut. Matanya sudah berkaca-kaca.

“Nde. Jika pengkhianat itu kabur, para anggota lainnya diwajibkan untuk mencarinya dan membawanya pada pemimpin mafia dalam keadaan hidup ataupun mati”

“Kau tahu? Kyuhyun sering menceritakan tentangmu padaku. Ia bilang, ia memiliki seorang dongsaeng yang cantik dan pintar. Ia sangat bangga pada dongsaengnya. Dan ia sangat mencintainya. Bukan cinta sebagai saudara. Melainkan lebih dari itu”

“Tidak mungkin?” Lirih Shinri. Air matanya sudah mengalir bebas dari sudut matanya dan membuat aliran sungai kecil di pipinya.

“Dia sangat mencintaimu dan ingin mencari pekerjaan lebih layak untuk menghidupimu. Maka dari itu ia memilih mengundurkan diri dan meminta belas kasihan dari ketua kami. Namun semuanya percuma karena Cassey-sajang bukanlah orang yang memiliki rasa belas kasih”

“Kami semua, diperintahkan untuk mencari Kyuhyun yang dianggap sebagai pengkhianat. Hanya aku yang tahu keberadaannya. Dan aku tidak mau mengatakannya pada siapapun. Aku tidak mungkin menyerahkan dongsaengku sendiri pada kematian. Apalagi aku tahu kalau Kyuhyun mengundurkan diri karena ia ingin hidup normal bersama dengan yeoja yang ia cintai”

“Namun aku tidak tahu kalau ada mata-mata yang selalu mematai-mataiku. Dan suatu hari Cassey-sajang memerintahkanku untuk membunuh Kyuhyun. Aku menolaknya. Namun ia mengancam akan membunuhmu kalau aku menolaknya. Kyuhyun tahu tentang itu. Dia memintaku untuk membunuhnya. Aku menolaknya namun ia memaksa”

“Maldo andwae” Shinri terisak sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya dan gelas yang ia pegang sedari tadi sudah jatuh dari genggamannya.

“Ia merebut senjataku. Ia ingin menembak dirinya sendiri. Aku menghalanginya. Kami berebut pistol itu. Hingga akhirnya, pistol itu meletus dan pelurunya menembus perut Kyuhyun. Kyuhyun sekarat dan memintaku untuk menggantikannya menjagamu”

“Ia memintaku kabur dari tempat itu. Aku tidak menolaknya. Aku ingin menbawanya ke rumah sakit agar ia mendapat perawatan. Namun ia lebih keras kepala dariku. Hingga akhirnya ia meninggal di hadapanku dan aku terpaksa meninggalkan jasadnya di gedung tua tempat kami bertemu”

“Oppa…. Hiks…. K-kyu-hyun o-op-pa… Haaaaa… Huaaaaa…. Hiks…. Hiks….” Shinri menangis meraung-raung. Kenyataan yang selama ini tersembunyi darinya, membuatnya begitu terpukul. Ia sama sekali tidak menyangka jika Kyuhyun juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan ia juga tidak menyangka Kyuhyun rela menyerahkan nyawanya untuk melindungi dirinya.

“Mianhae… Jeongmal mianhae, Shinri-ya. Aku tidak bermaksud untuk membunuhnya. Aku juga tidak bermaksud untuk menutupi ini semua darimu. Aku… aku hanya merasa belum ada waktu yang tepat. Mianhae…” Jaejoong mengucapkan rasanya penyesalannya. Ia menangkup wajahnya pada kedua telapak tangannya.

Shinri semakin terisak. Seakan dia tuli dengan semua ucapan perminta maafan Jaejoong, dipikirannya sekarang, ia hanya ingin bisa kembali kemasa di mana ia masih bisa bersama Kyuhyun. Ia ingin Kyuhyun tahu kalau ia juga mencintai Kyuhyun.

“Sekarang Cassey-sajang sedang mencarimu”

Shinri menghentikan tangisnya dan menatap Jaejoong dengan mata besarnya yang semakin besar karena membengkak dan merah karena banyak mengeluarkan air mata.

“Peraturan dalam kelompok mafia kami, keluarga pengkhianatpun harus mati. Dan kau kini sedang dalam bahaya. Cassey-sajang ingin kau mati. Maka dari itu tadi aku memintamu untuk segera pulang. Karena ada seorang suruhannya yang sedang berada di sekitarmu dan siap membunuhmu” Jaejoong pun menoleh dan mebalas tatapan Shinri. Hatinya merasa miris melihat yeoja yang sangat ia cintai bahkan sebelum bertemu dengan Shinri.

“Dia ingin nyawaku?” Lirih Shinri. Tatapan matanya terlihat sangat kosong.

Seperti bisa membaca pikiran Shinri, Jaejoong langsung meraih bahu Shinri dan menghadapkan tubuh Shinri padanya dengan paksa.

“Jangan pikirkan hal macam-maca, Shin-ya. Aku tidak akan membiarkanmu disakiti apalagi dilukai sujung kuku pun oleh siapapu, bahkan Cassey-sajang sekalipun. Aku juga tidak akan mebiarkanmu menyerahkan dirimu. Aku tahu kau sangat mencintai Kyuhyun, namun aku harap kau jangan memilih jalan yang salah. Jangan buat pengorbanan Kyuhyun untukmu menjadi sia-sia” Terbesit perasaan sakit pada hatinya saat mengucapkan kata-kata itu.

“Aku merindukannya, oppa. Aku sudah terbiasa hidup dengannya. Aku tidak sanggup untuk hidup sendiri tanpanya. Aku selalu berharap bisa bertemu dengannya dengan cara apapun. Bahkan dengan menyusulnya ke alam sana” Ucap Shinri. Matanya yang kosong menatap mata Jaejoong.

Jaejoong sedikit meremas bahu Shinri. “Jangan bodoh, Shin-ya. Kau tidak sendirian. Kau masih memilikiku dan teman-temanmu. Kami akan merasa sangat sedih jika kau kenapa-napa. Kyuhyun menyerahkan nyawanya, berarti ia ingin kau hidup lebih lama. Kalau kau mencintainya, kau harus mengabulkan keinginnannya. Kau harus hidup dengan baik. Dan ia memintaku untuk menjagamu. Selamanya aku akan melindungimu. I want to protect you”

Shinri tertegun menatap mata tajam Jaejoong. Dadanya terasa berdesir dan jantungnya memompa dengan cepat. Perlahan air matanya kembali turun membasahi pipinya. Ia memeluk tubuh Jaejoong tiba-tiba dan sangat erat. Tubuh Jaejoong menengang mendapat pelukan tiba-tiba dari Shinri.

Mereka tetap dalam posisi tersebut sangat lama. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara derasnya hujan yang entah sejak kapan turun dan petir yang menggelegar.

~~~~~

Shinri POV~

Aku terbangun dari tidurku. Aku mengrejapkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan dengan sinar matahari pagi yang masuk ke dalam kamarku melalu jendela besar di samping tempat tidurku.

“Eugh” Saat aku ingin mengankat tangan kananku, aku merasa sesuatu menahannya. Aku menoleh dan menemukan Jaejoong oppa sedang menggenggam erat tanganku.

Kyuhyun oppa… Mafia… Pengkhianatan… Pembunuhan… Penembakan… Cinta… Semua kata-kata Jaejoong oppa kemarin memenuhi kepalaku. Air mataku kembali mengalir. Aku masih belum bisa menerima kenyataan ini.

Aku tidak menyangka kalau Kyuhyun oppa adalah seorang mafia. Ia berkhianat untukku. Ia mati karena tertembak pistol Jaejoong oppa. Dan Kyuhyun oppa mencintaiku? Kenyataan terakhir itu menusuk hatiku.

Andai aku tahu semuanya dari awal. Andai aku bisa mencegah semuanya. Andai kami diberi kesempatan untuk hidup bersama lebih lama. Aku akan menjadi yeoja paling bahagia di dunia ini. Semua anganku bersama Kyuhyun oppa bisa saja terjadi. Namun semuanya hanya ada di dalam mimpiku. Karena semua itu sudah terlambat.

“Shin-ya, gwenchanayo?” Aku menoleh begitu mendengar suara lembut Jaejoong oppa yang penuh dengan rasa khawatir.

Aku berusaha tersenyum sebaik mungkin dan menghapus air mataku. “Nan gwenchana, oppa”

Jaejoong oppa membelai rambutku dan mencium keningku. Rasanya sangat hangat. Seperti Kyuhyun oppa yang sedang mencium keningku untuk menenanganku saat aku sedih atau gelisah. Namun ada perasaan berbeda di dalamnya.

“Gomawo oppa” Ujar ku tulus sambil menatap ke dalam matanya.

“Mandilah. Aku akan memasakan sarapan dulu” Ujar Jaejoong oppa sambil tersenyum hangat padaku.

“Aku saja yang masak, oppa”

“Tidak usah. Mandilah”

Akhirnya aku menuruti perintahnya. Aku menuju kamar mandi. Namun aku sadar dia belum keluar dari kamarku.

“Oppa. Aku kan mau mandi. Kenapa kau masih di sini?”

“Hehehe… baiklah aku akan keluar”

“Cepat keluar sana. Kau tidak berniat mengintipku mandikan?”

“Yak~ sejauh itukah pikiranmu? Kau pikir kau menarik apa? Ck~ aku tidak berniat mengintipmu”

“Yak~ apa maksudmu oppa? Aku ini seksi tahu”

“Arraseo. Kau seksi … Kau seksi… Tapi di dalam mimpi mu. Huahahaha…”

Aku bersiap melemparnya dengan sendal kamarku. Namun ia sudah berlari keluar kamar sambil tertawa bahagia.

“Aish~ jinjja”

Jaejoong POV~

Aku senang. Dia tidak terlalu terpuruk seperti apa yang aku bayangkan. Meski aku masih melihat gurat kesedihan di dalam matanya.

‘Kyu… aku berjanji akan membahagiakannya. Ijinkan aku mencintainya’

“Aaah… Aku akan memasakan makanan yang enak untuknya”

Author POV~

“Hari ini bagaimana kalau kita jalan-jalan?”

“Jalan-jalan, oppa? Kemana?”

“Kau mau nya kemana?”

“Lotte World” Seru Shinri semangat. “Kita kesana yaa oppa” Rengeknya.

Jaejoong terkekeh kecil melihat tingkah Shinri yang seperti anak-anak. “Arraseo. Kita ke sana hari ini. Kalau begitu, setelah makan. Bersiap-siaplah”

“Nde. Gomawo oppa. Nan jeongmal saranghae” Shinri kembali melanjutkan sarapnnya dengan perasaan bahagia.

Jaejoong tertegun mendengar ucapan terakhir dari kata-kata Shinri tadi. Ia tersenyum simpul sambil terus memandangi Shinri.

‘Nado saranghae, Shin-ya. Jeongmal saranghaeyo’

~~~~~

“Oppa… ayo kita coba wahana yang itu” Tunjuk Shinri pada sebuah wahana.

Jaejoong mengikuti Shinri yang semangat berlari menuju wahana tersebut dengan langkah santainya.

“Ckckck… dasar anak-anak” Gumamnya sambil tersenyum.

Banyak mata menatapnya. Hari ini Jaejoong terlihat sangat keren dengan pakaiannya. Jika biasanya ia selalu memakai pakaian serba hitam, kali ini dia memakai pakaian yang lebih santai. Sebuah kaos v neck berwarna putih dengan hoodie hitam. Celana jean berwarana biru dengan banyak aksen robek-robek yang menambah kesan keren. Dan sepatu sneekers putih. Benar-benar keren dan menarik banyak perhatian. Apalagi dengan rambutnya yang berwarna cokelat terang setengkuk.

“Oppa… Kajja…” Seru Shinri yang sudah jauh di depannya sambil melambaikan tangannya.

