Main Cast : Cho Kyuhyun
Cho Ryushin
Other Cast : Choi Siwon
Choi Taehyun
Genre : Sad
Brothership
Family
Length : Oneshoot
Summary : This FF Dedicated to Kyuhyun’s birthday. Saengil Chukae ‘MY LOVELY OPPA’ \^0^/
V^V^V^V
Author POV~
Seorang namja berjas hitam, berdiri di hadapan sebuah makam. Makam yang masih basah dan masih bertanah merah. Makam yang masih bertaburan dengan bunga-bunga segar. Makam yang bernisankan
RIP
CHO RYUSHIN
25-01-1994
03-02-2012
Namja berjas hitam itu masih saja berdiri meski semua pelayat sudah pergi beberapa jam yang lalu. Ia hanya diam menatap makam itu dengan tatapan kosong. Meski langit sudah menghitam dan mengeluargan gelegar petir yang begitu menakutkan, ia tidak berniat sama sekali untuk beranjak dari tempat itu.
Di tangan kanannya, dia menggeggam secarik surat yang sudah lusuh dan basah karena air matanya yang turun setiap membaca setiap kata-kata yang tertulis di sana. Dan di tangan kirinya, sekotak kado ia pegang dengan erat. Kado berisikan sebuah hadiah dari orang yang tubuhnya sudah terkubur di dalam sana. Kado terakhir yang diberikan orang itu sebelum ia menghebuskan napas terakhirnya. Dan kado yang pasti akan meninggalkan banyak kenangan untuk namja berjas hitam itu. Meski untuk orang biasa, kado itu bukanlah hadiah yang istimewa. Tapi untuknya, ini sangat lah berharga di bandingkan kado mahal lainnya.
Untuk kesekian kalinya, tangan kanannya terangkat dan ia membaca beberapa baris kalimat pada kertas itu. Hurufnya sudah mulai tidak terlihat jelas karena luntur. Namun ia masih membacanya meski ia sudah hafal dengan isi tulisan itu.
Kyuhyun POV~
Tes… Tes… Tes…
Untuk kesekian kalinya, air mataku turun membasahi pipiku dan kertas yang kugenggam ini. Aku tidak peduli jika kertas ini sudah rusak karena genggamanku dan air mataku. Aku ingin terus membacanya. Membaca tulisannya sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya.
Aku merasa akulah orang paling bodoh di dunia ini. Aku sudah menyia-nyiakan dongsaengku sendiri. Dongsaeng yang sudah appa dan eomma titipkan padaku sebelum mereka meninggal. Dongsaeng yang harusnya ku jaga dan ku lindungi.
Tapi aku malah mebencinya. Aku malah tidak mengharapkan kehadirannya. Aku terus mengutukinya. Aku selalu menyalahkan semua perbuatannya, entah itu memang salah atau. Aku benar-benar tidak pernah mengganggapnya ada.
Padahal selama ini dia selalu baik padaku, ia selalu mengerti aku, ia juga yang selalu tersenyum padaku. Ia akan tetap tersenyum meski aku memarahinya. Ia yang akan dengan mudah mengatakan memaafkanku meski kesalahanku padanya sudah sangat besar.
Aku ingin diberikan kesempatan sekali lagi untuk bisa membahagiakannya. Membahagiakan dongsaengku satu-satunya. Satu-satunya keluarga yang kumiliki di dunia ini. Aku ingin sekali memperbaiki semua kesalahku selama ini terhadapnya.
Tapi itu tidak mungkin. Tuhan menyayanginya jauh daripada ku. Tuhan sudah membawanya ke tempat jauh yang lebih damai, lebih indah, dan tempat di mana appa dan eomma berada.
V^V^V^V
Taehyun POV~
Sudah hamper 2 jam aku berada di sini. Menunggu dari jauh, orang yang aku cintai itu beranjak dari makam Ryushin. Namun sepertinya ia tidak akan beranjak sampai kapanpun. Langit sudah gelap, sebentar lagi hujan. Aku harus mengajaknya pulang, tapi suara hatiku yang lain mengatakan aku harus menunggunya sampai ia beranjak sendiri dari tempat itu.