Jaejoong menggelengkan kepalanya melihat tingkah Shinri. Dan kemudian ia segera berlari menyusul Shinri yang sudah berada di depan wahana yang ia maksud.

~~~~~

Matahari semakin meninggi dan terik. Namun karena ini musim semi, jadi matahari tidak terlalu panas.

Jaejoong melihat jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.15. ia berniat mengajak Shinri makan siang. Namun saat mengedarkan padangannya keseliling tempat itu, ia tidak mmenemukan Shinri. Padahal ia yakin, tadi Shinri berdiri di sampingnya.

“Shin-ya… Cho Shinri-ya… Eodiseyo???” Serunya.

Ia berkeliling tempat itu sambil berlari mencari Shinri. Ia sangat panik. Banyak pikiran buruk di dalam kepalanya.

‘Aish~ kemana dia? Jangan sampai ia diculik oleh orang-orang Cassey-sajang. Atau jangan sampai ada hal buruk lainnya menimpa dirinya. Shinri-ya… Neo odiga???’

“Chogiyo… Apa anda melihat anak perempuan setinggi ini? Rambutnya panjang sepinggang. Kira-kira umurnya 18 tahun. Memakai kaos putih lengan panjang dan celana jean biru selutut”

“Ah~ jeosonghamnida. Saya tidak melihatnya”

“Oh~ nde, gwenchana. Kamsahamnida”

Jaejoong bertanya kepada setiap orang yang ia temui. Dan tidak ada satupun yang melihat ciri-ciri yang Jaejoong cari. Berkali-kali ia membungkuk untuk berterima kasih dan meminta maaf kepada orang-orang yang ia tanyai.

Saking paniknya, ia sampai lupa kalau ia memiliki ponsel dan bisa menelpon Shinri untuk menanyakan dimana ia berada.

“Hiks… Hiks…” Jaejoong mendengar suara tangisan dari balik pohon di sampingnya.

Awalnya ia mengabaikan suara itu. Namun lama kelamaan, ia merasa mengenal suara isakan tersebut. Dengan tergesah, ia segera menuju balik pohon besar itu.

“Shinri-ya”

“Oppa… Hiks… Jae oppa…”

Ternyata dugaannya benar. Suara isakan yang ia dengar adalah suara Shinri. Shinri langsung berdiri dan memeluk Jaejoong dengan erat.

“Oppa dari mana saja? Aku mencarimu” Tanya Shinri yang masih sedikit terisak di dalam pelukan Jaejoong.

“Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau darimana saja? Aku mencarimu” Jaejoong mengelus punggung Shinri untuk menenangkan gadis itu.

Shinri melepaskan pelukkannya dan mendongak untuk menatap Jaejoong yang lebih tinggi darinya. “Aku tadi tidak kemana-mana. Aku sedang mengikat tali sepatuku. Tapi tiba-tiba oppa berlari menjauhiku. Aku mengejar oppa. Tapi karena banyak orang aku kehilangan jejak oppa. Aku mendengar oppa berteriak memanggilku. Aku sudah berteriak memanggil oppa, tapi oppa tidak berbalik dan malah semakin menjauh” Ujar Shinri sambil mempout kan bibirnya kesal.

“Kau ada di sampingku?” Tanya Jaejoong.

Shinri menganggukkan kepalanya dan bibirnya semakin maju mendengar pertanyaan bodoh dari Jaejoong. “Nde. Aku ada di sampingmu sedari tadi. Aku tadi sempat takut kalau oppa meninggalkanku. Aku kira oppa sengaja membawaku ke sini untuk meninggalkanku” Ujar Shinri lirih. Air matanya kembali menggenang di pelupuk matanya.

“Jangan berpikiran bodoh, Shin-ya. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku kan sudah bilang aku akan melindungimu sampai kapanpun” Ujar Jaejoong meyakinkan sambil menggenggam bahu Shinri.

“Jinjja? Oppa janji tidak akan meninggalkanku sendirian? Oppa akan selalu bersama denganku kan? Aku tidak punya siapa-siapa lagi selainmu oppa. Aku tidak mau sendirian lagi. Aku tidak mau kehilangan lagi” Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya jatuh juga.

“Yaksokae. I want to protect you. I never leave you alone. I’m promise, Shinri-ya. I’m promise. Do you believe me?”

“Nde. I belive, oppa. Gomawo” Shinri kembali memeluk Jaejoong.

Mereka saling berpelukkan untuk mencari atau memberikan rasa aman satu sama lain. Tidak peduli banyak mata melihat mereka. Mereka hanya ingin meyakinkan satu sama lain kalau mereka akan terus bersama.

Bagi Shinri, Jaejoong seperti Kyuhyun. Namun perasaannya pada Jaejoong hanya sebatas rasa sayangnya kepada orang yang ia anggap seperti oppanya sendiri. Beda dengan perasaannya pada Kyuhyun. Setidaknya itu untuk saat ini.

Dan Jaejoong memiliki perasaan berbeda pada Shinri. Ia memang sudah lama menggagumi sosok Shinri dari apa yang Kyuhyun ceritakan padanya. Dan saat ia harus melindungi yeoja itu, perasaan sayang dan ingin melindunginya berubah menjadi cinta.

Dua orang yang hidup bersama. Akan kah perasaan mereka berubah? Akankah Shinri menyadari perasaan Jaejoong padanya dan mulai bisa mencintai namja yang berusia 7 tahun lebih tua darinya itu? Atau malah Jaejoong akan menyerah dengan perasaan cintanya dan mulai belajar mencintai Shinri hanya sebatas sebagai dongsaengnya saja? Hanya Tuhan dan waktu lah yang bisa menjawab semua pertanyaa-pertanyaan itu. Dan keputusannya, ada di tangan mereka.

-TBC-

Our Little Dongsaeng -Part.6-

Cast: Kyuhyun / Hankyung / Zhoumi / Siwon / Changmin / Kibum / Donghae / Henry

Genre: Brothership, Friendship, Family

_OLD_

“ Aku rasa sekarang lah waktunya kita menjalankan rencana kita”

“Aku rasa juga begitu. mereka pikir setelah menjebloskan kita kepenjara, kita akan berhenti mengganggu keluarga mereka”

“Heh~ mereka salah besar. Kita tidak akan berhenti sampai berhasil menghancurkan keluarga mereka”

“Dan aku rasa, anak bungsu keluarga itu bisa kita jadikan korban”

“Anak yang dulu menyaksikan tindakan kita?”

“Ya, dia. Dengan menghabisinya, kita bisa membuat hyungdeulnya menderita. Dan dengan begitu, hancurlah keluarga Cho”

“Ide yang bagus. Aku setuju dengan kalian”

“Kekekeke~ Kita lihat saja, sampai kapan mereka bisa merasakan bahagia? Dan sebentar lagi, kebahagiaan itu akan sirnah”

“Aku tidak akan puas kalau keluarga Cho belum merasakan penderitaan”

“Kami juga, hyung”

_OLD_

Author POV~

“Mianhae hyung. Kami tidak tahu kalau Kyuhyun itu tidak boleh kelelahan”

“Gwenchana, Changmin-ah. Harusnya aku mengatakan ini sejak awal. Tapi aku minta lain kali, jangan ajak Kyuhyun bermain terlalu lama dan terlalu lelah”

“Nde, Zhoumi hyung”

Kyuhyun dan teman-teman barunya terlalu asyik bermain hari ini. Mereka bermain di game center sampai pukul 7 malam. Jika tidak karena kondisi Kyuhyun yang tiba-tiba drop, mereka mungkin masih ada di sana sampai saat ini.

Saat sedang bermain tadi, tiba-tiba Kyuhyun ijin pergi ke WC. Namun hampir 15 menit ia tak kunjung kembali. Karena cemas, Changmin dan yang lainnya langsung menyusul Kyuhyun. Dan mereka kaget saat melihat pintu WC di penuhi banyak orang. Dan mereka bertambah kaget saat mendapati Kyuhyun tak sadarkan diri dengan keringat dingin yang terus mengalir di seluruh tubuhnya, dan suhu badannya yang meningkat.

Karena mereka ingat kata-kata Zhoumi kalau Kyuhyun tidak suka ke rumah sakit, mereka memilih membawa Kyuhyun pulang ke rumahnya. Dan untunglah Zhoumi sudah pulang kuliah.

“Ergh …” Terdengar suara erangan Kyuhyun.

Zhoumi, Changmin, Kibum, Donghae, dan Henry langsung menghampiri tempat tidur Kyuhyun. Bola mata Kyuhyun bergerak di dalam kelopak matanya yang masih menutu. Dan setelah beberapa saat, matanya terbuka perlahan dan ia mengrejap-ngrejapkannya beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan ke adaan sekitar.

“Kyunie-ah, bagaimana perasaanmu? Apa masih pusing?” Tanya Zhoumi saat Kyuhyun sudah membuka matanya dengan sempurna dan menatap mereka semua.

Kyuhyun tersenyum simpul dan lemah, “Nan gwenchana, hyung. Hanya masih sedikit pusing dan rasanya panas” Ucap Kyuhyun dengan suara pelan, karena kondisi tubuhnya masih lemah.

“Mianhae, Kyu. Kami sudah membuatmu sakit” Ujar Donghae.

Dan Kyuhyun kembali tersenyum, “Bukan salah kalian. Aku juga terlalu asyik bermain. Aku sangat senang hari ini. Karena untuk pertama kalinya aku bermain bersama teman-temanku. Harusnya aku berterima kasih pada kalian karena sudah membuatku senang hari ini” Ujar Kyuhyun.

Changmin dan yang lainnya tersenyum tulus. Mereka senang akhirnya Kyuhyun bisa menerima mereka sebagai temannya. “Cepat sembuh ya, chingu. Nanti kita main lagi. Tapi di rumahmu atau rumah salah satu dari kita saja. Supaya kau tidak kelelahan” Ujar Kibum.

Kyuhyun mengangguk singkat dan senyumnya belum pergi dari bibirnya. Ia sungguh merasa senang hari ini. Setelah sekian lama merasakan kesepian karena tidak memiliki teman sebaya, sekarang ia bisa merasakan hal tersebut. Ia sungguh bersyukur kini memiliki teman yang peduli dengannya seperti mereka ber-4.

“Kami pulang dulu ya, Zhoumi hyung, Kyuhyun-ah. Besok kau tidak usah masuk sekolah. Biar kami yang memberitahukan pada songsaengnim. Dan setelah pulang sekolah kami ke sini lagi untuk menjengukmu dan memberikan catatan pelajaran” Ujar Henry.

“Gomawo” Balas Kyuhyun.

“Kita kan teman. Sudah sewajarnya kita saling membantu. Benarkan?” Ujar Changmin semangat.

“Hem …” Mereka semua mengangguk setuju.

Zhoumi tersenyum senang melihat ke-5 teman ini. Dia bersyukur akhirnya Kyuhyun memiliki teman yang baik dan sangat perhatian padanya.

_OLD_

Hari ini Kyuhyun tidak masuk sekolah karena suhu badannya tiba-tiba meningkat lagi subuh tadi. Dan sampai saat ini, dia belum bangun. Changmin dan yang lainnya datang menjenguk Kyuhyun setelah pulang sekolah. Siwon sudah meng-SMS Changmin kalau tidak ada orang di rumah sekarang kecuali Kyuhyun dan para pelayan. Dan ia juga mengatakan kalau kondis Kyuhyun kembali drop, dan meminta mereka semua menemani Kyuhyun sampai salah satu dari Hankyung, Siwon, datau Zhoumi pulang.

“Kyuhyun-ah, kau lapar?” Tanya Changmin saat Kyuhyun sudah bangun.

Kyuhyun menggeleng lemah.

“Makanlah dulu, Lee ahjumma baru saja membuatkan mu bubur” Ujar Kibum yang baru masuk sambil membawa nampan berisikan semangkuk bubur, air putih, dan obat demam.

“Arraseo …” Meski ia merasa tidak lapar, Kyuhyun tetap menyetujui untuk makan. Karena ia merasa tidak enak pada Lee ahjumma kalau sampai ia tidak makan.

Kyuhyun memakan hanya beberapa sendok buburnya. Ia merasa tidak kuat kalau harus menghabiskan semuanya. Changmin dan yang lainpun tidak memaksa Kyuhyun untuk menghabiskan. Kan kalau orang sakit napsu makannya memang tidak ada. Jadi, wajar saja kalau Kyuhyun hanya makan sedikit.

“Mianhae aku merepotkan kalian” Ujar Kyuhyun.

Kyuhyun duduk di atas kasur dengan bersandar pada kepala kasurnya. Sedangkan Changmin, Kibum, Henry, dan Donghae duduk di samping kiri dan kanan Kyuhyun.

“Kau sama sekali tidak membuat kami repot. Kami malah senang bisa menemani teman yang sedang sakit” Ujar Henry.

Kyuhyun tersenyum tulus. “Gomawo, chingudeul” Ujar Kyuhyun.

“Cheonmanaeyo” Balas mereka ber-4 bersamaan dengan semangat.

“Hahahaha …” Mereka ber-5 tertawa bersama.

Kyuhyun POV~

Aku merasa sangat senang sekarang. Di saat aku sakit, ada yang menemaniku. Dulu hanya ada Lee ahjussi dan Lee ahjumma yang menemaniku saat aku sakit. Kini ada Changmin, Kibum, Donghae, dan Henry yang menemaniku dan membuatku tertawa. Kedatangan mereka membuatku merasa lebih baik. Betapa beruntungnya diriku memiliki mereka sebagai temanku.

“Ini foto copy an catatan pelajaran selama satu hari ini” Kibum menyerahkan beberapa lembar foto copy an padaku.

Aku melihatnya satu persatu. Catatan hari ini banyak juga. Semoga besok aku sudah sehat sehingga tidak harus merepotkan mereka.

“Gomawo” Ujarku tulus dan mereka semua tersenyum padaku.

Kalau aku sakit dulu, aku bingung dengan catatan pelajaran selama aku sakit. Aku kan tidak punya teman, jadi aku tidak mungkin meminjam catatan mereka. Dan aku masih ingat, Changminlah yang selalu menyodorkan buku catatannya padaku tanpa aku minta. Aku sebenarnya segan karena aku tidak dekat dengannya. Namun mau bagaimana lagi. Dari pada aku tidak punya catatan sama sekali.