Aku tahu dia pasti merasa sangat sedih. Dia juga pasti sedang merutuki diri atas semua kesalahannya selama Ryushin hidup. Tapi aku ingin ia tidak terpuruk terus. Aku ingin ia bangkit. Aku ingin ia kembali bersemangat dan penuh ambisi seperti dulu. Dia yang ambisius dan perfectionist lebih baik daripada dirinya yang kosong dan seperti mayat hidup.
“Aku mohon, jaga hyungku untukku. Jangan biarkan ia terpuruk. Jangan biarkan ia bersedih. Jangan biarkan ia sendiri. Hanya kau dan Siwon hyung yang ia miliki saat ini. Kalian harus menjaganya. Karena ia hyung terbaikku. Dan hanya ini permintaan terakhirku. Berjanjilah padaku, Taehyun”
Aku berjanji pada Ryushin dan aku akan menepatinya. Karena aku juga tidak ingin Kyuhyun oppa seperti sekarang. Aku tidak bisa melihat namja yang kucintai selama ini terpuruk sampai seperti ini.
V^V^V^V
Siwon POV~
Aku sedih melihat orang yang sudah ku anggap seperti dongsaeng kandungku sendiri harus terpuruk dalam kesedihan dan penyesalannya seperti ini.
Aku yang sedang menyetir mobil, kembali dari pemakaman Ryushin, sesekali meliriknya yang duduk di belakangku melalui kaca. Dia terlihat seperti mayat hidup. Matanya sama sekali tidak ada pancaran kehidupan. Dia benar-benar pucat.
Aku melirik ke sampingku. Dongsaengku, Taehyun pun kini sedang menatapku dengan tatapan sedih. Aku tahu, ia pasti sedih melihat namja yang ia cintai seperti saat ini. Dia pasti ingin membantu Kyuhyun bangkit meski itu adalah hal tersulit.
“Hyung, aku mohon jaga Kyuhyun hyung. Aku tidak mau ia bersedih dan menyesali diri. Katakan padanya aku tidak pernah menyalahkannya. Aku sangat menyayanginya. Dan aku tidak ingin dia selalu bersedih”
Ryushin, kumohon bantu kami. Bantu kami menyadarkan hyungmu. Aku tahu kau masih bisa mendengar kami. Kau belum pergi terlalu jauh. Karena kau pasti tidak akan bisa meninggalkan Kyuhyun yang seperti saat ini. Tolong bantu kami mengangkatnya dari kesedihannya dan rasa bersalahnya. Kumohon, Ryu.
V^V^V^V
Kyuhyun POV~
Aku telusuri setiap sudut kamarnya yang masih sama seperti saat dia masih ada. Kasurnya yang masih pada tempatnya, bad cover kesukaanya yang berwarna putih bersih, kumpulan kaset game nya yang masih tertata rapi, laptop putihnya yang masih terletak di atas kasurnya, komik-komiknya yang masih rapi di rak masing-masing, dan wanginya pun masih sama seperti saat ia menempatinya terakhir kali. Bahkan aku masih bisa merasakan kehadiraanya di sekitarku.
Aku duduk di atas kasurnya. Kuraih frame foto yang terletak di nakas, samping tempat tidurnya. Dia tersenyum dengan tulus. Senyum sama dengan senyum yang selalu ia tunjukkan padaku saat aku memarahinya.
Tes… Tes… Tes…
“Aaaaaaaa… Huaaaaaaaa… Hiks….. Ryuuuuu…. Yaaaa… Haaaaa” Aku tidak bisa lagi menanhan raungaku yang ku tahan sedari di pemakaman tadi.
Aku meraung-raung sambil memeluk fotonya dan tidur di atas kasunya.
‘Mianhae, Ryu. Mianhae …’
V^V^V^V
Ryushin POV~
Aku memang sudah mati. Jasadku sudah dikubur di dalam tanah. Dan roh ku sudah pergi meninggalkan tubuhku. Tapi aku masih belum bisa pergi meninggalkan dunia ini. Aku masih belum bisa pergi meninggalkan hyungku yang menyedihkan seperti ini.
Aku merasa gagal sebagai dongsaeng. Saat aku hidup aku selalu membuatnya kesal. Dan saat aku sudah meninggal, aku menjadi beban untuknya.
“Hyung, kumohon jangan seperti ini. Aku mohon kembalilah menjadi Cho Kyuhyun yang biasanya, hyung. Aku sedih melihatmu seperti ini. Ku mohon bangkitlah hyung”
Kyuhyun POV~
Aku masih terisak, tapi tidak meraung seperti tadi. Disela-sela isak tangisku, aku merasa kehadirannya. Aku juga merasa aku mendengar bisikan suaranya.
Ryu… hyung tahu kau ada di sini sekarang. Hyung mohon tetaplah di sini meski aku tak bisa melihatmu lagi. Jangan tinggalkan, hyung. Hyung masih ingin merasakan kehadiranmu, Ryu. Hyung menyayangimu. Jangan tinggalkan aku lagi.
V^V^V^V
Flashback~
Author POV~
Kyuhyun, sedang duduk di balik meja kantornya. Tangan kanannya menggenggap sebuah map berisi surat kontrak kerja dengan kliennya. Matanya yang berbingaki kaca mata hitam, tak lepas meneliti tulisan demi tulisan yang tercetak di sana.
Drrrt… drrrrt…
“Ck~” Dia berdecak kesal saat kesibukannya diganggu.
Tanpa melihat siapa yang menelponya, ia langsung menjawab panggilan itu. Namun matanya belum lepas dari map tersebut.
“Yeoboseyo” Ujarnya dingin.
‘Hyung’
Mendengar suara sang penelpon ia langsung menaruh mapnya. Wajahnya yang tadi serius mendadak mengeras dan urat-urat kekesalannya Nampak jelas di sudut-sudut dahinya.
“Mau apa kau?” Tanya Kyuhyun dingin dan tajam.
‘Hyung, aku menunggumu di taman kantormu. Minggu depan kan ulang tahunmu, ada yang ingin …” Belum selesai Ryushin berbicara, Kyuhyun langsung memutuskan sambungan telpon mereka dan segera mematikan hand phone nya.
“Ck~ mengganggu saja” Decaknya kesal.
Dia kembali berusaha konsenterasi pada kertas-kertas nya yang menunggu untuk ia tanda tangani.
……
Jam menunjukkan pukul 22.00 dan Kyuhyun baru saja sampai di rumahnya. Ia tinggal berempat dengan Siwon sahabatnya sejak kecil, Taehyun dongsaeng Siwon, dan Ryushin dongsaeng kandungnya sendiri. Orang tua Siwon dan Taehyun berada di luar negeri untuk bisnis mereka. Sedangkan orang tua Kyuhyun dan Ryushin sudah meninggal sejak 6 tahun lalu karena kecelakaan.
“Oppa, kau baru pulang?” Sapa Taehyun yang belum tidur karena menunggu Kyuhyun pulang”
“Hmmmm” Ucap Kyuhyun singkat dan langsung menuju kamarnya tanpa peduli pada Taehyun dan Siwon yang baru keluar dari kamarnya.
“Mana Ryushin?” Tanya Siwon.
Kyuhyun menghentikan langkahnya sebentar “Mana ku tahu” Jawabnya singkat.
Saat ia akan membuka pintu kamarnya, Siwon langsung meraih tangan Kyuhyun. Dan tatapan matanya yang selama ini lembut dan hangat berubah menjadi menakutkan dan penuh emosi.
“Bagaimana aku bisa tidak tahu? Dia tadi ke kantor untuk menemuimu. Sampai sore ia tidak mau pulang karena ingin menunggumu. Dan Kau bilang kau tidak tahu? Apa jangan-jangan kau tidak menemuinya di taman?” Tanya Siwon sakrastik dan menatap tajam Kyuhyun.
Kyuhyun menghepaskan kasar tangan Siwon. “Itu bukan urusanku. Aku lelah, hyung. Nanti juga dia akan pulang dengan sendirinya. Tidak usah terlalu mencemaskannya, ia sudah dewasa” Ujar Kyuhyun dingin.
Plak….
“Kau jahat, oppa. Dia menunggumu sejak siang tadi. Dan kau tidak peduli dengannya. Kau dengan dingin mengatakan hal-hal tadi. Tidak ingatkah kau akan kondisi dongsaengmu sendiri. Aku benci kau oppa. Aku membecimu …” Setelah meneriaki Kyuhyun dengan menahan air matanya, Taehyun berlari mengambil jaket dan kunci mobilnya di kamar dan keluar lagi.