Dan kini, aku beruntung sudah memiliki teman. Mereka bahkan dengan senang hati mengcopy semua catatan dan memberikannya padaku. Aku tidak perlu cemas lagi dengan catatan selama aku sakit. Tapi aku tidak enak juga kalau harus merepotkan mereka terus. Baru berteman sehari saja aku sudah merepotkan mereka berkali-kali.

“Hei … Kenapa kau melamun terus?” Tanya Donghae.

Aku menatapnya dan menggelengkan kepalaku. “Aku hanya merasa tidak enak pada kalian. Baru berteman sehari saja, aku sudah membuat kalian repot terus” Ujarku lirih.

#pletak~

Changmin menjitak pelan kepalaku dan membuatku meringis sambil mengusap-usap kepalaku.

“Babo. Kenapa harus tidak enak. Memangnya kita baru berteman sehari? Kau lupa kalau selama tiga tahun aku selalu menjadi teman sekelasmu. Itu artinya selama itu juga aku adalah temanmu. Kau saja yang cuek. Di dalam pertemanan, tidak ada yang namanya merasa direpotkan. Jika teman kesusaha ya harus dibantu” Omel Changmin panjang lebar.

Aku mengrucutkan bibirku mendengar omelannya. Aku meilirk ke Kibum, Donghae, dan Henry. Mereka cekikikan sambil mengangguk setuju dengan ucapan Changmin.

“Arraseo, aku mengerti. Kau tidak usah mengomel sepanjang itu Changmin-ah. Itu membuatku bertambah pusing. Aku ini kan sedang sakit” Entah sejak kapan, aku merasa nyaman dengan mereka. Dan dengan begini, keluarlah sifat asliku yang evil ini.

“Mwo? Heh~ jadi begini aslinya kau, tuan Cho Kyuhyun? Ucapanmu evil sekali. sudah bagus aku menasehatimu, kau malah balik menggerutu padaku” Changmin terlihat pura-pura kesal dengan sikapku tadi.

Aku tahu dia pura-pura karena ia mengomel sambil menahan tawa. Wajahnya jadi lucu sekali. aku jadi semangat ingin menggodanya.

“Ah~ arraseo. Gomawo Changmin-ah atas omelanmu. Tapi aku kan sedang sakit. Harusnya kau jangan mengomeliku dulu” Ujarku membela diri.

“Huahahahahaha …” Gelak tawa Kibum, Donghae, dan Henry terdengar di kamarku.

“Mwo? Kibum-ah … Kau bisa tertawa? Aku pikir kau orang yang datar” Ledekku.

Kibum menghentikan tawanya dan memicingkan matanya kepadaku. “Kau pikir orang datar tidak boleh tertawa? Sama saja denganmu. Ku pikir kau angel, ternyata kau evil. Kita sama. Jadi, jangan saling menghina” Ucapnya dengan nada datar khasnya.

“Wah~ aku semakin senang nih. Ternyata Kyuhyun bukan orang yang datar seperti Kibum. Awalnya aku takut kalau Kyuhyun sama datarnya dengan Kibum. Bisa-bisa aku hanya akan mendengar celotehan Changmin dan humoran Donghae sepanjang hari. Kupingku bosan dengan suara cempreng mereka” Ujar Henry semangat.

“Neo …” Donghae dan Changmin segera menghampirinya dan menjitakinya.

“Hahahahaha … Rasakan itu mochi” Ledekku.

Menyenangkan sekali memiliki banyak teman. Jadi sekarang, yang aku jahili bukan hyungdeul saja. Aku bisa menjahili mereka. Aku yang dasarnya ini evil, tidak perlu lagi menahan sifat asliku pada mereka.

_OLD_

Hankyung POV~

Aku senang melihat dongsaengku bisa tertawa dengan ceria seperti itu. dia sepertinya nyaman dengan keberadaan Changmin dan yang lain. Ini pertama kalinya aku melihat dia tertawa sebebas itu. bahkan saat bersama dengan kami, hyungdeulnya, dia tidak pernah tertawa sebebas itu.

Aku sedari tadi memperhatikan mereka dari pintu kamar Kyuhyun. Saking asyiknya mereka tertawa, mereka sampai tidak memperhatikan aku yang sedari tadi berdiri memperhatikan mereka.

“Hyung kenapa berdiri di sini?” Siwon tiba-tiba datang dan  mengagetkan aku.

Aku menoleh ke arahnya dan kemudian menunjuk ke arah dalam kamar Kyuhyun.

“Sepertinya Kyuhyun mendapat teman yang cocok dengannya” Gumam Siwon.

Aku mengangguk setuju. “Nde, hyung setuju”

“Semoga saja dengan adanya mereka, bisa membuat Kyuhyun lupa dengan traumanya”

“Semoga saja”

_OLD_

Author POV~

Setelah satu hari tidak masuk sekolah, hari ini Kyuhyun kembali bersekolah. Dia semakin dekat dengan Changmin, Kibum, Donghae, dan Henry. Berkali-kali ia tertawa bahagia sampai-sampai membuat teman satu kelasnya yang lain kaget. Kyuhyun yang terkenal pendiam dan tidak pernah menampilkan ekspresi apapun, kini banyak tertawa dan banyak bicara. Ia juga terlihat berkali-kali menjahili teman-temannya.

“Kyu … Hong ahjussi belum datang?” Tanya Changmin.

Kyuhyun sedang berdiri di depan pagar sekolah menunggu Hong ahjussi menjemputnya.

“Belum” Jawab Kyuhyun.

Changmin berdiri di samping Kyuhyun. “Kalau begitu aku temani kau sampai Hong ahjussi datang” Ujar Changmin.

“Tidak usah. Kau pulanglah. Aku kan bukan anak kecil yang harus ditemani terus. Lagi pula kan hari ini kita banyak PR. Jadi pulanglah sana dan buat PRmu” Tolak Kyuhyun.

Changmin mendengus kesal. “Jadi kau mengusirku?” Cibirnya.

“Hahaha … Bukan mengusirmu. Hanya menyuruhmu pulang”

“Itu sama saja”

“Ya udah, pulang sana”

“Aish~ nde, nde. Aku pulang sekarang. Semoga saja tidak ada yang membawamu ke kantor polisi karena dikira anak hilang” Ledek Changmin.

“Kau pikir aku anak-anak apa?” Tanya Kyuhyun tidak terima.

Changmin terkikik geli melihat ekspresi Kyuhyun yang nampak kesal. “Kau itu kan seperti anak kecil. Tubuhmu saja besar, auramu anak-anak sekali” Ledek Changmin lagi.

‘Itung-itung balas dendam dengan ledekan dia kemarin’ Pikir Changmin dalam hati.

“Yak~ kau mau balas dendam padaku karena meledekimu kemarin, ya?” Tuduh Kyuhyun.

Changmin sekarang tertawa “Hahahaha … Nde, begitulah”

“Aish~ udah sana pulang” Kyuhyun mendorong kasar tubuh Changmin karena kesal.

“Kurus-kurus tenagamu besar juga ya. Ya sudah aku pulang. Dari pada aku tertular evilmu”

“Kau juga evil. Sesama evil jangan saling mengatai” Cibir Kyuhyun.

‘Ya sudahlah … Bye-bye anak evil” Changmin langsung berlari meninggalkan Kyuhyun sebelum Kyuhyun melemparnya dengan sepatu.

“Aish~ jinjja …” Kyuhyun memakai lagi sepatunya yang tadinya mau ia lempar kepada Changmin.

“Hong ahjussi tumben lama sekali” Gumam Kyuhyun.

Sudah hampir setengah jam ia menunggu Hong ahjussi. Saat ini saja, sekolahnya sudah tidak ada orang dan di sekitarnya juga sepi sekali.

Tanpa ia sadari, ada beberapa orang sedang mengintainya dari jauh. Dan saat Changmin sudah pergi, mereka mendekati Kyuhyun.

“Hmmmmmmp …” Seorang dari mereka membekap hidung dan mulut Kyuhyun dengan sapu tangan.

Kyuhyun meronta-ronta, namun ditahan oleh orang yang lainnya.

Tubuh Kyuhyun tiba-tiba melemas dan ia terjatuh tak sadarkan diri. Orang-orang itu langsung memasukkan Kyuhyun ke dalam mobil yang datang menghampiri mereka.

 -TBC-

 

My Choice


Cast: Kim Ryeowook / Song Hae Ji / Lee Jeun Hye / Choi Jonghoon

Genre: Romance / Hurt / Drama

Ini ff req dari sahabatku Dewi. Karena dia fan’ny Wookie oppa juga, jadi di sini ce Yulli harus menyerahkan posisi sebagai yeojachingu Wookie oppa pada Dewi. Mianhae eonni, kau dengan  yang lain saja ya.

Kekekeke~

Check it Out 😀

.:::My-Choice:::.

“Oppa … Bogoshippoyo …”

“Nado, Hyenie-ah …”

“Annyeong, nae chingu”

“Aish~ Jonghoon-ah … Sudah lama kita tidak bertemu. Kau makin tampan saja. Tapi aku jelas lebih tampan. Hehehe …”

“Percaya diri sekali kau, Ryeowook-ah …”

Jeunhye POV~

Namaku adalah Lee Jeunhye. Aku adalah yeoja berusia 18 tahun. Aku anak tunggal di keluargaku. Dan aku memiliki 2 orang sahabat namja yang sudah kuanggap seperti oppaku sendiri. Mereka adalah Ryeowook oppa yang lebih tua 2 tahun dariku dan Jonghoon oppa yang seumuran dengan Ryeowook oppa.

Ryeowook oppa baru saja kembali dari study nya di London. Dia memilih sekolah menengah di sana karena appanya yang di pindah tugaskan. Dan setelah 3 tahun berpisah, akhirnya dia kembali dan akan meneruskan kuliah di sini. Aku sunguh senang akhirnya kami bertiga bisa berkumpul lagi. Terlebih lagi, aku sudah sangat merindukan Wookie oppa -begitu ak memanggilnya-.

Sejak aku kecil, aku memang menyukai Wookie oppa. Dia sangat baik, lembut, manis, dan juga penyayang. Hoonie oppa juga seperti itu, namun aku lebih tertarik pada Wookie oppa daripada Hoonie oppa. Namun begitu, aku menutup perasaanku ini pada Wookie oppa. Aku takut kalau aku mengatakan aku mencintainya lebih dari sahabat, persahabatan kami bertiga bisa hancur. Dan aku tidak mau menyakiti salah satu dari kedua oppaku ini.

“Ah iya … Aku ke sini tidak sendirian. Aku membawa seseorang bersama denganku” Ujar Wookie oppa.

Aku menaikan satu alisku, pertanda aku bingung. Karena aku tidak melihat orang lain selain kami bertiga di halaman rumah Wookie oppa ini.

“Dia sedang berada di kamar mandi. Tadi aku menyuruhnya menemui kita di sini kalau dia sudah selesai” Ujarnya lagi.

Kira-kira, siapa ya yang dibawa Wookie oppa pulang ke sini. Namja appa yeoja? Temannya kah? Atau saudara jauhnya?

“Oppa …” Aku mendengar suara seseorang mendekati kami.

Aku dan Hoonie oppa menoleh ke asal suara. Dan aku melihat seorang yeoja manis berjalan ke arah kami. Siapa dia? Aku tidak mengenalnya. Apa jangan-jangan …

“Perkenalkan dia Song Hae Ji. Dia teman sekolah ku di London. Dan dia ikut ke sini karena ingin berkuliah di tempat yang sama denganku” Ujar Wookie oppa memperkenalkan yeoja yang kini berdiri di sampingnya.

Dia manis, badannya lebih kecil dan lebih pendek dariku, pipinya chubby, matanya memiliki eyes smile, dan terlihat kekanakan. Dia juga sangat putih seperti salju. Dia nampak cocok bersanding dengan Wookie oppa. Dan ini membuatku takut.

“Annyeonghaseo, Song Hae Ji imnida. Oppa dan eonni bisa memanggilku Ji-ya” Sapanya sambil mengulurkan tangannya padaku.

“Eh~ eonni?” Tanyaku bingung. Kenapa ia memanggilku eonni?

“Nde, usiaku lebih muda satu tahun dari kalian. Namun waktu SMP aku pernah ikut kelas akselerasi dan sekarang aku seangkatan dengan kalian” Jelasnya.

Aku membalas jabatan tangannya sambil tersenyum seramah mungkin. “Joneun Lee Jeun Hye imnida. Panggil aku Hyenie” Balasku.

“Joneun Lee Jonghoon imnida. Panggil aku Hoon, Hoonie, atau apa saja sesukamu” Jonghoon oppa nampak sangat ramah dengannya.

“Dan kalian perlu tahu, dia ini …” Wookie oppa memotong ucapannya dan kemudian merangkul yeoja itu.

Hatiku sakit melihatnya. Kenapa Wookie oppa bisa semesrah itu dengan Ji-ya? Padahal selama ini dia tidak pernah dekat dengan yeoja manapun selain denganku.

“Dia adalah tunanganku” Lanjut Wookie oppa dengan nada bahagia dan senyum lebar.

Dia tunangan Wookie oppa?

#Jgleeer …

Seperti terkena petir di siang bolong, aku tidak dapat mempercayai ini. Wookie oppa sudah bertunangan tanpa membertitahu kami? Bahkan sekarang ia membawa tunangannya ke Korea dan memperkenalkannya pada kami.

Andai dia tahu, kalau ada seorang yeoja yang sedang menahan rasa sakit dan tangis di sini. Aku sampai mengepalkan tanganku dan menggigit ujung bibir bawahku agar aku tidak menangis di hadapan Wookie oppa. Dan membuat semua perasaan yang ku tahan selama ini diketahuinya.

#Grep …

Aku merasa seseorang meraih tanganku dan menggenggamnya erat. Aku menoleh dan mendapati Hoonie oppa sedang tersenyum simpul padaku. Senyum aneh yang tidak bisa ku artikan apapun. Namun aku tidak menarik tanganku dan membiarkan tangan besar dan hangatnya menggenggam tanganku yang sedari tadi berkeringat dingin.

“Kalian kapan bertunangan? Kenapa tidak memberitahu kami?” Tanya Hoonie oppa.

Wookie oppa nampak tidak memperhatikan keanehanku. Dan dia masih merangkul mesrah Ji-ya. Ini membuatku semakin mengeratkan genggaman tanganku pada tangan Hoonie oppa.