“Kau mau kemana, Tae-ya?” Tanya Siwon saat melihat dongsaengnya melaluinya dan Kyuhyun begitu saja menuju pintu.
“Membawa Ryushin pulang. Aku takut ia kenapa-napa” Jawab Taehyun singkat.
“Aku ikut” Siwon dan Taehyun meningglkan Kyuhyun yang diam mematung di depan pintu kamarnya.
Siwon berhenti sebentar sebelum keluar dari rumah, “Kalau sampai dia kenapa-napa, aku harap kau tidak menyesali perbuatanmu. Kau tahu? Kau adalah orang terbrengsek yang pernah kutemui. Kau sama sekali tidak memiliki hati. Bahkan untuk dongsaengmu sendiri” Setelah itu ia keluar menyusul Taehyun.
…..
1 jam menuju kantor Siwon dan Kyuhyun. Setelah sampai di parkiran, Taehyun segera keluar dari mobil oppanya. Siwon mengambil kunci mobilnya dan menutup pintunya. Kemudian berlari mengejar Taehyun.
“Ryushin-aaaaah…” Mendengar teriakan Taehyun dari arah taman kantor, Siwon semakin mempercepat larinya.
“Omo~” Ia tesentak kaget saat melihat Taehyun sedang menangis sambil memeluk Ryushin yang sudah tidak sadarkan diri di pelukannya.
Siwon segera mengangkat tubuh lemah Ryushin. Ia menatap nanar Ryushin yang tubuhnya mendingin dan sangat pucat di gendongannya. Ia segera berlari membawa Ryushin ke mobilnya, di ikuti Taehyun yang berlari sambil menghapus air matanya.
V^V^V^V
Kyuhyun POV~
“Itu bukan urusanku. Aku lelah, hyung. Nanti juga dia akan pulang dengan sendirinya. Tidak usah terlalu mencemaskannya, ia sudah dewasa”
“Kau jahat, oppa. Dia menunggumu sejak siang tadi. Dan kau tidak peduli dengannya. Kau dengan dingin mengatakan hal-hal tadi. Tidak ingatkah kau akan kondisi dongsaengmu sendiri. Aku benci kau oppa. Aku membecimu …”
“Kalau sampai dia kenapa-napa, aku harap kau tidak menyesali perbuatanmu. Kau tahu? Kau adalah orang terbrengsek yang pernah kutemui. Kau sama sekali tidak memiliki hati. Bahkan untuk dongsaengmu sendiri”
Aku sadar selama ini aku sudah berbuat buruk padanya. Aku tidak pernah menganggapnya dongsaengku. Itu semua karena sejak ia lahir, ia menjadi perhatian utama appa dan eomma. Karena kondisi jantungnya yang lemah, appa dan eomma selalu menomor satukannya. Aku merasa mereka mulai tidak mengacuhkanku lagi. Aku iri padanya. Aku cemburu karena ia begitu diperhatikan. Sampai appa dan eomma meninggal kecelakaan itu juga karena mau mengantarnya ke rumah sakit.
Aku selalu berpikir, kenapa ia tidak mati saja saat lahir. Kenapa harus dia? Aku rela menggantikannya asal aku juga mendapat perhatian sepertinya. Kenapa juga dia tidak mati saat kecelakaan itu? Kenapa harus kedua orang tua ku?
Tapi kata-kata Taehyun dan Siwon hyung tadi membuatku terhenyak. Ternyata aku terlalu kekanakan. Aku juga terlalu jahat. Sebagai hyung seharusnya aku tidak bersikap seperti itu padanya. Aku harusnya menjaganya menggantikan appa dan eommaku.
“Kyu, jagalah dongsaengmu kalau appa dan eomma sudah tidak bisa lagi menjaganya. Kau hyungnya satu-satunya. Kau harus bisa menjaganya dengan baik. Jangan sakiti hatinya. Appa dan eomma yakin kau bisa menyayanginya seperti kami. Berjanjilah pada appa, Kyu”
Aku kembali teringat akan ucapan appa 6 tahun yang lalu, sebelum ia kecelakaan bersama eomma dan meninggal. Aku sudah melupakan janji itu dan sudah melanggarnya. Aku merasa sangat bersalah pada appa dan eomma karena selama ini aku tidak bisa menjaga dongsaengku sendiri.
Drrrt… Drrrt… Drrrt…
“Yeoboseyo” Jawabku dengan suara lirih.
‘Oppa… cepat ke RS Kwanghee. Ryushin … Ryushin… Koma. Hiks… Hiks…’
Trak~
HP ku meluncur jatuh ke lantai. Seketika aku tidak bisa memikirkan apa-apa. Semua terasa ambigu bagiku. Aku tidak percaya dengan apa yang Taehyun katakan.
“Ryu-ya…”
Tes… Tes…
…..
Author POV~
Kyuhyun berlari menyusuri koridor Rumah Sakit. Keringat mengucur bebas dari keningnya. Dadanya berdetak 10x lebih cepat dari biasanya. Perasaan panik menyelingkupinya. Ia ingin cepat menemukan ruang ICU yang tadi ditunjukkan oleh perawat.
“Hyung” Gumam Kyuhyun lirih saat ia menemukan Siwon dan Taehyun sedang duduk di hadapan sebuah pintu yang masih menutup rapat.
Siwon menoleh. Raut wajahnya mengeras dan ia dengan cepat menghampiri Kyuhyun yang masih berdiri kaku di tempatnya.
Buagh~
Sebuah pukulan keras mendarat di pipi kanan Kyuhyun. Tubuhnya oleng menabrak tembok. Darah mengalir kecil dari sudut bibirnya. Namun tidak ada niatannya untuk bangun dari posisinya yang terduduk di lantai. Matanya kosong dengan air mata yang menetes pelan dari sudut matanya.
“Kau puas Cho Kyuhyun? Puas sudah membuat dongsaengmu menderita? Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan. Aku sungguh tidak bisa memahami jalan pikiranmu” Cecar Siwon. Kedua tangannya terkepal di samping tubuhnya. Ia sedang menahan diri untuk memukul lagi namja yang terlihat rapuh di hadapannya.
“Oppa… Hentikan… Hiks…” Bisik Taehyun sambil meraih lengan kekar Siwon.
Taehyun menarik Siwon untuk duduk dan menenangkan pikirannya. Dan ia kemudian menghampiri Kyuhyun yang masih bertahan pada posisinya.
“Oppa. Gwenchanayo?” Tanya Taehyun cemas.
Kyuhyun menatapnya dengan tatapan kosongnya. “Bagaimana keadaannya?” Kyuhyun tidak menjawab pertanyaan Taehyun. Dia malah balik bertanya.
“Dia… Uisa mengatakan ia koma, oppa. Dan tadi kondisinya kembali menurun. Kini uisa sedang menanganinya” Jawab Taehyun lirih.
“Mianhae… Mianhae… Hiks… Hiks…” Gumam Kyuhyun sambil terisak.
Taehyun memeluk Kyuhyun untuk menenangkannya. “Katakan padanya nanti oppa. Katakan kalau kau menyesal dan berikan ia kasih sayangmu yang selama ini kau pendam” Ujar Taehyun sambil terisak kecil.
…..
Sudah 3 hari Ryushin koma. Kyuhyun selalu menjaganya. Bahkan Kyuhyun sama sekali tidak masuk kerja ataupun pulang ke rumah. Ia selalu setia menunggu dongsaengnya itu sadar.
“Tuhan, kumohon sadarkan dongsaengku. Jangan bawa ia pergi sekarang. Aku masih ingin menjaganya. Masih ingin memberikan kebahagiaan yang selama ini tidak bisa kuberikan padanya. Aku ingin meminta maaf padanya. Dan aku ingin mengatakan aku menyayanginya. Kumohon sadarkanlah dia dan berikan dia kesehatan. Kumohon, Tuhan” Kyuhyun selalu setia berdoa di samping Ryushin.
Seakan merespon doa Kyuhyun, jari Ryushin sedikit bergerak. Namun Kyuhyun tidak memperhatikannya. Kyuhyun tengah mengusap rambut Ryushin, menyalurkan kasih sayangnya yang selama ini tidak pernah ia berikan pada dongsaeng satu-satunya itu.