“Dua bulan yang lalu. Kami memang satu sekolah, namun kami tidak tahu kalau kami dijodohkan. Aku dekat dengannya karena hanya kami berdua orang Korea di sekolah. Dan setelah kami tahu kami dijodohkan sekitar 3 bulan yang lalu, kami langsung berpacaran dan bertunangan 2 bulan lalu”

Hatiku semakin sakit mendengarnya. Perih … Sangat perih. Seperti ada luka yang terus digores dengan pisau tajam di sana.

“Oh~ Chukaeyo. Ah … Kami juga mau memberitahukan padamu kalau kami …”

#Grep …

Aku kaget saat tiba-tiba Hoonie oppa merangkulku. Aku menoleh ke arahnya dan dia menatap Wookie oppa sambil tersenyum.

“Kami sudah berpacaran sejak 1 bulan yang lalu” Ucapnya yang sukses membuatku ternganga karena kaget.

Apa maksud Hoonie oppa kalau kami sudah berpacaran? Sejak kapan kami berpacaran? Kenapa ia berkata se[erti itu pada Wookie oppa?

Aku masih belum bisa memalingkan mataku dari wajahnya. Aku masih belum bisa mencerna dengan baik apa katanya tadi.

“Jinjjayo? Wah … Chukaeyo … Aku sudah tahu kalau cepat atau lambat ini akan terjadi. Hahaha … Ternyata kalian akhirnya bersama juga” Seru Wookie oppa semangat.

Aku menoleh ke arahnya. Dia tersenyum lebar pada kami. Namun entah mengapa, aku merasa kalau tatapan matanya menunjukan hal yang aneh. Ini hanya perasaanku, atau memang mata Wookie oppa menunjukkan kesedihan?

Kenapa matanya terlihat terluka seperti itu? Tapi kenapa juga ia memasang senyum selebar itu? Wookie oppa, ada apa denganmu sebenarnya?

.::My-Choice::.

Author POV~

“Oppa … Jelaskan padaku apa maksud dari perkataanmu tadi, huh?” Tanya Jeunhye pada Jonghoon saat mereka sedang berdua di kamar Jeunhye.

Jonghoon menatap nanar Jeunhye. “Aku harus berbuat apa lagi saat melihat orang yang aku cintai terluka di hadapanku? Haruskah aku membiarkannya diam dan tambah terluka. Setidaknya, dengan begini dia tidak akan menyadari perasaan yang sudah kau tutupi selama ini, Jeunhye-ah”

Jeunye terdiam. Perkataan Jonghoon dan Jonghoon yang memanggil nama lengkapnya, mampu membuat Jeunhye ternganga kaget.

“Oppa …”

“Nde, aku tahu kalau selama ini kau mencintainya. Bahkan perhatianmu terpusat padanya. Dia memang bodoh karena tidak menyadari perasaanmu. Namun aku tidak sebodoh dia. Aku masih bisa melihat dengan jelas seberapa terlukanya dirimu saat kau berusaha dengan keras menekan perasaanmu”Ujar Jonghoon.

“Aku tahu rasanya harus menekan perasaan pada orang yang kita sukai. Sakit … sangat sakit. Apalagi saat orang tersebut tidak melihat rasa cinta yang terpancar dari mata kita” Ucapan Jonghoon kian melembut.

Jeunhye mengepalkan tangannya. “Kau tahu apa, huh? Kau selama ini sering berganti-ganti pacar. Dan kau tidak tahu sama sekali rasanya menahan perasaan, oppa. Karena kau selalu bisa dengan sukses menyatakan perasaanmu pada yeoja-yeoja itu dan menjadikan mereka kekasihmu” Suara Jeunhye kian mengeras pada akhir dari ucapannya.

“Kau bilang aku tidak tahu?” Jonghoon menarik napasnya dan menatap Jeunhye dalam-dalam. “Kau salah Lee Jeunhye. Kau salah besar” Ucap Jonghoon skarsatik.

“Apa maksudmu aku salah?”

“Aku tahu rasanya menahan perasaan. Karena setiap hari aku harus menahan perasaanku saat melihatmu menatap Ryeowook dengan penuh cinta. Dan saat kau terus mengatakan kau merindukannya. Aku sangat sakit. Dan itu semua karenamu. Bahkan aku mencintaimu sebelum kau mencintainya” Ujar Jonghoon dengan nada yang menyiratkan rasa sakit yang begitu dalam di hatinya.

“Oppa …”

“10 tahun aku menahan perasaanku padamu. Dan selama itu juga aku harus berpuas diri karena kau hanya menganggapku sebagai oppamu”

Jeunhye tidak dapat berkata apa-apa lagi sekarang. Dia baru mulai menyukai Ryeowook sekitar 8 tahun yang lalu. Dan ternyata selama 10 tahun ini, ada seorang namja yang juga sedang menahan perasaan terhadapnya. Bodohnya dia, dia tidak menyadari hal tersebut dan terus terlarut dalam pesona seorang Kim Ryeowook. Selama ini ia mengira hanya ia yang sakit dalam hal ini. Namun ia baru sadar kalau rasa sakitnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan Jonghoon.

“Berhentilah menatapnya dengan tatapan seperti itu. Jangan membuatku tambah terluka. Karena dengan menatapnya seperti itu, aku juga akan semakin terluka bersama denganmu. Dia sudah memiliki yang lain, dan biarkanlah mereka bahagia bersama. Bukankah ada pepatah mengatakan, cinta itu tak harus memiliki”

Jeunhye terisak mendengar ucapan Jonghoon. Jonghoon yang melihat itu langsung memeluk Jeunhye. Dan tangis Jeunhye semakin deras.

“Mianhae oppa … Jeongmal mianhae” Ujar Jeunhye lirih disela-sela isak tangisnya.

“Mulai sekarang cobalah membuka hatimu untukku. Aku akan membuatmu melupakannya dan berpaling padaku. Akan kubuat kau bahagia, melebihinya yang membuatmu selalu tersenyum” Bisik Jonghoon.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata sedang menatap mereka berdua dengan tatapan terluka.

.::My-Choice::.

“Gwenchana oppa?” Tanya seorang yeoja.

Namja yang ia tanyai kini sedang diam menatap pemandangan yang terlihat dari jendela seberang jendela kamarnya. Jarak kedua jendela itu cukup jauh sehingga tidak membuat kedua orang yang sedang berpelukan itu menyadari tatapan terluka sang namja ini.

“Apakah oppa yakin dengan semuanya?” Tanya yeoja itu lagi. Ia menatap nanar punggung namja yang sedang berdiri di hadapannya.

Namja itu menghela napas. Ia melepaskan genggaman tangannya pada jeruji jendelanya dan membalikkan badannya menghadap ke arah yeoja yang kini sedang duduk di kasurnya.

“Aku tidak sanggup jika harus melihat mereka berdua terluka karena perasaanku. Aku tahu kalau mereka saling mencintai. Dan aku tidak sanggup menjadi penghancur dalam hubungan mereka” Ujar sang namja lirih.

“Apakah oppa yakin kalau mereka saling mencintai? Bagaimana kalau sebenarnya Hyenie eonni ternyata mencintai oppa bukannya Jonghoon oppa? Apakah oppa tidak berpikir demikian?” Tanya yeoja itu.

Ryeowook, si namja tersebut kini duduk di samping yeojanya dan tersenyum miris. “Andai saja yang kau ucapkan memang benar, aku rasa Jonghoon akan bisa membahagiakannya melebihi aku. Karena aku tahu kalau Jonghoon sangat mencintainya. Dan aku tidak mau persahabatan kami hancur hanya karena kami berdua mencintai sahabat kami sediri” Ucap Ryeowook lirih.

“Oppa …”

“Lagipula aku sudah memilikimu sebagai tunanganku, Hae-ya”

“Kita bertunangan hanya karena dijodohkan oppa. Kita bisa membatalkannya sebelum semua terlambat. Kalau kau mencintai Hyenie eonni, kejarlah dia. Biar nanti aku yang menjelaskan pada appa, eomma, ahjussi, dan ahjumma”

“Tidak bisa, Hae-ya. Aku tidak mau mengecewakan mereka semua. Aku lebih baik mengalah agar tidak ada yang terluka dan kecewa di sini. Lagipula, aku tahu kalau kau sebenarnya mencintaiku. Jadi, aku tidak mau mebuatmu terluka dengan memilih Hyenie” Ujar Ryeowook yang sukses membuat semburat merah muda pada pipi chubby Hae Ji.

“Siapa bilang aku menyukaimu? Kau terlalu percaya diri oppa” Elak Hae Ji.

Ryeowook tertawa melihat Hae Ji salah tingkah. “Hahaha … Aku memang tidak bilang kau menyukaiku. Tapi aku bilang kau mencintaiku. Aku tidak salahkan, Song Hae Ji? Aku sudah tahu semua dari buku diary mu kok” Goda Ryeowook.

“Aish~ seenaknya saja kau membaca privasi orang, Kim Ryeowook. Aish~ jinjja. You’re bad person” Umpat Hae Ji kesal.

“Hahaha … I’m bad, but you like. Hahahaha … Don’t lying me, jagi” Goda Ryeowook lagi.

#Bruk~

“Hahaha …” Hae Ji terlihat sangat senang saat melihat ekspresi wajah Ryeowook yang baru saja ia lempar dengan bantal.

“Aish~ nappeun yeoja. Kemari kau anak nakal” Ryeowook mengejar Hae Ji mengelilingi kamarnya yang besar dengan bantal di tangannya.

#Brak~ #Bruk~

Kini mereka sedang perang bantal. Hal ini dapat membuat Ryeowook tertawa dan melupakan semua rasa sakitnya karena harus merelakan yeoja yang ia cintai untuk sahabatnya.

Ia bersyukur ia masih memiliki Hae Ji yang mencintainya. Dan ia berjanji akan berusaha mencintai Hae Ji dan membuat yeoja itu bahagia.

-End-

-KyuShin- Save My Dongsaeng {Part.3}

MC: Cho Kyuhyun / Cho Ryushin

OC: Kim Taehyun / Park Sooyoon / Lee Jeunhye / Super Junior’s Members / Krystal Jung / Lee Taemin

XXX

Kyuhyun POV~

Saat aku ingin keluar untuk mencari dongsaengku, aku dikejutkan dengan kedatangan appa dan eommaku. Dan tiba-tiba appa menamparku. Aku bingung apa yang terjadi. Appa dan eomma bilang, Ryushin diculik. Mereka tahu darimana kalau Ryushin diculik?

“Appa mendapatkan telpon dari sebuah nomor  tak dikenal. Orang itu mengatakan bahwa dia sedang menahan Ryushin. Dia meminta appa datang ke Seoul dan besok ia akan menghubungi appa lagi untuk memberitahukan apa yang harus appa lakukan selanjutnya” Ujar appa setelah ku tanya.

Aku mengrenyitkan dahiku. “Appa yakin dengan apa yang dikatakan orang itu? Apakah appa tidak curiga kalau itu Cuma kerjaan orang iseng saja?” Tanyaku. Sangat aneh rasanya kalau ada orang yang menculik Ryushin, namun tidak langsung meminta tebusan. Melainkan malah meminta appa dan eomma ke Seoul.

“Appa yakin dia tidak berbohong pada appa” Ucap appa yakin.

“Apa yang membuat apa yakin?” Tanyaku lagi. Jujur saja, aku tidak begitu mempercayai ucapan orang tersebut.

Appa menghela nafas dan kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “Karena yang menculik dongsaengmu adalah orang yang sudah lama menyimpan dendam pada appa” Jawab appa dengan nada frustasi.

Aku tidak dapat percaya kalau appa memiliki musuh. Selama ini yang kutahu, appa selalu baik-baik saja. Bahkan ia bisa menjalin relasi baik dengan lawan bisnisnya sekalipun.

“Kyu, memang Ryushin kemana tadi? Kenapa dia bisa sampai diculik?” Tanya eomma. Wajahnya memperlihatkan dia sangat mencemaskan Ryushin.

Aku menundukkan kepalaku dan menggigit bibir bawahku. Appa dan eomma pasti akan marah besar kepadaku kalau aku bilang tadi aku mengusirnya dari kamarku.

“Tadi, Ryu-ya bilang mau belajar kelompok dengan teman-temannya, ahjumma” Aku menolehkan wajahku kepada Taehyun yang duduk di sampingku.

‘Apa maksudmu berkata seperti itu?’ Tanyaku dalam diam. Aku hanya menatapnya saja, dan semoga dia mengerti apa yang ku maksudkan.

Taehyun balas menatapku dan tersenyum simpul padaku. ‘Kamu mau mengatakan yang sebenarnya?’ Itulah yang ku tangkap dalam tatapan matanya.

“Hiks … Eomma takut, Kyu-ya” Eomma menangis dan appa langsung memeluknya.

Mianhae eomma, ini semua salahku. Andai aku tidak mengusirnya dari kamarku hanya karena masalah sepele, dia tidak mungkin diculik.

Ryu-ya … Semoga kamu baik-baik saja, saeng. Maafkan hyung, Ryu-ya.

XXX

Author POV~

Sinar matahari masuk melalui celah-celah dinding kayu. “Eurgh …” Ryushin menggeliat karena merasa terganggu dengan sinar terik itu.

“Kau sudah bangun adik kecil?” Tanya seseorang.

Ryushin membuka sedikit matanya dan mengrejap-ngrejapkannya. “Ergh …”  Bau tidak mengenakkan tercium di hidungnya. Ia ingin menutup hidungnya, namun tidak bisa karena tangannya yang masih di ikat.

“Apa itu?” Tanya Ryushin jijik.

Sebuah piring berisi makanan berbau busuk disodorkan ke hadapannya. Ryushin menjauhkan hidungnya dari piring tersebut.

“Ini makanan untukmu anak manis. Sejak kemarin siang kau belum makan apa-apakan? Kekeke~ mana ada penculik sebaik kami yang mau memberimu makan secara gratis?” Ujar seorang dari penculik itu.

Ryushin menggelengkan kepalanya sambil melirik horror makanan busuk yang ada di piring tersebut.

‘Makan ini sama saja bunuh diri. Lebih baik aku mati kelaparan dari mati karena makan makanan busuk seperti ini’ Ujar Ryushin dalam hati.

“Kau menolak rupanya. Mau mati, huh? Kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu anak bodoh” Geram sang penculik.