….
2 hari kemudian, Ryushin tersadar dari komanya. Kyuhyun sangat bahagia. Ia menangis bahagia sambil memeluk Ryushin. Ryushin tersenyum lemah dan air matanyapun mengalir dari sudut matanya.
“Ryu-ya…. Syukurlah kau sadar. Hyung sangat khawatir padamu. Kenapa kau menutup matamu lama? Hyung kira kau tidak akan membuka matamu lagi. Hiks… jangan tidur lama lagi, Ryu. Hiks…”Rancau Kyuhyun.
“Hyung… Gomawo” Bisik Ryushin lemah.
Kyuhyun melepas pelukannya. “Harusnya hyung yang mengatakan itu, Ryu. Gomawo kau sudah mau bertahan. Mianhae, untuk sikap hyung selama ini” Ujar Kyuhyun sambil tersenyum tulus dan menghapus air matanya.
Ryushin membalas senyuman Kyuhyun. Senyum tulus dan penuh kebahagiaan terpasang di bibir pucatnya.
…..
Kyuhyun hari ini tidak bisa menemani Ryushin. Ia harus melakukan meeting dengan kliennya yang sudah ia tunda dari seminggu yang lalu, karena ia harus menunggui Ryushin. Ryushin memahami itu dan menyemangati Kyuhyun.
Saat ia sudah sendirian, Ryushin menghubungi Siwon. Menanyakan tentang persiapan mereka untuk ulang tahun Kyuhyun besok.
“Hyung. Apa kau sudah membeli kuenya?” Tanya Ryushin.
‘Nde. Hyung sudah memesannya dan nanti sore baru bisa diambil. Apa kau sudah makan?” Tanya Siwon balik.
“Nde aku sudah makan, hyung”
‘Kalau begitu kau istirahatlah. Jangan terlalu kelelahan’
“Nde hyung. Gomawo”
‘Nde, Cheonmanaeyo’
Setelah menutup sambungan telponnya, Ryushin menaruh HPnya di nakas samping kasurnya. Ia tersenyum bahagia membayangkan ekspresi Kyuhyun saat mereka memberikannya kejutan.
Deg… Deg… Deg…
“Argh…” Ryushin memekik tertahan saat ia merasakan sakit di dada kirinya. Seakan ribuan jarum menusuk tajam di jantungnya.
“Kumohon bertahanlah. Jangan sekarang” Bisiknya pada dirinya sendiri.
…..
Sore itu, Siwon dan Taehyun mengunjungi Ryushin. Mereka membawa kue ulang tahun Kyuhyun. Untung saja Kyuhyun belum pulang dari kantor. Siwon sengaja memberinya banyak pekerjaan untuk menahan Kyuhyun di kantor.
Sambil menunggu Kyuhyun, mereka bertiga bersenda gurau. Dan Taehyun menyuapi Ryushin saat ia makan. Siwon juga memberikan obat untuknya setelah ia selesai makan.
Ryushin mengungkapkan rasa bahagianya saat ini karena Kyuhyun sudah berubah terhadapnya. Kyuhyun sudah menerimanya dan menyayanginya. Semua yang selama ini hanya sanggup ia bayangkan, kini benar-benar terjadi.
Siwon pergi sebentar ke cafetaria untuk membeli makanan untuk dirinya dan Taehyun. Saat Ryushin dan Taehyun hanya berdua, Ryushin mengatakan sesuatu pada Taehyun.
“Aku mohon, jaga hyungku untukku. Jangan biarkan ia terpuruk. Jangan biarkan ia bersedih. Jangan biarkan ia sendiri. Hanya kau dan Siwon hyung yang ia miliki saat ini. Kalian harus menjaganya. Karena ia hyung terbaikku. Dan hanya ini permintaan terakhirku. Berjanjilah padaku, Taehyun”
“Apa yang kau katakana, huh? Kau akan sembuh dan kau akan bersama dengan kami terus. Jangan berbicara seolah kau akan mati besok, Ryu. Aku tidak suka itu” Omel Taehyun.
Di dalam hatinya, Taehyun merasakan perasaan cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada Ryushin. Namun ia berusaha meyakinkan dirinya kalau Ryushin akan baik-baik saja.