#Grep~

Si penculik meraih rambut Ryushin dan menjambaknya keras. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Ryushin. Ryushin sudah mulai ketakutan, namun ia tetap memasang wajah datarnya agar tidak terlihat kalau dia takut.

“Wajah angkuhmu sama seperti appamu. Gen keluarga Cho memang tidak meragukan lagi” Gumam si penculik.

“Lepaskan” Ujar Ryushin dengan nada memerintah.

Mendengar ucapan Ryushin, si penculik makin menarik rambut Ryushin kebelakang. Wajahnya mengeras dan menatap Ryushin penuh amarah.

“Berani kau memerintahku, hah?”

#Duagh~

Sebuah pukulan mendarat di perut Ryushin. Membuatnya mengerang kesakitan sambil berguling di lantai dan mencengkram perutnya.

“Arghhhh~”

“Itu baru permulaan. Kalau kau masih mau melawanku, tidak akan segan-segan aku membunuhmu” Ujarnya.

Kemudian dia meninggalkan ruangan tempat Ryushin disekap dan kembali menguncinya.

“Ap-po …” Ringis Ryushin.

Wajahnya memerah karena menahan rasa sakit yang teramat sangat. Air matanya juga mengair dari sudut matanya karena sakit yang teramat sangat itu.

“Ap-pa … Eom-ma … No-on-a … H-hyu-ng …” Gumam Ryushin lemah.

Dan kemudian ia tidak sadarkan diri karena tidak tahan menahan rasa sakit di perutnya.

XXX

Krystal POV~

“Jadi, dia …” Aku shock mendengar berita dari Taehyun.

Taehyun menelponku dan memberitahuku kalau Ryushin oppa diculik kemarin dan beritanya belum diketahui.

Aku menangis sendirian di kamarku dengan tanganku yang masih menggeggam HP yang kutempelkan ke telinga kananku.

‘Kalau sudah ada berita lagi, aku akan segera memberitahumu. Kami sedang menunggu salah sau dari penculiknya menelpon lagi’

Ucapan Taehyun sama sekali tidak ada yang benar-benar aku dengarkan. Di kepalaku sekarang, hanya ada pikiran buruk tentang Ryushin oppa. Aku berusaha mengenyahkan pikiran itu, namun tidak bisa. Aku merutuki diriku yang terus saja berpikiran buruk.

“Nde Tae-ya” Akhirnya hanya ini yang bisa aku ucapkan. Aku bingung harus membalas kata-kata Taehyun dengan apa.

Setelah sambungan telepon kami terputus, aku segera menaruh HPku di kasur. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Apa lagi sekarang? Setelah ia yang hampir meninggal dulu, sekarang dia diculik. Kenapa selalu saja hal buruk yang menimpanya? Dia memang evil dan manja. Tapi aku benar-benar tidak bisa kalau dia tidak ada. Aku takut hal buruk kali ini, tidak akan berakhir baik seperti sebelum-sebelumnya.

XXX

Taemin POV~

Aku bingung kenapa Ryushin tidak masuk hari ini. Padahal hari ini ada ulangan. Dia orang yang paling malas ikut ulangan susulan sendirian. Jadi, meskipun ia sakit ia akan masuk. Paling tidak sampai jam pelajaran ulangan itu berakhir. Namun hari ini dia tidak masuk. Padahal banyak yang ingin aku ceritakan dengannya. Karena, hampir 1 bulan aku tidak bertemu dengannya karena urusan promosi albumku di Jepang.

“Tae-ya …” Panggilku pada Taehyun.

Taehyun baru saja memasukan HPnya ke saku roknya. Dan ia langsung menoleh kearahku. Wajahnya terlihat seperti orang kurang tidur. Ada apa dengannya?

“Hai …” Sapanya dengan nada lesu.

Aku perhatikan wajahnya yang lesu itu. Apa ia habis bertengkar dengan Kyuhyun hyung?

“Ada apa denganmu? Kenapa berwajah seperti itu?” Tanyaku

Dia menghela napas berat dan kemudian tersenyum simpul, yang terlihat dipaksakan. “Nan gwenchana” Jawabnya.

Aku tidak percaya dengan kata-katanya. Namun aku tidak akan memaksanya berbicara. Karena 3 tahun berteman dengannya, aku sudah tahu kalau ia bukan orang yang akan menceritakan apa yang ia tak ingin ceritakan. Kalau dia sudah bilang ‘ gwenchana’ aku harus percaya meski aku penasaran.

“Hmmm … Aku mau bertanya sebenarnya. Apa Ryushin sakit? Kenapa hari ini dia tidak masuk?” Tanyaku.

Dia kembali menghela napas dan menundukkan kepalanya. Perasaanku jadi tidak enak. Apa terjadi sesuatu lagi dengan sahabatku yang satu itu.

“Dia …” Aku menunggu kelanjutan ucapan Taehyun dengan was-was.

“Diculik” Diculik? Dia?

“Ryushin?” Tanyaku memastikan.

Taehyun mengangguk. Aku kaget, sangat kaget. Apa lagi sekarang? Dulu ia terdampar di pulau dan diteror hantu sampai hampir meninggal. Dan sekarang ia di culik? Kenapa ia selalu mengalami hal buruk.

“Kapan? Bagaimana bisa?” Tanyaku.

Taehyun menatapku. Hal ini kah yang membuatnya terlihat lesu?

“Kemarinkan aku bilang saat kau menelpon kalau  ia bertengkar dengan Kyuhyun oppa dan meninggalkan dorm. Kami pikir ia ke dormmu. Namun malamnya ahjussi dan ahjumma datang dari Nowon dan memberitahuka kami tentang hal ini. Para penculik menghubungi mereka dan memberitahukan kalau Ryushin ada pada mereka” Ujarnya.

Aku mendengar dengan seksama semua cerita Taehyun. Perasaanku sangat cemas sekarang. Teman evilku kembali mendapatkan masalah buruk. Sungguh aku menghawatirkannya. Dia itu satu-satunya sahabatku yang tidak pernah bersikap buruk padaku di sekolah. Bahkan sebelum aku tahu kalau ia dongsaeng dari Kyuhyun hyung.

“Kami belum mendapat kabar apapun. Kyuhyun oppa berjanji akan langsung menelponku kalau ada kabar dari penculik itu. dan sampai sekarang ia belum menghubungiku” Lanjutnya dengan nada berat.

Aku berharap, Ryushin tidak apa-apa. Dia memang evil dan kekanakan. Dia juga menyebalkan dan kadang membuatku sangat kesal. Namun dia sahabatku dan aku tidak ingin sahabatku kenapa-napa.

XXX

Author POV~

Kyuhyun duduk termenung di ruang tengah dormnya. Di kanannya, eomma dan appanya duduk bersebelahan. Mereka sedang menunggu telepon dari penculik itu. Namun belum ada tanda-tanda penculik itu mau mengabari mereka lagi.

“Argh~” Kyuhyun mengerang frustasi. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dan mengacak-acak rambutnya.

Sungmin yang duduk di sebelah kirirnya mengusap punggungnya agar Kyuhyun lebih tenang. Melihat kondisi dongsaeng kesayangannya ini begitu frustasi, Sungmin sangat sedih. Namun ia tidak ingin mengucapkan apa-apa. Karena ia tahu, Kyuhyun sedang susah untuk diajak bicara kalau kondisinya sedang seperti ini.

Hyungdeulnya yang lain, yang sedang tidak ada kegiatan duduk di hadapan Kyuhyun dan melihat sang magnae dengan tatapan cemas. Mereka takut kalau kondisi seperti ini memperburuk kondisi tubuhnya. Kyuhyun yang sudah sangat lelah dengan kegiatannya bisa saja drop kalau di perhadapkan dengan masalah seperti ini.

‘Ini semua salahku. Andai saja aku tidak mengusirnya kemarin. Aish~ Cho Kyuhyun kau sungguh babo. Kau hyung yang gagal yang selalu menbuat dongsaengmu dalam masalah’ Erang Kyuhyun dalam hati.

-TBC-

Galeri

Our Little Dongsaeng -Part.5-

This gallery contains 1 photo.

Cast: Kyuhyun / Hangeng / Zhoumi / Siwon / Changmin / Kibum / Donghae / Henry XXX Author POV~   “Annyeong, Kyu”  Sapa Changmin seperti biasa.   Kyuhyun masih juga belum membalas sapaan Changmin. Namun untuk kali ini, dia sudah … Baca lebih lanjut

Galeri

Our Little Dongsaeng -Part.4-

This gallery contains 1 photo.

Cast: Kyuhyun / Hangeng / Siwon / Zhoumi Other: Kibum / Donghae / Henry / Changmin Yey … Aku kembali … Karena gak ada PR atau ulangan, aku ngetik ff aja. Mumpung waktu bebas. Kekekeke~ *ketauan belajar kalo ada PR … Baca lebih lanjut

Galeri

Our Little Dongsaeng -Part.3-

This gallery contains 1 photo.

Cast: Kyuhyun / Hangeng / Siwon / Zhoumi Other: Kibum / Donghae / Henry / Changmin *** Cerita Sebelumnya … “Kyuhyun-ah …” Tiba-tiba seseorang menariknya. Namun lengan orang tersebut terkena sedikit sabetan pisau. Kyuhyun dan orang tersebut jatuh berdua. Melihat … Baca lebih lanjut

Jeongmal Bogoshipotta – Part.10 {End + Epilog}

Cast: Cho Kyuhyun / Shim Changmin / Choi Siwon

OC: Lee Donghae / Kim Kibum / Lee Sungmin / Kim Ryeowook / Lee Hyuk Jae

Akhirnya ini sampai juga dipart akhirnya. Aku berterima kasih banget sama readers sekalian yang selalu komen dan kasih saran / kritik utk ff ini. Aku senang karena banyak yang mengharagi tulisanku.
Kalian semua udah bikin aku semangat buat nulis. Jeongmal Gomawo ^^ *bow

Pas nulis part terakhir ini, aku rada kebawa suasana. Aku jadi keinget waktu papa aku meninggal bulan agustus lalu karena sakit. Kejadian di rumah sakit di sini bikin aku inget sama papa. Mianhae malah jadi curhat. Hehehe …

Ya udah deh … Happy reading semuanya ^^

ps: Baca ini kalo bisa sambil dengar lagu mellow. cth: In My Dream, Coagulation, Storm, Lets Not, etc. Karena waktu nulis ini, aku sambil denger lagu-lagu itu juga. Semoga bisa mendukung suasana ff ini.

***

Author POV~

‘Ini di mana?’ Gumam Kyuhyun sambil memperhatikan keadaan sekitarnya.

Di sini sangat terang. Semua serba putih. Tidak ada tanah, langit, ataupun benda-benda lainnya. Hanya sebuah ruang hampa berwarna putih terang. Kyuhyun pun memakai baju berwarna putih. Ia berjalan mengelilingi tempat itu. Namun ia tidak menemukan petunjuk apapun.

‘Kyu …’  Panggil seseorang dari arah belakangnya.

Kyuhyun membalikkan badannya  ‘Changmin’ Sapanya.

Changmin berdiri di belakangnya sambil tersenyum hangat. Changmin juga memakai baju putih seperti Kyuhyun.

Changmin merentangkan kedua tangannya ‘Jeongmal bogoshipotta, nae dongsaeng’ Ujar Changmin.

‘Changmin-ah … Hyung?’ Kyuhyun hanya bergumam dan terdiam di tempat. Air matanya menggenang di pelupuk matanya.

Changmin berjalan mendekati Kyuhyun dan mengelus kepala Kyuhyun, seperti yang biasa ia lakukan beberapa waktu ini ‘Nde …’ Ujar Changmin lembut. Kemudian ia memeluk tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun terisak di dalam pelukan Changmin. Dia membalas pelukan dari hyungnya itu dan tersenyum ‘Nado jeongmal bogoshipotta, hyung’ Ujarnya dengan sedikit terisak.

***

Sementara itu di ruang rawat Kyuhyun. Kyuhyun kondisinya semakin melemah. Siwon terus menangis sambil menggenggam tangan Kyuhyun. Dia tidak beranjak sama sekali dari tempatnya duduk, di samping tempat tidur Kyuhyun.

“Bertahanlah, Kyu” Gumamnya sambil terisak.

Siwon tidak tahu kalau kedua anaknya sedang memperhatikannya di ruangan itu. Kyuhyun dan Changmin berdiri di seberang Siwon, di sisi tubuh Kyuhyun yang lain. Kyuhyun menatap nanar appanya. Changmin berdiri di sampingnya sambil merangkul dongsaengnya itu.

‘Appa …’ Panggil Kyuhyun dengan suara lirih. Dia menangis melihat appanya itu menangis.

Ingin sekali rasanya Kyuhyun memeluk appanya. Appa yang selama ini dia rindukan. Ia belum pernah merasakan hangatnya pelukan seorang appa. Saat appanya memeluknya, dia sudah dalam keadaan tidak sadar.

“Appa akan selalu di sampingmu. Jangan takut. Bertahanlah demi kami semua” Bisik Siwon di telinga kiri Kyuhyun Genggaman tangannya pada tangan Kyuhyun semakin erat.

Siwon memeluk Kyuhyun seakan takut tubuh Kyuhyun tiba-tiba menghilang. Ia tidak ingin kehilangan anak bungsunya itu lagi.

‘Mianhae appa’ Kyuhyun dan Changmin tiba-tiba menghilang dari ruangan itu. Meninggalkan Siwon yang masih memeluk Kyuhyun sambil menangis.

#Kriet …

Kibum dan Donghae masuk ke dalam ruangan itu. Mereka membungkukkan badan bersamaan. Siwon mengangkat kepalanya dan menatap kedua bodyguard anaknya itu.

“Tuan muda Changmin belum sampai, sajangnim. Tak sebaiknyakah kalau salah satu dari kami menjemputnya di sekolah. Siapa tahu tuan muda sedang dalam masalah” Tanya Kibum.

Siwon menatapnya dan ia menggelengkan kepalanya. “Dia akan datang sebentar lagi. Aku sudah menghubunginya. Kalian jangan pergi jauh dari sisi Kyuhyun. Dia membutuhkan kita semua” Ujar Siwon.

Kibum dan Donghae tak bicara apa-apa lagi. Mereka berdiri dalam diam melihat kearah Kyuhyun yang sedang tidur. Nafas Kyuhyun terlihat sangat berat. Wajahnya juga semakin memucat. Siapa saja yang melihatnya, akan sedih dan berharap ada keajaiban atasnya.

***

Sedangkan di rumah sakit yang sama, sedang berlari 3 orang namja yang mengikuti sebuah tempat tidur yang sedang di dorong oleh beberapa petugas medis. Di atas kasur itu, tergeletak sesosok namja bertubuh tinggi. Kelihatanya dia kritis. Darah segar tidak kunjung berhenti dari keningnya. Hidun dan mulutnya mengeluarkan banyak darah segar.

“Changmin-ah …” Panggil Ryeowook dengan suara serak karena banyak menangis.

“Joesonghamnida,  kalian hanya bisa sampai sini. Dan bisakah kalian menghubungi keluarganya?” Tanya uisa.

Sungmin yang paling tegar dari mereka bertiga menganggukan kepalanya. Pintu ruang yang bertuliskan ‘UGD’ itu tertutup. Ketiganya langsung duduk di kursi samping pintu tersebut.

Ryeowook dan Hyuk Jae belum bisa menghentikan tangisan mereka. Melihat kondisi sahabat mereka yang kritis seperti itu, membuat mereka ketakutan. Namun mereka langsung teringat tujuan awal mereka kesini.

“Kyuhyun …” Gumam Hyuke Jae.

Sungmin, Ryeowook, dan Hyuk Jae langsung berdiri bersamaan. “Kyuhyun … Kita harus tahu keadaan Kyuhyun. Cho sajangnim juga pasti ada di sini. Kita harus memberitahukan tentang Changmin kepadanya” Ujar Ryewook panic.

“Kalian di sini saja. Biar aku yang mencari kamar Kyuhyun dan memberitahukan keadaan Changmin. Jika ada apa-apa dengannya segera hubungi aku. Aku juga akan menghubungi kalian jika terjadi sesuatu dengan Kyuhyun” Ujar Sungmin.

Ryeowook dan Hyuk Jae mengangguk setuju. Sungminpun langsung berlari menuju meja resepsionis dan menanyai ruangan Kyuhyun.

***

“Hyung” Panggil Sungmin.

Langkahnya terhenti begitu melihat Kibum dan Donghae sedang berdiri menyandar pada tembok samping ruangan yang Sungmin ketahui dari resepsionis adalah kamar Kyuhyun.

“Sungmin-ah” Balas Kibum.

Sungmin terkesiap begitu melihat kondisi Kibum dan Donghae yang sangat kacau. Mata mereka sangat bengkak dan merah. Pakaian mereka juga berantakkan. Sungmin langsung menghampiri mereka berdua. Perasaan tidak enak terbesit di hatinya.

“Ige mwoya?” Tanyanya dengan suara lirih. Matanya memanas karena air matanya tergenang di pelupuk matanya. Mendesak ingin keluar, namun masih di tahan oleh Sungmin.

Tangis Donghae kembali pecah. “Kyuhyun … Kyuhyun …” Hanya nama Kyuhyun yang keluar dari bibir Donghae. Sepertinya sulit baginya untuk mengatakan kalimat selanjutnya.

Sungmin menggelengkan kepalanya. Mencoba untuk tidak perc aya dengan kata hatinya. Namun suara jeritan dan isakan tangis Siwon dari dalam kamar Kyuhyun membuat pertahanannya runtuh. Air matanya mengalir bebas membasahi pipi bulatnya.

“Kyuhyun-aaaaaah … jebal …. Kajima … kajima … Kyuhyun-aaaaah … Appa mohon. Kajima …” Siwon berteriak seperti orang kesetanan.

Sungmin menoleh ke asal suara. Pintu kamar tersebut memang tidak tertutup jadi ia bisa melihat apa yang terjadi di dalam.

Apa yang ia lihat membuatnya ingin menangis sekencang-kencangnya. Tubuh lemah Kyuhyun berada di dekapan Siwon. Semua alat bantu hidupnya selama 3 hari ini sudah dilepas. Siwon memeluk Kyuhyun dengan erat. Dia berteriak seperti orang kesetanan. Seorang uisa dan beberapa perawat sedang berusaha menenangkannya. Namun Siwon masih saja medekap erat Kyuhyun.

“Kajima, Kyuhyun-ah …” Teriak pilu Siwon menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.

“Kyuhyun-ah” Gumam Sungmin lirih.

#drrrrt ….. drrrrt ….

HP Sungmin bergetar dari saku jasnya. Dia mengambil dengan tangan bergetar. Ia melihat ke LCD HPnya. ‘Ryeowook Calling’ melihat nama yang terpampang di situ membuat Sungmin takut untuk mengangkatnya. Ia teringat akan pesannya tadi. Ia berusaha mengenyahkan perasaan buruknya. Namun ia tidak bisa.

Dengan tangan bergetar hebat ia menekan warna hijau di HPnya dan menjawab panggilan tersebut.

“W-wae-yo?” Tanyanya dengan takut-takut.

‘Changmin-ah … Dia … Dia …” Mendengar suara isakan Ryeowook membuat Sungmin menutup mulutnya dengan tangan kirinya yang bebas.

“Sungmin-ah” Terdengar suara lain di sana. Ini suara Hyukjae. Ia mengambil alih HP Ryeowook, karena si empunya sedang terisak dan tidak bisa bicara apapun.

“Changmin-ah sudah tiada, Sungmin-ah” Sekalimat ucapan Hyukjae kembali meruntuhkan pertahanan Sungmin untuk kedua kalinya.

Kakinya terasa lemas dan ia terduduk di lantai dingin rumah sakit. “Andwae … Andwae …” Rancaunya.

Hyuk Jae terus memanggil namanya berkali-kali. “Hyukie-ah … Kyuhyunpun sudah tiada” Hanya itu yang mampu Sungmin ucapkan. Terdengar isakan keras dari sana. Hyuk Jae menangis dan dengan suara bergetar ia memberitahukan hal yang baru ia dengar dari Sungmin.

“Andwaeeeee …” Terdengar suara teriakan pilu Ryeowook dari seberang sana.

Mereka semua larut dalam tangisan masing-masing. Mereka menangisi kedua anak kembar yang meninggal bersamaan itu. Siapa menyangka kalau keduanya malah akan bertemu sebagai saudara dalam kondisi seperti ini.

***

Siwon berlari menuju ruang UGD yang Sungmin katakan. Dengan berat hati Sungmin memberitahukan kabar buruk itu untuk Siwon. Siwon berlari seperti orang kerasukan. Semua orang ditabrak olehnya. Yang ada dipikirannya hanyalah memastikan berita itu dengan mata kepalanya sendiri.

‘Jebal … Jangan Changmin. Jangan dia’ Doa Siwon dalam hati.

#Brak …

Ia membuka paksa pintu ruangan itu. Nampak seorang uisa dan beberapa orang perawat sedang membersihkan tubuh Changmin yang bersimbah darah. Tubuh jangkung itu tegeletak lemah. Tak ada lagi denyut nadi kehidupan di dalamnya. Tak ada detak jantung yang menandakan bahwa dirinya masih bernyawa.

“Apa yang terjadi dengan Changmin?” Tanyanya bingung.

Siwon berjalan mendekati tempat Changmin terbaring. Wajah anaknya itu kini sudah pucat, sepucat wajah saudara kembarnya yang juga sudah pergi dari dunia ini.

“Joeshonghamnida, sajangnim” Ucap sang uisa penuh penyesalan.

Siwon menggelengkan kepalanya. ia tidak dapat mepercayai apa yang ia lihat dan ia dengar.“Andwae … Gotjimal … Gotjimal …”

Dalam waktu hitungan menit saja, dia kehilangan kedua anaknya. Anak yang selama ini dia besarkan dan anak yang selama ini ia cari pergi meninggalkannya menyusul Inhwa istrinya yang sudah lebih dahalu meninggalkannya bertahun-tahun yang lalu.

Hidup Siwon terasa berhenti saat itu juga. Ia terpukul, amat sangat terpukul. Siapa yang tidak akan sedih jika harus kehilangan orang yang disayangi. Kehilangan satu saja sudah membuat sangat sedih. Apalagi kalau dua sekaligus?

Hidupmu terasa hancur, pasti.

Hidupmu terasa berhenti saat itu juga, tidak dipungkiri lagi.

Kamu ingin mengakhiri hidupmu saat ini juga, itu juga sudah pasti.

***

Siwon berlari tanpa memperdulikan panggilan dari Kibum dan Donghae yang mengejarnya. Ia berlari menuju atap rumah sakit tersebut. Sesampainya di sana, ia berdiri mematung.

“Kenapa kalian tega pada appa?” Tanyanya dengan suara lirih.

Air matanya terus mengalir mebasahi pipinya. Matanya sudah sangat merah karena kebanyakan menangis.

‘Appa …’ Ia kembali tidak menyadari kalau kedua anaknya sedang memperhatikannya.

“Kalian tega membuat appa menderita sendiri seperti ini?” Jeritnya pilu. Air matanya semakin deras mengalir. Ia terduduk di lantai atap tersebut.

‘Appa … Uljima’ Ujar Kyuhyun sambil menangis. Changmin memeluk erat dongsaengnya agar dia berhenti menangis.

“Changmin-ah …. Kyuhyun-ah …” Panggil Siwon dengan suara lirih dan serak.

‘Appa … kami menyayangimu’ Ujar Changmin sambil melepaskan pelukannya pada Kyuhyun dan menatap appanya itu nanar.

“Changmin-ah, Kyuhyun-ah, Inhwa-ya … Saranghae … Jeongmal Mianhae” Siwon kembali berteriak sambil menengadahkan kepalanya menatap langit yang menggelap.

Langit seakan turut bersedih dengan apa yang menimpa Siwon. Langit yang tadi masih cerah, sekarang mendung dan semakin gelap.

‘Appa … Nado saranghaeyo’ Ujar Changmin dan Kyuhyun bersamaan.

“Mianhae … Mianhae …” Rancau Siwon. Kini kepalanya menunduk.

Hujan turun dengan deras berasamaan dengan air mata Siwon yang mengalir semakin deras.

***

“Begini mungkin akan lebih baik” Gumam Siwon. Kini ia sedang berdiri di pinggiran atap rumah sakit tersebut.

Seakan tidak takut jatuh, ia berdiri dengan tegap di sana.

“Sajangnim … Jangan lakukan itu” Jerit Donghae dan Kibum.

“Ini akan lebih baik dari pada aku terus bertahan” Ujar Siwon lirih.

“Jangan lakukan itu. Ingatlah Changmin dan Kyuhyun” Ujar Sungmin.

“Aku tidak tahan lagi. Aku tidak tahan dengan semuanya” Siwon menutup kedua matanya dan merentangan kedua tangannya. Dia menjatuhkan tubuhnya kedepan.

“Sajangnim ….” Jerit Kibum, Donghae, Sungmin, Ryeowook, dan Hyuk Jae.

“Mianhae … Inhwa-ya, Changmin-ah, Kyuhyun-ah” Gumam Siwon.

Tubuhnya tertarik dengan gravitasi bumi. Siwon menutup kedua matanya seperti menantikan ajalnya yang akan datang sebentar lagi. Senyum damai terukir di bibir tipisnya.

#Bruk …

Siwon terjatuh di tanah yang keras. Kepalanya mengeluarkan banyak darah. Semua orang yang kebetulan melintas terkejut. Wajah Siwon sama sekali tidak menyiratkan kesakitan. Malah senyuman terlukis di sana. Wajahnya nampak sangat damai.

***

“Appa …” Panggil Changmin dan Kyuhyun.

Siwon menoleh kebelakang dan tersenyum begitu melihat kedua anaknya sedang berdiri berdampingan “Changmin-ah … Kyuhyun-ah …” Panggilnya sambil merentangkan kedua tangannya.

“Appa … Jeongmal bogoshipotta” Changmin dan Kyuhyun berlari menuju Siwon dan memeluk appa mereka itu.

“Mianhae … Maafkan appa, anak-anak” Ujar Siwon sambil mengusap sayang kepala kedua anaknya itu.

“Kami sayang appa. Appa jangan minta maaf terus” Ujar Kyuhyun sambil tersenyum tulus di dada bidang appanya.

“Jangan ada lagi yang menangis. Kita berbahagia mulai sekarang” Ujar seseorang.

Siwon melepaskan pelukannya pada kedua anaknya itu. ia tersenyum melihat sosok wanita berdiri di hadapannya “Inhwa-ya …” Panggilnya.

“Siwon-shi … Saranghaeyo” Ujar Inhaw, atau ibu dari Changmin dan Kyuhyun.

“Nado saranghaeyo, Inhwa-ya. Mianhae …” Balas Siwon sambil memeluk Inhwa dengan lembut dan mengusap punggungnya.

“Untuk?” Tanya Inhwa begitu pelukan mereka terlepas.

“Semuanya” Jawab Siwon sambil tersenyum.

“Ini bukan salahmu” Ujar Inhwa dan dia kembali memeluk Siwon.

“Gomawo Inhwa-ya”

Kini mereka bisa hidup berbahagia bersama meski bukan di dunia nyata. Mereka kini berkumpul dan tidak mungkin akan terpisah kembali sampai kapanpun.

***

Epilog~

Seoul, South Korea – 2023 …

“Huwaaaaa … Appo …” Tangis seorang anak kecil yang terduduk di tanah dengan lutut bersimbah darah.

Seorang anak lain yang mirip dengannya menghampiri anak tersebut. “Cup … Cup … Jangan menangis lagi. Ada hyung di sini. Uljima, Kyu-ya” Ujar anak itu menenangkan dongsaengnya.

“Appoyo, hyung” Anak itu mengadu pada hyungnya.

Dua orang dewasa menghampiri kedua anak itu. Sang appa menggendong anak yang menangis.

“Uljima Kyuhyun-ah … Mana yang sakit?” Tanya sang appa.

“Kaki Kyu sakit, appa. Beldalah” Ujar anak itu dengan logat cadel khas anak berusia 4 tahun.

Sang appa meniup-niup lutut anaknya itu. “Sudah ini tidak akan sakit lagi. Masa jagoan appa menangis hanya karena jatuh seperti ini. Kyuhyun kan anak yang kuat. Jadi jangan menangis lagi, ya” Ujar sang appa.

“Hem” Kyuhyun sudah tidak menangis. Dia menganggukakan kepalanya dengan imut.

Sang appa menurunkan Kyuhyun kembali ketanah. “Changmin-ah. Main dengan dongsaengmu. Jaga dia baik-baik, ya” Pesan sang eomma.

Changmin mengangguk dan kemudian menggandeng tangan kecil saudara kembarnya yang lebih kecil darinya itu.