Ryushin hanya tersenyum menanggapi Taehyun. Taehyun yang tidak tahan menahan air matanya, segera berlari keluar kamar Ryushin. Ryushin hanya menatapnya nanar dengan senyum kecutnya.
Bruk~ Taehyun tanpa sengaja menabrak Siwon. Siwon terpaku kaget melihat dongsaengnya berlari seperti itu dengan air mata yang mengalir deras.
“Yak~ Tae-ya…” Seru Siwon.
Namun ia tidak mengejar Taehyun. Ia malah segera ke kamar Ryushin. Takut-takut jika terjadi sesuatu dengan Ryushin.
“Ryu-ya…. Neo gwenchanayo?” Tanya Siwon cemas.
Ryushin menatap Siwon bingung dan kemudian tersenyum. “Nan gwenchana, hyung”
‘Kenapa Taehyun berlari seperti tadi? Apa kalian bertengkar?” Tanya Siwon.
Ryushin menggeleng pelan. “Hyung, ada yang ingin kukatakan” Ujar Ryushin.
Siwon menatap Ryushin bingung. “Apa yang ingin kau katakan, Ryu?” Tanya Siwon penasaran.
“Hyung, aku mohon jaga Kyuhyun hyung. Aku tidak mau ia bersedih dan menyesali diri. Katakan padanya aku tidak pernah menyalahkannya. Aku sangat menyayanginya. Dan aku tidak ingin dia selalu bersedih” Ujar Ryushin.
Siwon terdiam mencerna kata-kata Ryushin. “Kenapa kau bicara seperti itu, Ryu?” Tanya Siwon cemas.
“Kumohon berjanjilah padaku, hyung” Ryushin tidak menjawab pertanyaan Siwon.
Siwon bingung harus bicara apa. Perasaan cemas berkecamuk di dadanya.
Kriet…
“Hei… Kenapa kalian diam seperti ini?” Tanya Kyuhyun yang baru saja masuk.
Siwon dan Ryushin menoleh ke arahnya.
“Hyung. Akhirnya kau pulang” Ujar Ryushin ceria.
Kyuhyun mempoutkan bibirnya, sebal. “Ini semua karena Siwon hyung yang tega memberikanku banyak pekerjaan. Padahal sudah daritadi hyung mau ke sini, Ryu” Adu Kyuhyun sambil melirik Siwon sebal.
Siwon hanya tersenyum kecil menanggapi kekesalan Kyuhyun. Di dalam hainya, ia masih merasa cemas dengan ucapan Ryushin tadi.
“Mana Taehyun?” Tanya Kyuhyun.
“Dia keluar sebentar, hyung”
“Oh…”
…..
“Ryu. Ini sudah malam. Kenapa kau belum tidur? Jangan tidur terlalu larut, Ryu. Tidak baik untuk kesehatanmu” Nasihat Kyuhyun.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.45, tetapi Ryushin belum juga tidur. Jika Kyuhyun menyuruhnya tidur, Ryushin pasti member banyak alasannya.
“Sebentar lagi, hyung. Tinggal 15 menit lagi” Ujar Ryushin.
Kyuhyun nampaknya tidak mengerti dengan apa yang Ryushin katakan. Ia mengerenyit bingung mendengar ucapan Ryushin.
“Maksudmu?” Tanya Kyuhyun.
Ryushin hanya tersenyum dan kembali mengajak Siwon, Kyuhyun, dan Taehyun mengobrol. Dalam hati Siwon dan Taehyun, mereka merasa cemas. Sehingga mereka sedari tadi hanya menanggapi ucapan Ryushin dengan senyum kecil. Sedangkan Kyuhyun terus menerus bersihkeras untuk menyuruh Ryushin tidur.
Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng…
Lonceng jam rumah sakit berdentang 12 kali. Berarti jam sudah menunjukan pukul 00.00 . Ryushin meberi kode pada Siwon untuk mengeluarkan kue Kyuhyun dari lemari es kecil di bawah nakas yang berada di samping tempat tidurnya.
Taehyun segera menutup mata Kyuhyun, agar Kyuhyun tidak bisa melihat persiapan kejutan mereka untungnya.
“Hei… Kenapa kau menutup mataku, Tae-ya?” Tanya Kyuhyun kaget.