“Ayo kita main, Kyu” Ajak Changmin.

“Ayo, hyung”

Mereka berdua bermain kembali dengan bahagia. Kyuhyun yang kekanakan terus saja mengerjai sang hyung. Changmin yang terlihat lebih dewasa meski berumur sama dengan Kyuhyun, nampak pasrah saja.

“Gomawo, Inhawa-ya” Ujar sang pria.

“Buat?” Tanya sang wanita sambil menoleh dan menatap bingung pria di sampingnya.

“Karena sudah bersedia mendampingiku membangun keluarga. Dan sudah memberikan aku dua anak kembar yang manis-manis seperti Changmin dan Kyuhyun” Ujar sang pria sambil tersenyum dan menunjukan dua lesung pipi manisnya.

“Gomawo juga, Siwon-ah. Karena sudah bersedia menerimaku apa adanya” Ujar sang istri sambil meletakan kepalanya di dada bidang sang suami.

Siwon merangkul pundak Inhwa. “Saranghaeyo” Ucapnya.

“Nado saranghaeyo” Balas Inhwa.

-END-

 

Nah … Gimana? Apakah sesuai dengan harapa kalian? Semoga enggak mengecewakan. Kalau epilognya, itu cerintnya renkasnasi mereka ya. Aku belum pernah bikin epilog and cerita renkanasi. Semoga masuk sama ceritanya, meski aku juga sadar kalau itu maksa banget. kekeke~

Nah … Kalian tentukan sendiri, ya ini happy ending atau sad ending. Kan sudut pandang kita beda-beda, jadi aku gak bisa menentukan kalau ini happy atau sad. Jadi, kalian tentukan sendiri.

Gomawo chingudeul ^^

 

 

Our Little Dongsaeng -Part.2-

Prolog

Part.1

Cast: Kyuhyun / Hangeng / Siwon / Zhoumi

Other: Kibum / Donghae / Henry / Changmin

***

Author POV~

Di sekolahnya, Kyuhyun di kenal sebagai anak yang pendiam, pintar, dan tidak pernah tersenyum ataupun menyapa orang lain. Dia sama sekali tidak memiliki teman. Meskipun begitu, dia terkenal dikalangan para yeoja dan guru-guru. Karena wajah yang tampan dan sikap-sikapnya yang lain, Kyuhyun sangat disukai para yeoja. Dan karena dia murid yang jenius, guru-guru menyenanginya.

Meski banyak yang menyukai dirinya, banyak yang tidak berani mengajaknya bicara. Bahkan guru sekalipun. Mereka semua lebih suka melihat Kyuhyun daripada mengajaknya bicara. Selain karena dia pendiam, Kyuhyun juga memiliki tatapan mata yang tajam, jadi tidak ada yang berani menatap dirinya.

Tapi tidak semuanya seperti itu. Ada satu siswa namja yang suka sekali mengajak bicara Kyuhyun, meski Kyuhyun tidak akan pernah menanggapinya. Dia adalah Changmin. Changmin adalah murid yang pintar seperti Kyuhyun. Namun dia kebalikan dari Kyuhyun. Kalau Kyuhyun itu pendiam dan dingin, Changmin itu cerewet dan ceria. Bahkan Changmin terkesan evil dan suka mengerjai siapapun. Meski jahil, Changmin juga terkenal di kalangan yeoja.

“Hei … Kyuhyun-ah … Selamat pagi” Setiap pagi mereka berdua selalu datang paling pagi di kelas. Secara kebetulan, mereka selalu satu kelas sejak kelas.1. Dan selama mereka selalu sekelas, Changmin pasti akan selalu menyapa Kyuhyun meski tidak pernah dibalas oleh Kyuhyun. Jangankan Kyuhyun mengucapkan balasan, melirik kearah Changminpun tidak.

‘Ada juga ternyata anak yang betah tidak bicara selama 3 tahun di SMA. Aku pasti akan membuatmu bicara padaku, Cho Kyuhyun’ Gumam Changmin dalam hati, sambil melihat kearah Kyuhyun yang duduk 3 meja di depannya.

“Changmin-ah …. Pinjam PR, pinjam PR” Seru seorang anak laki-laki berpipi Chubby.

Changmin memutar bola matanya dan kemudian tertawa kecil. “Kau selalu saja seperti ini setiap pagi” Ledek Changmin.

Anak laki-laki itu hanya menyengir dan kemudian menengadahkan tangannya, meminta PR Changmin.

Changmin mengeluarkan sebuah buku dan menyerahkannya pada anak itu. “Xie xie, Changmin” Ujar anak itu semangat.

“Yak~ Henry-ah … Jangan bicara denganku menggunakan bahasa dewa seperti itu. Aku tidak mengerti, babo” Ujar Changmin pura-pura kesal.

“Hehehehe …” Henry yang sudah duduk di kursinya dan sedang menyalin PR Changmin, hanya menyengir dan kemudian kembali asyik menyalin.

“Yak~ Kau menyalin PR tidak menungguku dulu. Curang sekali, kau” Umpat seorang anak laki-laki lain yang baru saja datang dan kini sedang berdiri di depan meja Henry.

Henry mendongakkan kepalanya dan menyengir lagi, sampai-sampai matanya yang sipit itu hanya membentuk segaris saja. “Dui bu qi, Donghai …” Ujarnya.

#Tok~

Donghae mengetok kepala Henry dan Henry meringis kesakitan.

“Jangan menggunakan bahasa mandarin padaku. Aku tidak mengerti, babo. Dan namaku Dongahae bukan Donghai” Ujar Donghae kesal.

Donghae mengeluarkan bukunya dan sedikit menggeser Henry. Dia dan Henry duduk satu kursi. “Aku juga mau mencontek” Ujar Donghae.

“Changmin-ah … Kata Heechul, pulang sekolah nanti ada rapat OSIS” Seorang anak berkacamata duduk di kursi samping kursi Changmin, dan menaruh tasnya di atas meja.

“Oke, Kibumah …” Ujar Changmin.

Kibum memperhatikan Henry dan Donghae. Kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ckckckck … Sebentar lagi sudah ujian, kalian masih saja mencontek PR” Cibir Kibum.

“Sudahlah. Daripada tidak membuat PRkan” Ujar Donghae membela diri. Henry menanggapinya deng anggukan.

Tiba-tiba Kyuhyun bangkit berdiri dan pergi keluar kelas. Changmin, Kibum, Henry, dan Donghae menatapnya dan kemudian saling bertatapan.

“Dia sama sekali tidak bicara kalau tidak penting. Apa mengeluarkan suara itu membayar ya buatnya?” Tanya Henry bingung.

“Kau itu babo sekali. Mana ada orang bicara bayar” Cibir Donghae.

Changmin dan Kibum hanya diam dan tidak ikut mengomentari pembicaraan Henry dan Donghae yang mulai melantur.

Changmin POV~

Aku merasa bingung dengan anak bernama Cho Kyuhyun itu. Selama aku 3 tahun berteman dengannya, maksudku teman satu kelas, dia tidak pernah bicara kalau tidak perlu. Kok dia kuat ya jarang bicara seperti itu? Ekspresinya juga selalu datar. Apa dia tidak tahu caranya berekspresi, ya?

Tapi aku pernah melihatnya tertawa satu kali. Saat itu aku sedang jalan-jalan sendiri ke mall untuk mencari kaset game keluaran terbaru. Aku melihat Kyuhyun pergi dengan 2 orang namja yang kelihatan lebih tua darinya. Mereka bertiga tertawa dengan bahagia. Bahkan Kyuhyun banyak bicara dengan mereka berdua.

Saat itu aku kaget sekali. Aku kira dia memang irit berbicara. Tapi buktinya dia bisa se eskpresif itu pada kedua namja yang bersamanya. Yang aku bingung, kenapa dia di sekolah tidak pernah bicara dengan teman ya?

Aku ingin sekali menjadi temannya. Aku ini suka berteman dengan siapa saja. Dan aku ingin semua orang menjadi temanku. Jadi aku juga ingin berteman dengannya. Hanya dia seorang saja yang tidak pernah bicara padaku. Bagimana caranya membuat dia mau bicara padaku, ya?

***

Author POV~

“Ahjussi pulang saja. Anak ahjussi lebih membutuhkanmu daripada aku. Aku tidak apa-apa kok pulang sendiri”

“….”

“Nanti aku yang memberitahukan pada hyungdeul”

“….”

“Percayalah padaku ahjussi. Aku tidak apa-apa, kok”

“….”

“Semoga anak ahjussi cepat sembuh”

“….”

“Nde … Cheonmanaeyo, ahjussi”

“Akhirnya aku bisa pulang sendiri juga” Gumam Kyuhyun saat sambungan telponnya dengan Hong ahjussi terputus.

Selama ini Kyuhyun ingin merasakan pulang menggunakan kendaraan umum seperti teman-temannya. Dia juga ingin bermain dulu sebelum pulang kerumah. Namun karena setiap pulang ia selalu dijemput oleh Hong ahjussi, Kyuhyun tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan itu.

“Aku mau ke game center dulu, ah” Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan riang menuju halte bus.

***

“Changmin-ah … Memang kaset apalagi yang mau kamu cari. Aku sudah lapar, nih”

“Aku juga”

“Tunggu dulu. Ada satu kaset lagi. Dan setelah itu aku traktir kalian bertiga makan”

“Horeeeee …”

Changmin, Kibum, Donghae, dan Ryeowook memang bersahabat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain sepulang sekolah. Mereka bertiga memiliki perbedaan namun perbedaan itulah yang membuat mereka dekat. Changmin yang ceria, Kibum yang pendiam, Henry yang polos, dan Donghae yang playboy. Dari mereka berempat, Kibum dan Changmin termasuk dalam 3 murid tercedas di sekolah. Mereka berdua bersama dengan Kyuhyun menempati posisi murid dengan otak tercerdas dan jenius di sekolah.

“Hei … Itu bukannya si pendiam itu” Tunjuk Dongahae pada satu arah.

“Pendiam siapa?” Tanya Henry.

Changmin, Kibum, dan Henry mengikuti arah tunjukkan tangan Donghae. “Eh … Cho Kyuhyun?” Gumam Changmin.

Mereka berempat terlihat kaget melihat seorang Cho Kyuhyun ada di sebuah game center dan terlihat sangat asyik bermain.

“Dia suka bermain game juga, ya?” Tanya Henry bingung.

Changmin berjalan cepat menuju tempat Kyuhyun. “Hei … Changmin-ah …” Panggil Kibum. Namun Changmin tidak memperdulikannya. Dia terus berjalan menuju Kyuhyun.

“Hei … Kyuhyun-ah” Sapa Changmin.

Kyuhyun menoleh kearah Changmin. Dia hanya melirik sebentar dan kemudian asyik bermain lagi.

“Wow … Kamu bisa sampai level itu? Hebat sekali. Aku saja susah mau sampai ke situ” Puji Changmin kagum.

Kyuhyun hanya mendengus kecil. Ia merasa permainannya terganggu karena kehadiran Changmin. Dan kini Kibum, Donghae, dan Henry juga ikut bergabung dengan Changmin berdiri di belakang Kyuhyun dan melihat permainan Kyuhyun.

‘YOU WIN’

#Plok … Plok … Mereka bertiga -minus Kibum- bertepuk tangan untuk Kyuhyun yang berhasil menyesaikan permain itu.

“Wah hebat”

“Changmin saja tidak bisa”

“Kamu pintar sekali bermainnya”

Puji mereka bertiga dengan sangat semangat.

Kyuhyun tidak memperdulikan teriakan kagum ketiga namja itu. Dia berlalu dari hadapan mereka berempat denga cuek dan agak sedikit kesal karena merasa permainannya terganggu.

#drrrrt …. drrrrt …

“Yeoboseo, hyung”

“….”

“Aku ada di mall”

“….”

“Aku hanya ingin bermain sebentar saja, hyung”

“….”

“Arraseo … Aku tidak akan kemana-mana”

“….”

“Nde hyung”

Salah satu hyungnya menelponnya. Dan setelah sambungan telpon mereka terputus, Kyuhyun memasukkan lagi HPnya ke kantung jas sekolahnya.

Kyuhyun memilih berkeliling mall sendirian dan melihat-lihat game-game yang ada di etalase toko mall tersebut. Kyuhyun sangat suka game. Karena dia tidak punya teman dan hyung-hyungnya juga selalu sibuk dengan pekerjaan dan kuliah mereka, maka dari itu Kyuhyun selalu menghabiskan waktunya dengan belajar dan bermain game. Game di rumahnya cukup lengkap dan setiap game keluaran terbaru pasti akan langsung dibelikan oleh ketiga hyungnya.

Tiba-tiba saja langkah Kyuhyun terhenti ketika melihat 3 orang pria berpakaian serba hitam seperti perampok  berlari kearahnya. Salah satu dari mereka mengacungkan sebilah pisau. Karena Kyuhyun berdiri di depan mereka, pria tersebut menggoyang-gonyangkan pisaunya untuk menyuruh Kyuhyun menyingkir.

Namun bukannya menyingkir, Kyuhyun malah berdiri dan diam terpaku. Di kepalanya terbayang kejadian 12 tahun lalu kembali menhantuinya. Tubuhnya mengang, dan wajahnya memucat seketika.

Hahaha . . . Kesini anak manis . . .

Kyu . . . Lari . . . Palli . . . Jangan diam disitu, Kyu . . .

Eomma . . .

Hahahaha . . . Lihatlah anak manis. Lihat disana . . . Ayahmu sudah mati dan sebentar lagi ibumu akan menyusulnya. Dan setelah itu, kaupun akan mati bersama dengan mereka. Mendekatlah ke ahjussi anak manis. Akan ahjussi buat senyaman dan setidak menyakitkannya kematianmu

Kyuuuu . . . Andwaeeeee . . .  Jebaaaal . . . . Jangan anakku kumohon. Ambil apapun yang kalian mau. Tapi tolong jangan kau sakiti anakku

Eomma . . .

Lari, Kyu . . . Lariiiii . . .

#Jleb . . .

Eomma . . .

Ouw . . . Kau berani juga. Bahkan kau tak menangis melihat eommamu ditusuk? Kau sungguh anak yang kuat dan tabah, yaa bocah manis. Hahahaha . . .