“Tunggu sebentar, oppa”
Setelah lilin dipasang dan dinyalakan, Taehyun membuka kembali tutup mata Kyuhyun. Kyuhyun menatap ketiganya bingung.
“Apa-apaan sih maksud kalian?” Tanyanya bingung.
Ryushin memegang kue Kyuhyun dan menunjukkannya. “Saengil chukae, hyung”
Kyuhyun diam terpaku.ia tidak ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia begitu terharu melihat kue yang ada di hadapannya ini.
“Kalian yang menyiapkan ini?” Tanya lirih karena terharu.
“Ini ide Ryushin” Ujar Siwon.
“Saengil chukahamnida, saengil chukahamnida, saranghaeneun Kyuhyun hyung, saengil chukahamnida” Ryushin menyayikan lagu selamat ulang tahun untuk Kyuhyun.
“Make a wish, hyung” Ujar Ryushin.
Kyuhyun menutup matanya dan mengucapkan beberapa doa dan harapannya. Setelah itu ia membuka matanya dan meniup lilin-lilin yang berbentuk angka ‘24’ sesuai dengan umurnya sekarang.
Siwon mengambil kue dari tangan Ryushin. Dan Kyuhyun segera memeluk erat dongsaengnya itu. “Gomawo, Ryu. Jeongmal gomawo” Bisiknya. Kyuhyun menangis terharu di bahu Ryushin.
“Saengil chukae hyung” Ucap Ryushin lirih.
Ryushin membalas pelukan Kyuhyun. “Semoga hyung selalu bahagia selamanya” Ucap Ryushin lagi.
“Saranghae” Ujar Kyuhyun.
“Nde, nado saranghae, hyung” Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ryushin menutup matanya. Napasnya berhembus panjang dan kemudian terhenti. Pelukaanya mengendur dan ia pergi dari dunia ini meninggalkan semua yang menyayanginya.
“Ryu… Ryu-ya…” Panggil Kyuhyun cemas saat ia sudah tidak merasakan lagi detak jantung dongsaengnya itu.
Kyuhyun mendorong pelan tubuh Ryushin, melepas pelukannya. Matanya membelalak kaget saat melihat Ryushin sudah menutup matanya dan napasnya sudah tidak terasa lagi.
“Jangan bercanda, Ryu. Ryu-ya… jebal… Irreonayo, Ryu…” Pekik Kyuhyun panik.
Siwon dan Taehyun hanya bisa menangis melihat Ryushin yang sudah pergi. Apa yang mereka cemaskan sedari tadi, kini menjadi kenyataan. Ryushin kini sudah pergi meninggalkan mereka.
“Hiks… Ryu-ya… Jebal… Huaaaaaa… Jebaaaal… Irreonayo, Ryu-ya… Hiks…” Tangisan Kyuhyun terdengar begitu pilu. Menambah kesedihan mereka semua atas kepergian Ryushin untuk selamanya.
Flashback end~
V^V^V^V
Saengil chukae, hyung.
Semoga kau sehat selalu,
Semoga kau bahagia selalu,
Semoga apa yang kau perbuat kedepannya akan selalu sukses.
Minhae hyung, kalau selama ini aku selalu menyusahkanmu,
Mianhae hyung, aku selalu membuatmu kesal,
Mianhae hyung, aku selalu mengganggumu,
meski aku tahu kau tidak mengharapkan kehadiranku.
Gomawoyo hyung, kau selalu menjagaku selama ini,
Gomawoyo hyung, untuk semua yang kau perbuat selama ini,
Gomawoyo hyung, untuk semua cintamu.
Aku tahu kalau kau menyayangiku selama ini.
Aku sudah mendengarnya.
Mendengar semua kata-katamu saat aku koma.
Kau tidak salah hyung.
Kau tidak perlu minta maaf padaku.
Aku saat ini sudah bahagia di Surga bersama appa dan eomma.
Kami akan menunggumu di sini.
Hiduplah dengan baik.
Dan, selalu tersenyum.
Untuk appa, untuk eomma, dan untukku, hyung.
Kami menyayangimu.
Jeongmal Saranghamnida, hyung.
Annyeong… ^^
With love,
Cho Ryushin
Your Naughty Brother ^^
-END-