Eomma . . .

K-kyu-u . . . h-hyu-un . . .

“Eom-ma …” Gumam Kyuhyun lirih. Dari matanya keluar cairan bening dan membasahi pipinya yang pucat.

“Minggir …” Teriak pria tersebut.

Kyuhyun seperti tidak mendengar teriakan dari pria-pria tersebut. Semua orang yang melihat kejadian itu hanya diam terpaku tanpa ada yang maju untuk menarik Kyuhyun dari tempat itu.

“Kyuhyun-ah …” Tiba-tiba seseorang menariknya. Namun lengan orang tersebut terkena sedikit sabetan pisau.

Kyuhyun dan orang tersebut jatuh berdua. Melihat darah yang keluar dari lengan orang itu, Kyuhyun semakin pucat.

“Andwae … Andwae …” Rancaunya lemah.

Dan beberapa saat kemudian dia pingsan. “Kyuhyun-ah … Hei … Ireonna …” Pekik orang itu.

“Changmin-ah … Gwenchanayo?” Tiga orang mendekati mereka berdua.

“Kyuhyun-ah … Ireona” Orang yang ternyata Changmin itu, terus mengguncangkan tubuh Kyuhyun yang sudah tergeletak lemah di lantai mall.

“Ayo bawa dia kerumah sakit” Saran Kibum.

Changmin langsung menggendong tubuh kurus Kyuhyun dengan gaya bridal. Tanpa mempedulikan lengannya yang  berdarah, ia berlari membawa Kyuhyun keluar dari mall.

-TBC-

Jeongmal Bogoshipotta – Part.8

MC: Cho Kyuhyun / Shim Changmin / Choi Siwon

OC: Lee Donghae / Kim Kibum / Lee Sungmin / Kim Ryeowook / Lee Hyuk Jae

Mian Kalau kelamaan gak publis ff ini. And kalau part ini kependekan. Ini aku ketik -+ cuma 1 jam. hehehehe …
Mian juga kalau ceritanya gak bagus dan kurang feel.
Semoga kalian masih mau baca dan komen
Gomawo buat yang selalu komen di WP ataupun Twitter. *Bow
Gomawo juga bwt SiDers karena walaupun kalian gak komen, tapi kalian masih baca ffku. *bow

Happy Reading all ^^

***

“Bagaimana? Sudah dapat informasi yang saya minta?”

“Nde sajangnim. Ini laporan yang anda minta”

Siwon mengambil berkas dari sekretarisnya dan membaca tiap lembarnya dengan seksama.

“Benarkah ini semua?” Gumam Siwon tidak percaya.

Sang sekretaris yang masih setia berdiri di hadapan pimpinannya itu, menatap Siwon bingung.

“Apa ada yang salah, tuan?” Tanyanya dengan takut-takut. Takut kalau informasi yang dia peroleh mengecewakan pimpinannya tersebut.

“Tidak. Terima kasih atas informasinya. Kamu boleh kembali ke mejamu” Ujar Siwon.

“Nde, sajangnim” Sekretaris itu membungkukkan badannya dan berjalan keluar dari ruangan Siwon.

Namun sebelum sekretaris itu keluar, Siwon memanggilnya lagi. “Tunggu sebentar, sekrterasi Hwang”

Sekretaris Hwang membalikkan lagi badannya. “Nde sajangnim?”

“Apakah saya ada schedule setelah ini?” Tanya Siwon.

Sekretaris Hwang mengeluarkan catatan kecil yang berisi schedule Siwon selama 1 hari yang selalu ia bawa di kantong jasnya. ”Tidak ada lagi, sajangnim”

“Geureyo. Saya ingin pulang. Bisakah kamu menghandel semua pekerjaan saya?” Tanya Siwon.

Sekretaris Hwang menganggukkan kepalanya. “Nde, sajangnim”

“Kamsahamnida. Kamu bisa kembali sekarang” Ujar Siwon.

Setelah sekretaris Hwang keluar, Siwon kembali membaca laporan tersebut. Itu adalah laporan yang ia minta 1 mingu yanglalu kepada sekretarisnya. Laporan itu berisi informasi tentang Shim Inhwa dan anaknya.  Entah dari mana sekretaris Hwang dapat memperoleh informasi itu. Namun dengan kekuasaan Siwon, semua itu dapat dengan mudah diperoleh tanpa harus menghabiskan banyak waktu.

Siwon POV~

Benarkah yang ada di laporan ini? Benarkah kalau anak itu sebenarnya anakku?  Jadi, selama ini Kyuhyun belum meninggal? Aku harus memastikkannya sendiri dengan mata kepalaku.

Kini aku sedang dalam perjalan pulang kerumah. Aku sudah tak sabar memastikan semuanya. Aku ingin memastikan bahwa dia memang anak kandungku. Bahwa dia adalah saudara kembar dari Changmin.

Selama ini aku memang merasa memiliki sebuah ikatan dengannya. Wajahnya, senyumnya, dan sifatnya yang baik dan ramah mengingatkanku dengan Inhwa. Namun melihat sorot matanya, itu seperti sorot mataku. Setiap melihatnya dan berada di dekatnya, aku juga merasakan sebuah perasaan hangat dan ingin memelukknya. Aku tidak menyangka kalau dia memang puteraku. Anak yang kucari selama ini. Anak yang kukira sudah meninggal bersama dengan Inhwa.

Inhwa … Kalau benar dia anak kita, aku berjanji akan merawatnya dengan baik. Aku akan memberikan semua cinta dan kasih sayangku yang selama ini tidak pernah ia rasakan. Aku akan merawatnyasebagai bentuk penyesalanku dn=an rasa cintaku padamu.

Author POV~

Siwon memasukki halaman rumahnya. Dia memarkirkan mobilnya di depan pintu rumahnya. Siwon segera berlari masuk keadalm rumah. Saat ia masuk, ia disambut bungkukkan badan dari semua pegawainya.

“Appa …” Sapa Changmin sambil membungkukkan badannya.

Siwon segera menghampiri Changmin.

“Kenapa appa sudah pulang jam segini?” Tanya Changmin bingung.

Siwon meraih pundak Changmin. “Di mana dia?” Tanya Siwon cepat.

Changmin mengrenyitkan dahinya. “Dia siapa maksud appa?” Tanya Changmin bingung.

“Kyuhyun … Cho … Aah~ maksud appa, Shim Kyuhyun sahabatmu itu” Ujar Siwon.

Changmin semakin bingung. Tumben appanya menanyakan keberadaan Kyuhyun padanya. “Dia ada di rumahnya, appa. Memang ada apa?”

Siwon tidak menjawab pertanyaan Changmin. Dia berlari keluar rumah dan menuju ke rumah Kyuhyun yang ada di dekat kebun belakang rumah keluarga Cho. Changmin mengikuti Siwon dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

‘Ada apa appa mencari Kyuhyun? Apa yang ingin appa perbuat padanya?’ Pikir Changmin dalam hati.

Tok … Tok … Tok …

Siwon mengetuk pintu rumah kecil itu dengan tidak sabar. Pintunya segera terbuka. Donghae keluar dengan wajah bingung. Tumben sekali Siwon datang kerumah pegawainya.

“Sajangnim” Sapa Donghae sambil membungkukkan badannya tanda hormat.

“Aku ingin bertemu dengan dongsaengmu. Di mana dia?” Tanya Siwon.

Donghae menaikkan satu alisnya. “Dongsaeng saya? Maksud anda Kibum atau Kyuhyun?” Tanya Donghae balik dengan penuh rasa hormat.

“Kyuhyun” Jawab Siwon singkat dan tidak sabar.

Changmin yang berdiri di belakang Siwon, semakin bingung dan  khawatir dengan kelakuan appanya yang sangat aneh itu.

“Kyuhyun? Dia ada di kamarnya Sajangnim. Apa anda ingin bertemu dengannya? Akan saya panggilkan. Silahkan masuk dulu, sajangmin, tuan muda” Ujar Donghae mempersilahkan Siwon dan Changmin masuk.

Siwon dan Changmin masuk kedalam rumah itu. “Tunjukkan saja kamarnya” Ujar Siwon.

Donghae dan Changmin semakin bingung dengan sikap SIwon. Namun mereka tidak ada yang berani bertanya. Donghae mengajak Siwon ke kamar Kyuhyun. “Mari ikut saya”

Namun baru beberapa langkah mereka berjalan menuju kamar Kyuhyun, tiba-tiba terdengar teriakan dari Kibum. “Donghae hyuuuuuung …” Teriakan Kibum berasal dari arah kamar Kyuhyun.

Siwon, Donghae, dan Changmin bergegas menuju kamar Kyuhyun. “Omo …” Pekik Donghae saat mereka sampai di ambang pintu kamar Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah … Ireona saeng …” Ujar Kibum cemas sambil terus mengguncangkan tubuh Kyuhyun yang berada di pelukkannya.

Kyuhyun pingsan. Wajahnya nampak sangat pucat, nafas tersengal-sengal, dan banyak darah keluar dari hidung dan mulutnya.

“Kenapa Kyuhyun bisa seperti ini, Kibum-ah?” Tanya Donghae yang matanya sudah berkaca-kaca karena menangis melihat kondisi dongsaengnya seperti ini.

Kibumpun tidak berbeda dengan Donghae. Dia menangis sambil memeluk tubuh lemah Kyuhyun. “Mollayo, hyung. Tadi saat aku lewat depan kamarnya, aku mendengar dia terbatuk-batuk. Aku mengetuk pintu namun tidak ada jawaban darinya. Pintu kamarnya terkunci dan aku mendobraknya. Dan saat kubuka, kulihat dia sudah seperti ini” Ujar Kibum.

Siwon yang semula mematung di depan kamar Kyuhyun, akhirnya bergerak dan berlutut di samping tubuh Kyuhyun yang ada di dalam dekapan Kibum. “Kyu-ya … Ireona. Ireona, jagi. Ini appa. Jangan buat appa dan hyungdeulmu khawatir” Ujar Siwon sambil terisak dan menggenggam tangan Kyuhyun yang dingin dan lemah.

Changmin, Kibum, dan Donghae menatap bingung ke arah Siwon. Mereka tidak mengerti dengan ucapan Siwon tadi. Siwon mengaku sebagai ayah Kyuhyun. Ada apa ini sebenarnya? Pikir mereka bertiga.

“Kita harus membawa Kyuhyun segera ke rumah sakit” Ujar Changmin yang masih berdiri di belakang Donghae.

Siwon mengambil alih tubuh Kyuhyun dari Kibum. Ia segera menggendong tubuh Kyuhyun dan membawanya keluar dari rumah dengan tergesah-gesah.

….

Donghae menyetir mobil Siwon menuju rumah sakit. Kibum duduk di samping Donghae sambil menoleh kebelakang melihat kondisi Kyuhyun yang kritis.

Siwon menopang tubuh Kyuhyun di bahunya sambil mendekap erat tubuh Kyuhyun yang ia yakini adalah anak kandungnya. Changmin duduk di samping Siwon sambil menatap Siwon bingung. Namun melihat keadaan Siwon yang sangat panic dan shock, Changmin tidak berani bertanya pada appanya.

“Bertahanlah, Kyu. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit” Bisik Siwon di telinga Kyuhyun. Air matanya tidak berhenti mengalir dari kedua ujung matanya membasahi pipinya.

Changmin mengelus kepala Kyuhyun. Ia ingat kalau Kyuhyun bilang dia suka dengan sentuhan tangan Changmin di kepalanya karena itu membuat dirinya nyaman. ‘Bertahanlah, Kyu’ Bisik Changmin dalam hati.

….

Changmin POV~

Aku, Appa, Donghae hyung, dan Kibum hyung kini sedang berada di depan ruang UGD. Kyuhyun sedang diperiksa di dalam sana. Aku bingung sikap appa tadi. Tiba-tiba appa pulang, padahal ini belum jam pulang kantornya. Sampai di rumah dia juga langsung mencari Kyuhyun. Appa juga terlihat sangat khawatir dengan Kyuhyun. Padahal awalnya aku kira dia tidak suka dengan Kyuhyun. Dan appa tadi juga bilang kalau dia appanya Kyuhyun. Apa itu benar?.

#Kriet …

Pintu ruang UGD terbuka dan serorang uisa yang tadi memeriksa Kyuhyun keluar. Wajahnya menyiratkan sebuah kecemasan. Aku takut kalau kabar yang akan dia sampaikan adalah kabar buruk.

“Bagaimana kondisi anak saya, uisa?” Appa paling dulu menghampiri uisa itu. Dia menyebut Kyuhyun adalah anaknya. Apa benar Kyuhyun anak appa? Kalau benar, berarti dia dan aku bersaudara.

“Kondisinya sangat menghawatirkan. Dia kritis dan saya baru saja memeriksanya. Sepertinya ada yang tidak beres dengan paru-parunya. Namun saya belum bisa mengatakan penyakitnya” Ujar uisa itu dengan suara berat yang menyiratkan kekhawatiran.

Mwo? Kyuhyun kritis? Kenapa bisa? Ada apa dengan dirinya sebenarnya?

Kulihat Donghae hyung dan Kibum hyung membelalakkan mata mereka karena kaget. Air mata mereka kembali mengalir deras. Appa lebih menghawatirkan lagi. Tubuhnya tiba-tiba limbung. Dan aku segera menangkapnya. Tatapan mata appa kosong. Dia menangis sambil menggelengkan kepalanya.

“Tidak mungkin. Tidak mungkin dia kritis. Aku baru saja menemukannya. Menemukan anakku. Kenapa ini bisa terjadi?” Gumam appa.

Aku memeluk appa dan air mataku yang sedari tadi kutahan mengalir bebas membasahi kedua pipiku.

Kyuhyun-ah … Apa yang terjadi padamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa sampai seperti ini? Benarkah kita bersaudara? Kenapa kamu malah membuatku menangis di saat aku seharusnya senang dengan kenyataan kalau kita bersaudara.

Kyuhyun-ah … semoga kamu baik-baik saja. Cepatlah sadar. Masih banyak yang ingin kupelajari darimu. Sifat tegarmu, semangatmu, dan kebaikkanmu. Cepatlah sadar saudaraku.

Tuhan … jagan ambil dia sekarang. Kumohon sembuhkanlah dia dari penyakit apapun yang kini bersarang di tubuhnya. Aku baru saja tahu kalau dia saudaraku. Berikanlah kami kesempatan untuk bersama-sama, Tuhan. Biarkanlah kami merasakan kebahagiaan sebagai keluarga. Aku mohon Tuhan.

-TBC-